Mertua vs suami

1109 Words
Proses revisi. Jangan lupa Vote ya! Jadilah readers yang bijak dan jangan jadi silent readers. **** 6.30 Semua masakan sudah tertata rapi diatas meja. Untung saja, setelah selesai sholat shubuh, aku masih sempat untuk membeli bahan-bahan disekitar komplek yang tidak jauh dari rumah ini. Ada satu ruko yang belum sepenuhnya dibuka, yang kebetulan menjual beberapa sayuran. Pemilik warung itu bernama mbak Sop. Aku sempat bertanya mengapa pagi sekali untuk membuka ruko itu. " Raih kesempatan selagi ada." jawab mbak sop. " Tapi kenapa pagi sekali mbak? " " Lah? Adik sendiri kenapa pagi sekali berbelanja? " " Bahan masakan dikulkas sudah kosong mbak. " " kenapa pagi sekali, karena rezeki nggak tau kapan datang nya kepada kita. " Jawaban dari mbak sop membuat ku terdiam saat itu. Apa yang dikatakan nya benar, baik rezeki maupun kebahagiaan itu sudah ada yang ngatur. Lamunan ku terbuyar ketika melihat Devian turun dengan pakaian lengkap nya. " Aku sudah membuatkan sarapan untuk mu. " timpalku. Devian menghampiri meja makan, dan duduk disalah satu kursi. Aku pikir, dia akan memakan masakan ku, ternyata tidak. Devian hanya meminum teh dan memakan roti. " Kau tidak perlu repot-repot. " tutur Devian disela-sela makannya. " Aku tidak repot. Bahkan aku merasa senang, bisa menjadi istri sesungguhnya, dengan memasak, mencuci bahkan membereskan rumah. " jelas ku agar dia mengerti, bahwa aku benar-benar ada untuknya. " percuma. " timpal Devian. " Maksudnya? " " aku tidak pernah makan dirumah. Jadi kau akan membuang tenaga mu sia-sia. " Setelah berucap seperti itu, Devian melangkah pergi melewati pintu rumah,menandakan bahwa pria itu sudah berangkat kerja. Aku menatap makanan yang belum tersentuh sama sekali diatas meja. Ketika bunyi ponsel berdering membuatku segera mengangkat nya. Mama is calling..... " Hallo, Assalammualaikum Ma. " "Waalaaikumsalam menantu kesayangan Mama. Apa kabar sayang? " tanya wanita yang menjadi mertua ku diseberang sana. " Alhamdulillah baik. Mama sama papa apa kabar? " " Kami berdua baik. Tapi ya, mama sering kepikiran sama Devian. Maklum anak satu-satunya. " ujar mama sambil tertawa. Ya. Devian memang anak satu-satunya dikeluarga Jareda. Dan dia satu-satunya yang bersikap dingin kepada ku. " oh Iya, mama cuma mau bilang, nanti sore papa sama mama mau kerumah mu. Kau pastikan Devian ada dirumah ya sayang. Kau tau, dia pria yang penggila kerja. " Aku tertawa pelan mendengar pernyataan mama barusan. Memang Devian itu sangat totalitas dalam pekerjaan. Bahkan tak jarang, pria itu pulang malam karena lembur. " Insyaallah Ma, nanti Ferisha mencoba memberitahu Devian. " " Yaudah. Mama tidak bisa lama-lama. Kalau begitu mama tutup ya. Assalammualaikum sayang. " " Waalaaikumsalam. " **** Devian JD P P P P P Aku sbk. Ada hal penting.! Butuh beberapa menit untuk menunggu balasan dari Devian. Karena Devian orang yang sangat sibuk dan cuek jika tidak ada hal yang penting untuk dibicarakan. Ktkn Kuharap kau segera pulang, Karena mama dan papa akan berkunjung kerumah. (read) Aku menatap sinis ketika chatingan ku hanya dibaca, padahal dia sedang online. Setelah menutup semua makanan yang ada diatas meja, aku memutuskan untuk duduk ditaman belakang yang berdekatan dengan kolam. Selama tinggal dirumah ini, taman belakang adalah tempat favorite ku untuk meredam bosan ketika sedang sendiri dirumah. Aku sudah berencana untuk bekerja, hanya tunggu izin dari Devian. Memutuskan untuk bekerja adalah pilihan terbaik dari pada berdiam diri dirumah dengan segala kebosanan yang ada. Hampir berjam-jam aku duduk sembari memainkan ponsel, ketika bunyi suara orang