Papi

1566 Words

Hatsuka berdiri di depan pintu yang telah tertutup. Dia tidak ingin menginterupsi pertemuan Isabel dengan ayahnya. Mahisa yang tadinya ingin ke kamar mandi, terpincang-pincang memakai tongkat kruk, memundurkan diri dan menghempaskan tubuhnya di kursi berbantal tebal dan empuk. Tangan satunya membenahi selang infus yang sempat melilit pada tiangnya. Dia merasa kebingungan kehadiran tamu tidak diundang dan tidak dikenalnya yang wajahnya nyaris sama dengan dirinya. Kedua bola matanya menatap Isabel setelah duduk dengan nyaman dan satu kaki yang terbebat berselonjor ke depannya. "Sini ...." Ujar Mahisa kepada Isabel. Isabel melangkahkan kakinya, dia merasakan ayahnya begitu asing kepadanya. Kesedihan Isabel tampak terlihat jelas. Satu tangan yang terdapat infus menjulur ke depan, m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD