Naia masih menatap kosong pada Rei yang mengeringkan tubuh penuh keringatnya. Otot itu masih melambai memamerkan lekukan yang jauh lebih jelas ketika berkeringat. Ketika ia berjalan, berkedut atau bergerak, Rei terlihat semakin seksi. Naia mulai memikirkan seperti apa rasa otot Rei saat bergerak di atas tubuhnya. 'Ya ampun.' Naia menutup matanya dan menunduk kala sadar jika otaknya memikirkan hal-hal yang menjurus ke arah sana. Ia merasa sangat malu karena pikirannya itu. 'Lagi-lagi aku memikirkan hal kotor. Jiwa jomblo ku memang sudah parah, ' batin Naia merana. Akan tetapi pria yang membuat Naia kehilangan ketenangan justru seperti tidak memperlihatkan wajah dosa sama sekali. Dia memggoda tanpa harus berbuat sesuatu. Hanya dengan duduk di depan Naia dengan wajah dan postur yang tenang

