“Ayo maju! Biar kutebas tubuhmu yang gembrot itu! Kalian ini jadi anak buah kok g****k, punya bos nggak bisa gerak kok mau!” ujar Rora sambil memutar pedangnya. Ia mendesis kecil, “Wah, gawat. Kalau dia tewas di sini… nanti gimana cara bawa dia? Berat banget…” “SERANG!” teriak si gendut. Rora malah tersenyum santai, memegang erat pedangnya. Tiba-tiba ia menjerit keras, “Kabuurrrr! ADA SI GEMBROT NGAMUKK!” Rora langsung kabur lari kencang. “KEJAR! Jangan biarkan dia lolos!” teriak si gendut. “Siap, bos!” seru anak buahnya, langsung mengejar. Dalam pelarian itu, Rora menoleh sambil cengar-cengir. “Nah kan! GAK BISA LARI! HAHAHA! Gembrot sih! Daaa~ gembrot! Masa kalah sama kancil!” “b******k!!!” Si gendut makin kesal, wajahnya merah padam karena terus diejek. Anak buahnya sudah ja