melangkah dari arah depan membuatku untuk melihat siapa gerangan. Devian dengan baju kemeja yang sudah setengah terbuka, sedang duduk disofa sambil membaringkan badan dengan mata fokus kelayar ponsel, bahkan dia tidak sadar aku sudah duduk disampingnya. " Devian. " panggil ku. " Hm... " " Sebaiknya kau ganti baju terlebih dahulu. " Devian mendudukkan badannya, " aku tidak akan lama dirumah. " " Emang nya kau mau kemana? " " Ada acara. " Aku mengangguk paham. Orang sibuk seperti Devian,pasti sangat jarang dirumah. " Aku mengerti. Pasti itu hal yang sangat penting bukan? " " Tentu. Dia orang spesial. " Orang spesial? Seberapa spesial nya kolega bisnis Devian sampai-sampai pria itu memilih untuk sebentar saja menemui kedua orangtua nya. " Baiklah. Aku tidak akan memaksa mu untuk berlama disini, lagi pula kolega bisnis mu orang yang spesial. " Mata Devian menatap kearah ku, " Dia bukan kolega bisnis. " Raut wajah ku berubah, menyisakan tanda tanya yang besar. Aku bukan orang yang pingin tahu urusan orang lain, tapi ini adalah suamiku sendiri. Menjadi orang yang spesial bagi suami kita adalah tanda tanya yang besar. Ketika pintu bel berbunyi, fokus ku tidak kepada apa yang dipikirkan tadi. Aku berdiri untuk membuka pintu. Wanita paruh baya dengan penampilan yang elegan berdiri didepan pintu bersama pria yang dicintai nya. Aku mempersilahkan mereka untuk masuk kedalam rumah. " Devian sudah pulang?" tanya mama mertua. " Sudah. Devian sedang berada diruang tamu. " Ketika melewati ruang tamu, Devian menyambut kedua orangtua nya dengan memeluk mereka. " Kau baru pulang dari kantor? " tanya papa pada Devian. " Iya. Tidak lama semenjak kedatangan papa. " Aku menyuruh mereka untuk langsung duduk di meja makan. " Wah.... Kau memasak ini semua sendiri sayang? " Aku tersenyum mengiyakan. Mama Devian, atau kerap dipanggil Leta itu menatap ku kagum. " Kau sangat hebat. " " Belum tentu rasanya Ma. " " Kalo begitu, kita coba dulu. Perut papa sudah mulai meminta jatahnya. " " Is papa. Bikin malu aja. " Terjadi sikut-menyikut antara kedua pasangan paruh baya itu, membuat keadaan dimeja makan, pecah dengan suara tawa karena kelucuan mereka. Dan pertama kali aku melihat Devian tertawa lepas tanpa beban. Ketika dia tertawa, matanya menyipit ,menampilkan giginya yang putih membuat kegantengan nya bertambah. Mungkin, aku mulai menyukai suamiku ini. " Ferisha. " " Ya? " " Kau sudah seminggu menikah dengan Devian bukan? " " Iya Ma. " " Mama berharap kalian tidak menunda keinginan untuk punya anak. " celutuk Mama membuat Devian yang berada disamping ku tersedat. Aku mengulurkan air putih padanya. " Ada apa Devian?  " papa yang awalnya diam ,ikut bergabung memanaskan keadaan ruangan ini. " Tidak ada Pa. " " Papa berharap, kau punya waktu untuk istri mu sendiri Devian. Tinggalkan kebiasaan lama mu, yang penggila kerja itu. " nasehat papa. " Ini demi perusahaan. " " Untuk apa kau memikirkan perusahaan, sedangkan dia tidak memikirkan mu? Hidup itu untuk keluarga, bukan untuk harta. " " Sudahlah Pa. Devian sedang tidak ingin berdebat. " " Apa yang papa katakan, itu adalah kebenaran Devian. Lagipula kami ini sudah tua, dan Mama juga ingin menimang cucu. " Aku terdiam, karena disini keputusan ada ditangan Devian, dia lah yang berkuasa atas pernikahan ini. " Devian sedang ada acara penting, Assalammualaikum."Devian melangkah begitu saja. " DEVIAN. MAMA BELUM SELESAI BICARA. " Aku tersenyum miris kearah mama, " Sudah lah Ma. Kita lanjutkan makannya. " " Papa harus bicara serius dengan nya. " **** Saya harap kalian memberi saya dukungan. Terimakasih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD