Ditya mengejar Nadine, melewati Wisnu yang terheran-heran karena bahkan sang putera tak meliriknya sedikitpun.
"Nad!" ujar Ditya seraya meraih dan menahan pergelangan tangan kanan Nadine.
"Siapa yang bilang aku ga cinta kamu?" tuntut Ditya.
Nadine diam saja, kedua netranya tetap enggan menatap Ditya.
"Kupikir kamu bisa percaya aku, Nad."
Nadine masih tak mau menanggapi.
"Aku cinta kamu, Nad. Aku minta maaf jika kegelisahanku membuat kamu ragu. Aku hanya takut telah merusak kehidupan seseorang. Dulu dia perempuan baik, lalu berubah sekelam itu. Aku takut akulah penyebabnya, bukan karena aku masih mencintainya atau ingin kembali pada dia."
Nadine mendengus sinis. Sesak semakin dirasakan Ditya.
"Jadi kamu boleh seragu ini padaku sementara aku amat sangat berusaha mempercayai k
