Mayor Sinatra terus mendampingi Desiane di sebuah rumah sakit kecil. Seluruh wajahnya membengkak dan ia belum bisa membuka kelopak matanya.
Desiane telah di bersihkan, beberapa titik di tubuhnya terdapat pembengkakan kulit yang mengeras akibat sengatan yang mengandung racun.
Dari bibirnya terdengar erangan dan desisan di sela-sela ia menghirup napas melalui mulutnya. Setelah di beri salep anti nyeri dan anti gatal, erangannya mereda. Tapi air matanya terus menetes.
Seorang Perawat menghampiri Mayor Sinatra, memintanya untuk datang ke ruang keperawatan, di mana seorang Dokter sedang menunggunya.
Mayor Sinatra menghadap Dokter berusia lima puluhan, berwajah serius dengan kontur wajah tegas. Dokter tersebut mempersilakan Mayor untuk duduk di kursi pasien di depannya.
"Mayor, apa kabar?
