5. Permintaan rosalind

2340 Words
Ketika kita tidak mampu untuk memikirkan apa alasan seseorang meninggalkan kita? Seharusnya kita bisa berpikir untuk mencari tahu. Apa masalahnya dan mengapa kau ditinggal pergi? Tentu setiap masalah, tentu ada motik dimana dan mengapa kau ditinggal begitu saja. Alex pov Apa masuk dari ucapan pak tua itu? Sungguh aku bingung entah mengapa ada perasaanku yg tidak menentu. Aku tidak tahu siapa yg aku takutkan jika dia pergi, Tidak. Tidak? Alex, pak tua itu hanya sengaja menakut - nakutimu saja? Jangan mudah percaya begitu saja, memang siapa yg akan pergi darimu? Tidak ada orang yg berharga di dalam kehidupanmu. Dulu mungkin ia? Tapi sekarang? Dia sudah meninggalkanmu, bahkan lebih memilih laki - laki yg lebih kaya dari mu. Memang aku bukan apa - apa dulu, aku masih harus memakai uang papaku tapi sekarang tidak, Semua yg aku miliki itu hasil jeri payahku sendiri, tidak ada yg membantu ku. Aku sendiri yg berjuang dari 0. Lalu pak tua itu, kira aku akan menyesal meninggalkan putrinya? Dia salah besar, jelas - jelas putrinya yg murahan itu yg meninggalkan aku tanpa rasa kasihan padaku. ★★★ Deni telah sampai di hospital tempat dimana putrinya rosalind dirawat. Di tangannya ada sebuah amplop besar yg berisi uang untuk pengobatan putrinya. "Den? Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan uang pinjaman itu?" Tanya sekar cepat. "Sudah Sekar, ini uangnya. Tapi? kau harus tahu jika uang ini aku dapat dari mantan kekasih putri kita. Rsalind? Kau tahu dia sudah sangat berubah? Dia berubah seperti seorang iblis," kata deni membuat sekar tersentak kaget. Karna bagaimana bisa suaminya bertemu alex, Pria yg masih sangat dicintai oleh putrinya. Bahkan disaat usia putrinya hanya tinggal menunggu waktu saja. Antara hidup dan matinya, Rosalind yg dikira alex adalah wanitaa murahann. Sebenarnya alex salah besar, selama 5 tahun ini rosalind menutup hatinya untuk semua pria. Bahkan ada yg berminat melamarnya, tapi di tolak rosalind secara halus, Alasannya hanya satu dia hanya mencintai satu orang? Yaitu. Alexander Kevin Archelaus, sampai dirinya menghembuskan nafas terakhirnya, itulah sumpah matinya. "I...ni? U...ang da...dari A...lex?" Tanya sekar dengan suara bergetar menahan tangis dan dibalas anggukan kepala dari deni. "Apa alex tahu jika uang ini untuk...." "Tidak? Dia tidak tahu," jawab deni cepat. "Kenapa?" Tanya sekar dengan suara serak. "Sekar apa kau tidak mengerti yg aku katakan tadi? Jika alex tidak seperti alex yg dulu? Dia kini berubah menjadi seorang iblis. Sekar," kata deni mengeluarkan rasa kekecewaannya yg sedari tadi berusaha deni tahan, agar dia tidak keceplosan tentang kondisi rosalind di depan alex. Dia tidak mau alex semakin bahagia karna mengetahui jika rosalind tengah sakit keras, Tidak? Deni tidak akan pernah mengatakan itu? Dia tidak ingin jika alex semakin menghinanya bahkan mengutuk putrinya. Yg jelas - jelas tidak memiliki kesalahan apapun, yg mesti disalahkan adalah papanya? Ya, papa alex lah yg bersalah disini bukan rosalind. Bahkan papa alex menentang hubungan alex dengan rosalind hanya karna sebuah status, Ya? Orang tua rosalind sudah tahu mengenali hal itu? Karna rosalind selalu terbuka, Kepada kedua orang tuanya membuat deni dan sekar bahagia memiliki putri sebaik dan penurut seperti rosalind. "Tapi deni? Kau tahu apa impian putri kita selama 5 tahun ini? Yaitu, bertemu kembali dengan alex cinta pertama dari rosalind. Putri kita," ujar sekar membuat deni menatap sekar dengan tatapan bersedih. "Sekar? Untuk apa putri kita bertemu dengan pria iblis itu? Sedangkan iblis itu sudah membenci putri kita. Kau tahu apa panggilan untuk putri kita? Kau ingin tahu hah?" Tanya deni menahan air matanya. "Memang apa panggilan untuk putri kita? Aku yakin panggilan sa...." "Jalang murahan," jawab deni memotong ucapan istrinya. DEG Seakan pendengaran sekar telah tulii mendengar ucapan sang suami, Tidak? Tidak sekar tidak sepenuhnya tulii, tapi sekar sangat jelas mendengar ucapan suaminya. Hati sekar terasa dicubit, bahkan ribuan pisau menusuk tepat di jantungnya jika sekar bisa dia sudah berteriak dan menangis histeris? Tapi tidak? Dia tidak ingin lemah di hadapan putrinya. "Ka...Kau tidak salah bicarakan?" Tanya sekar sekali lagi, dirinya berharap suaminya mengatakan tidak. Tapi keinginan sekar tidak terkabul. "Tidak? Aku tidak akan mungkin berbicara kotor seperti itu? Aku sungguh menyesal pernah memuji pria seperti alex yg ternyata lebih kejam dari seorang iblis," balas deni mengepalkan kedua tangannya menahan amarahnya sendiri. "Hiks? Kenapa nasib kita begitu menyedihkan seperti ini den? Kenapa? Aku tidak akan kuat hiks," isakan tangis sekar membuat deni merasakan apa yg dirasakan oleh istrinya. "Tenangkan dirimu sayang, ini semua demi putri kita? Ingatlah. Dia tengah berjuang untuk hidup dan matinya," kata deni dibalas anggukan sekar. Keduanya pun segera menghapus air matanya sambil mencoba tersenyum, Mereka harus berakting di depan rosalind agar rosalind tidak terlihat curiga pada mereka nanti. "Kau siap sayang?" Tanya deni. "Iya aku siap," balas sekar sambil tersenyum manis kedua nya kembali masuk ke ruang rawat dimana rosalind berada. "Mama? Papa? Kalian kemana saja? Rosalind bosan Ma. Pa. Rosalind ingin pulang," kata rosalind dengan suara lemahnya. Melihat itu sekar berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangisannya. Sungguh malang nasib putrinya itu. "Sayang kau tidak boleh pulang dulu. Karna hari ini kau harus menjalankan perawatan dan cuci darah? Papa ingin kau sembuh sayang," kata deni sambil mengelus puncak kepala rosalind dengan penuh kasih sayang. "Tidak pa? Rosalind gak mau? Rosalind tahu biayanya sangatlah mahal dan rosalind tahu papa gak punya uang sebanyak itu," kata rosalind dengan mata berkaca - kaca saat ini. "Tidak sayang, kau tidak perlu khawatir? Karna papa baru mendapat pinjaman dari bos papa? Jadi kau bisa melakukan pengobatan walau hanya 1x. Setidaknya papa bisa melakukan ini untukmu, walau papa tahu itu tidak akan cukup untuk setiap bulan. Tapi papa janji, papa akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari uang untuk pengobatanmu. Papa janji," kata deni berharap jika ucapannya benar adanya. "Makasih pa. Papa adalah papa terbaik yg pernah rosalind miliki. Aku sayang papa dan mama," ucap rosalind bahagia karna dirinya di karunia oleh orang - orang yg sangat menyayangi dirinya. "Maafkan papa nak? Karna kemiskinan papa hidupmu menderita seperti ini? Andai papa memiliki banyak uang hidupmu tidak akan seperti ini. Putri kecilku. Sungguh papa malu dengan keadaan papa yg miskin ini. Buat mengobati kamu saja papa harus mengemis kepala pria yg tidak memiliki hati, dari pada mencari kebenaran dia justru menilaimu sangat rendah," batin deni merasa sakit hati dengan perlakuan buruk alex. Deni begitu kasihan kepada putri nya yg dianggap seperti wanitaa murahann. Padahal putrinya tidak seperti yg di katakan oleh pria itu "Ayo rosalind kau harus bersiap - siap karna kau akan memulai pengobatan hari ini juga," kata sekar dengan senyuman hangatnya, sambil menatap rosalind dengan binar kebahagian. Membuat rosalind membalas senyuman sekar padanya. Setengah jam kemudian, seorang dokter dan 2 suster masuk keruangan dimana itu merupakan ruang rawat rosalind berada. "Selamat siang nona rosalind? Apa anda sudah siap menjalankan pengobatan ini?" Tanya sang dokter dengan senyuman manis. "Saya sudah siap dok? Dok berapa lama lagi rosalind bisa bernafas di dunia ini?" Tanya rosalind dengan mata berkaca - kaca saat ini. Pertanyaan rosalind membuat hati kedua orang tuanya terasa tercubit, sungguh mereka tidak akan pernah rela jika melihat kematian putrinya di usia semuda itu. Jika mereka bisa? Mereka ingin menggantikan posisi putrinya, sungguh mereka rela asalkan putrinya. Rosalind bisa hidup selama - lamanya hingga di usia tuanya dan bahkan bisa memiliki sebuah keluarga. Sungguh itulah keinginan kedua orang tua rosalind. Entahlah. Entah tuhan akan mengabulkan permintaan mereka atau tidak? Tapi yg jelas mereka sangat mengharapkan hal itu terjadi. Mereka berharap suatu hari tuhan mau mengabulkan permintaan kecil mereka. Sungguh mereka akan sangat bersyukur akan hal itu. ★★★ Sudah seminggu ini. Alex merasakan rasa kebingungan setiap kali dia pergi untuk mengutik apa saja aktivitas rosalind. Tapi anehnya ia tidak melihat rosalind, dia hanya melihat kedua orang tuanya saja. "Kemana wanitaa jalangg itu? Kenapa dia tidak berada dirumah ini? Bahkan melihat batang hidungnya pun tidak?" Tanya alex pada dirinya sendiri, sambil melihat ke arah rumah kecil itu. Rumah dimana keluarga rosalind tinggal. Tatapannya langsung tertuju ke arah sebuah taksi. Terlihat taksi itu berhenti tepat di Rumah kecil itu. Terlihat deni, sekar dan rosalind keluar dari mobil taksi tersebut. Membuat alex sedikit bingung melihat kepulangan ketiga orang itu. "Mereka habis dari mana? Kenapa pulang dengan taksi?" Pikir alex. "Ayo rosalind? Hati - hati sayang," ucap sekar sambil membantu rosalind keluar dari mobil. Terlihat ketiganya memasuki rumah kontrakan itu, Tanpa merasa curiga dengan mobil hitam yg terparkir tak jauh dari rumah mereka. Setelah alex melihat deni, sekar dan rosalind memasuki rumah kontrakan kecil itu, Alex segera turun untuk mengintip kedalam rumah kecil itu. **** "Rosalind boleh papa tau apa keinginan terbesarmu?" Tanya deni sambil memberikan sebuah senyuman termanisnya. "Keinginan rosalind hanya satu pa? Bertemu kembali dengan alex untuk terakhir kalinya, Rosalind berharap ketika rosalind menutup kedua mata rosalind. Hadiah terindah rosalind adalah? Bertemu alex walau hanya 1 menit saja," kata rosalind sambil tersenyum masam. "Apa kau yakin ingin bertemu dengannya? Kau tahukan dia membencimu?" kata deni lagi. "Iya pa? Rosalind tahu alex benci rosalind, tapi suatu hari dia akan mengerti mengapa rosalind meninggalkannya. Papa sudah dengerkan jika umur rosalind tidak akan lama lagi?" Tanya rosalind sambil tersenyum manis walau hatinya tengah menahan sakit. Sungguh dia sempat shock saat melakukan pengobatan itu, Dia sempat merasakan rasa sakit di area perutnya. Bahkan dia tidak sanggup untuk melakukan pengobatan itu, Dan hasil yg baru keluar hari ini sungguh membuat kedua orang tua rosalind serasa ingin mati di tempat. Menurut keterangan dokter kondisi rosalind sudah tidak bisa di anggap remeh lagi Justru kondisi kesehatan rosalind sudah di tahap yg sangat Berbahaya, Hingga hanya air mata yg keluar dari kelopak mata deni dan sekar. Mereka memutuskan akan mengabulkan semua permintaan rosalind sebelum ajar menjemputnya. "Lalu apa yg ingin rosalind minta? Selain bertemu dengan alex?" Tanya sekar, "Tidak ada ma? Hanya itu permintaan rosalind, "balas rosalind cepat. "Rosalind tahu siapa yg meminjamkan uang kepada papa?" Tanya sekar dibalas gelengan kepala dari rosalind pertanda dirinya tidak tahu apa pun," Orang itu adalah Alexander Kevin Archelaus," tambah sekar membuat kedua mata rosalind membulat penuh. "Mama serius? Mama gak bohongkan?" Tanya rosalind dengan rona wajah bahagia meski di dalam hatinya ia sangat tahu. Jika Diri nya dan alex tidak akan pernah bersatu. "Tidak sayang? Mama tidak akan berbohong padamu," ujar sekar sambil menatap wajah bahagia dari putri kecilnya itu. "Berarti alex sudah sukses ya ma? Aku tau alex adalah pria yg hebat? Dia pria yg baik sungguh dia pria pertama dan terakhir untuk rosalind," balas rosalind dengan rona bahagia di wajah pucatnya. "Iya sayang dia sudah sukses, Kau tahu. Dia sekarang adalah pria yg sangat kaya raya, Pria yg sangat sukses di usia mudanya. Sekarang kau puaskan dan satu lagi dia adalah bos dari tempat papamu bekerja," kata sekar menahan rasa sedih melihat kebahagiaan putrinya. Jika saja putrinya tahu jika alex membencinya entah apa yg