PROLOG

397 Words
Liputan para artis itu tiba-tiba berganti kearah sebuah mobil sport hitam yang sepertinya pernah kulihat. Seorang pria menawan dengan tuxedo hitam yang kujamin mampu membuat wanita manapun pasti ingin menempel didekatnya keluar dari mobil itu. Para wartawan, reporter bahkan kilatan kamera paparazzi segera menyambut pria itu yang terlihat makin menawan dengan senyumannya. "James, apa benar berita soal pernikahanmu itu?" "James kau menggunkan cincin di jari manismu. Apa itu cincin pernikahanmu?" "James, apa benar kau sudah menikah di pulau pribadimu?" "James...." Para wartawan dan repoter itu seperti menggila seketika. Mereka melemparkan pertanyaan yang sama pada James berulang kali. Oh Tuhan! Aku benar-benar bersyukur tak datang dipesta itu. Aku bisa membayangkan diriku seandainya aku disana. Mungkin aku akan mandi keringat dan bersembunyi dibalik tubuh James dan esok paginya aku mungkin sudah menjadi santapan para teman-teman dikantorku. James mengeluarkan suaranya, dan seketika itu juga suara para wartawan itu menenang. Mereka seperti kucing yang sedang menanti tikus. Diam namun penuh selidik. "Berita itu benar. Aku sudah menikah." James menyunggingkan senyumanannya lalu berlalu meninggalkan para paparazzi yang masih haus akan berita. "Dia seperti apa?" "Siapa nama isterimu?" "Apa dia seorang model atau apakah dia dari kalangan selebritis?" "Apa dia top model itu? Britney?" "Kenapa kau tak mengajaknya malam ini?" James menghentikan langkahnya dan menyunggingkan senyumannya kembali. "Dia bukan dari kalangan selebritis. Dia seorang pengacara yang memilki senyuman sangat menawan dan juga rambut cokelat yang indah. Saat ini dia sedang sibuk, jadi dia tak dapat hadir di pesta ini. Mungki lain kali dia akan datang..." James benar-benar mengakhiri wawancara itu lalu beranjak dan melewati pria-pria yang berdandan seperti FBI itu menuju sebuah pintu besar yang tertutup rapat. "James...... Siapa nama isterimu?" "Apakah ia salah seorang wanita yang pernah dekat denganmu sebelumnya?" "Di kantor pengacara mana ia bekerja?" "Kapan pernikahanmu?" "Mengapa begitu tiba-tiba?" Pertanyaan-pertanyaan itu terus melantun bahkan ketika James sudah benar-benar menghilang didalam ruangan hotel itu. Jantungku berdetak keras. Masih tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Apa James baru saja mengumumkan kalau dia sudah menikah didepan publik?! Didepan seluruh masyarakat London yang sedang menyaksikan acara ini?! Apa dia ingin membunuhku?! Dia mungkin tidak menyebutkan namaku secara langsung, namun paparazzi-paparazzi itu memiliki kemampuan menyelidik yang lebih hebat dari anjing pelacak bahkan dari seorang mata-mata professional sekalipun. Harusnya dia pikir! Memangnya berapa banyak pengacara wanita di London yang berambut cokelat?! "Oh Tuhan! Tamatlah Aku!!!" Aku benar-benar ingin mencekik leher pria itu sekarang juga!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD