Aku tidak bisa mengenyahkan pandanganku dari bulu matanya yang kerap bergerak mengikuti pergerakan kedipan matanya. Di bawah sinar matahari yang masuk melalui jendela, sepasang bola mata hazel itu semakin memancarkan kecantikannya yang membuatku menahan napas tanpa sadar. Ibuku banyak bercerita tentang sosok gadis di hadapanku ini, Charlotte Jackeens, si pekerja keras yang cantik. Hanya saja, aku tidak menyangka kalau pesona gadis ini justru melebihi apa yang diceritakan Ibu. Sepertinya menerima tawaran Ibu bekerja di perusahaan tidak akan membosankan seperti yang aku pikir. Gadis itu menautkan kedua alisnya, sembari menunjukkan ekspresi tidak sukanya padaku saat aku memanggilnya ‘Charly’. Dandanan ala wanita karier yang ia poles ke wajahnya itu, ber

