“Charlotte. Dave kecelakaan.” Charlotte tidak bisa berpikir jernih lagi, ketenangannya sirna seketika. Mendadak, ia jadi begitu merindukan Dave. Padahal kemarin ia sebegitu yakin dan bahagia tanpa keberadaan pria itu di sisinya. Charlotte sangat menikmati kesendiriannya, melakukan hal-hal yang tidak bisa ia lakukan sebelum-sebelumnya. Pergi bersama teman-teman lama, jalan-jalan santai di pagi hari, menikmati makan malam di restoran-restoran terbaik yang belum pernah ia datangi sendiri. Tapi sekarang itu semua seakan tidak ada artinya. Charlotte ingat, ketika sekuat hati ia menolak Dave berulang kali. Ia tidak akan lupa. Saat-saat terakhir di mana ia mencampakkan Dave begitu saja. Air mata pria itu.... Iya, air mata yang sebelumnya tak pernah ditunjukka