akan terjadi pada putrinya. Mungkin hati putrinya akan hancur dan semakin rapuh. "Rosalind sudah tidak sabar ma? Rosalind berharap bisa bertemu dengan alex. Sungguh rosalind sangat bahagia, karna kini dia telah menjadi pria yg suk..." BRAAK Suara pintu dibuka dan dibanting kuat ke arah dinding membuat rosalind, sekar dan deni tersentak kaget. Mata mereka membulat melihat siapa yg membuka pintu dengan begitu kasar, Tapi setelah melihat siapa yg membuka pintu itu rosalind yg sempat kaget kini tersenyum manis melihat siapa yg datang. Siapa lagi jika bukan alex yg kini berdiri dengan wajah yg sulit diartikan. Sedangkan kedua orang tua rosalind semakin cemas takut jika alex akan berbuat jahat kepada putrinya. "Alex kau di..." belum sempat rosalind menyelesaikan kata - katanya. Terlebih dahulu ucapan rosalind di potong dengan cepat oleh alex dengan kata - kata yg sangat kasar. "Kenapa? Kau merasa mendapat lotre yg berhadiah seorang pria kaya raya yg bisa kau tipu dengan wajah polosmu itu?Cih. Berbicara dengan wanitaa murahann seperti dirimu itu membuat aku semakin jijik padamu, Dasar jalang murahan kau. Dengarkan ini baik - baik, aku tidak sudi menerima kau kembali. Kau pasti bermimpi ingin kembali padaku setelah kau tahu aku kaya, bukan. Begitukan jalang murahan?" Tanya alex disetiap kata. sambil menunjuk wajah rosalind dengan telunjuk miliknya. Alex tidak tahu jika rosalind terguncang oleh kata - kata dan bentakannya, tapi rosalind mencoba untuk tetap bertahan. Dirinya tetap memasang wajah bahagia meski tubuhnya merasakan rasa sakit, Apa lagi di area perutnya yg mulai bereaksi membuat rosalind harus menahan rasa perih dan sakit nya. "Alex a...aku ha....," "BERHENTI MEMANGGILKU. AKU SANGAT JIJIK BILA NAMAKU SAMPAI DISEBUT OLEH JALANG MURAHAN SEPERTIMU," bentak alex saat rosalind ingin berjalan mendekatinya, Tapi alex Segera mendorong kasar tubuh rosalind hingga tersungkur di bawah lantai ber-karpet itu. "ROSALIND," teriak kedua orang tua rosalind sambil berlari membantu putrinya agar berdiri kembali. "Apa yg kau lakukan pada putriku alex," teriak deni mulai terpancing emosi. Sedangkan alex menyerigai dengan wajah sinisnya, Seakan yg ia lakukan adalah hal yg benar dan tidak ada yg salah. "Aku hanya menjauhkan tubuh jalang ini dari tubuhku? Kau tahu pak tua aku takut tubuhku terkena virus dari jalang ini," kata alex dengan kata - kata pedasnya, membuat deni mengepalkan kedua tangannya bersiap untuk memukul alex. "ALEX KAU....." teriak deni menahan kemarahannya. Tapi dihentikan cepat oleh rosalind. "Papa. Rosalind mohon, papa jangan ikut - ikutan emosi. Biarkan alex menghina rosalind. Rosalind pantas mendapatkannya, asalkan rosalind bisa menatap wajahnya lebih lama lagi," kata rosalind. Tatapannya tidak pernah sekalipun, lepas dari wajah tampan alex yg terlihat semakin tampan di usia matangnya. Inilah impian rosalind? Di sisa hidupnya dirinya ingin melihat wajah alex untuk terakhir kalinya. Dirinya selama ini mencoba melawan penyakitnya demi bertemu dengan Alex untuk terakhir kalinya. Alex yg mendengar semakin menatap benci pada sosok wanita yg berada di depannya ini. "Dasar wanita yg tidak tahu malu, Aku menyesal pernah mencintaimu Cuih," ucap alex meludah tepat di hadapan rosalind. Rosalind hanya bisa menutup kedua mata nya dan kembali membukanya untuk melihat alex. Setelah alex mengucapkan kataa kasarr itu dan sempat meludah kini alex telah keluar dari rumah kecil itu. Tanpa menoleh untuk menatap rosalind yg berdiri mematung menatap kepergiannya. Kepergian alex membuat bulir - bulir kristal menetes hingga kedua mata rosalind memerah. BRUUKKK "ROSALIND," teriak deni dan sekar bersamaan saat melihat tubuh rosalind ambruk tepat didepan mereka berdua. Membuat deni dan sekar tersentak kaget sambil mendekap tubuh kurus rosalind, membuat kedua paru baya itu menahan tangis guna menyembunyikan rasa sedih nya. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD