"Putri anda sekarang harus berdansa dengan Pangeran Leardo." Ucap Goliath. "Kenapa?" Tanya Felia "Agar anda lebih mahir lagi." "Kalau aku tidak mau." "Anda tetap harus mau." "Ck, terserah saja. Mau bilang apa pun juga pasti akan tetap sama saja ujungnya." Felia bukannya tidak mau, hanya saja mata milik Leardo sudah menatap tajam dirinya dari tadi. "Baiklah Pangeran dan Putri silahkan." Felia dan Leardo berdiri di tengah dan mulai berdansa. Selama dansa itu Felia sama sekali tidak melihat ke arah mata Leardo dia malah melihat tembok yang ada di belakang Leardo. Ternyata penderitaan tidak hanya sampai di situ, Nenek nya memaksa kalau dia harus berdansa dengan semua saudaranya. Sekarang adalah yang terakhir dan orang itu adalah Nevan. Si pedas. "Mainkan musik nya." Musik mulai mengalu

