My Daddy

994 Words
Siang itu, kericuhan terlihat di dapur. Co Chef dan para koki lain tengah sibuk menyiapkan menu untuk makan siang. Semuanya telah bersiap siap di meja masing masing untuk menerima perintah dari sang Chef yang baru saja tiba di dapur. Chef tampan dan bermata tajam memberikan sepatah dua patah kata sebelum memulai kerja tak lupa ia pun memimpin doa agar kegiatan mereka hari itu berjalan lancar. Tak lama muncullah kertas pesanan dari sebuah alat yang berada di samping Chef Damian. Dengan suara lantang ia membacakan menu menu yang masuk ke dapurnya. "Yes Chef!" seru para koki mendengar perintah Damian. Semua koki termasuk Co Chef dan Damian segera mengerjakan semua pesanan sesuai dengan skill masing masing. Damian mondar mandir memeriksa pesanan yang dibuat oleh para anak buahnya. Ia mencicipi rasa dan tekstur dari makanan yang akan dihidangkan. Ia termasuk orang yang amat jeli akan rasa dan tekstur. Ia tak ingin jika pelanggan yang datang ke Restorannya merasa kecewa dengan makanan yang di sajikan. "Appetizer nya masih lama!?" teriak Damian kepada koki yang membuat Appetizer. "Kurang dari dua menit Chef " "Bagus. Cepatlah selesaikan. Pelanggan kita sudah menunggu" "Yes. Chef" Damian kembali memeriksa masakan yang tengah di olahnya. Koki yang membuat menu Appetizer membawa beberapa buah menu ke hadapan Damian untuk di nilai oleh Damian. Setelah lulus penilaian Damian melencet bel yang akan terhubung dengan pelayan. Masakan demi masakan yang sudah lulus penilaian Damian siap diangkut ke meja meja pemesan. Beberapa pelayan hilir mudik membawa masakan yang siap untuk di santap. Damian kembali berseru untuk menyemangati anggota timnya agar segera menyelesaikan semua pesanan hari itu. Dua jam pun berlalu. Terlihat raut wajah puas dari pelanggan yang datang ke Restorannya, dan itu membuat Duda Tampan itu senang. Berakhirnya sajian makan siang hari itu di sambut gemuruh tepuk tangan dari seluruh pegawai Restoran Olive Garden. Mereka menutup Restoran untuk beristirahat dan mempersiapkan diri menyajikan hidangan untuk makan malam. "Terimakasih atas kerja sama kalian semua. Mari kita mempersiapkan diri kita untuk menyajikan menu terbaik saat Dinner bagi para pelanggan kita nanti malam" ucap lantang Damian dihadapan seluruh pegawai Restorannya. "YES CHEF!!! " teriak antusias para pegawainya. Damian tersenyum. Mereka pun membubarkan diri untuk beristirahat dan kembali bersiap untuk nanti malam. "Oi Bobby, tolong di cek ulang bahan bahan untuk nanti malam. Aku tak ingin ada kesalahan sedikit pun" ucap Damian kepada Bobby salah satu kokinya. "Yes Chef". Damian mengacungkan jempol lalu melangkahkan kakinya ke ruang kerjanya. Ia meraih handuk kecil yang selalu tersedia di ruang kerjanya. Peluh membasahi wajah tampannya. Ia melihat handphone miliknya bergetar saat akan diangkat ternyata ada 10 panggilan tak terjawab dari putrinya Elvina. Ia melirik jam Rolexnya. Ia berjanji akan menjemput putrinya tapi karena hari ini sangat ramai jadi ia lupa menjemput Putri semata wayangnya itu. "Haii baby " ucap Damian saat menelpon balik putrinya Elvina. **** "Iiihhh... Bete deh" ucap Vina kesal. Keduanya tengah berjalan keluar gerbang kampus. Hari ini keduanya pulang lebih awal karena ada satu dosen yang tidak bisa hadir. "Kenapa sih kamu?" tanya Kia melihat temannya itu berulang kali menelpon seseorang tapi sepertinya tidak diangkat. "Itu Daddy gue ngeselin deh. Janji mau jemput ampe sekarang ga nongol nongol. Kesel kan" rutuk Vina sebal. "Yaelah... Aku kira apaan. Pulang ya tinggal pulang aja. Mau pake apa sok tinggal pilih. Ada Bis Trans Metro Bandung, ada angkot atau Ojek Online. Gampang kan gitu aja kok repot" "Iiihh...cumi gue juga ngerti tapi masalahnya gue gatau rumah gue tuh dijalan apa. Secara gue baru banget pindah ke Bandung itu pas awal masuk kuliah, itu pun gue tiap hari dianter jemput Daddy gue. Ya mana gue ngerti rumah gue dimana..." "Duuuhhh... Manjanyaa. Ya tanya donk sama Daddy kamu alamat rumah yang sekarang. Jadi kalo Daddy kamu telat jemput kan bisa pulang sendiri" ledek Kia yang makin membuat Vina bete. "Ih...Kia bukannya bantuin mikirin jalan gue balik malah ledek gue lagi. Nyebelin. Lu sama nyebelinnya kayak Daddy" "Hahaha....ya mau bantu gimana yang dibantuin aja gatau jalan pulang. Mau kayak lagunya Ayu Ting Ting- Alamat Palsu" "Iiiihhhh.....Kiaaaaa lu nyebeliiiin banget sumpaaaah" "Hahahaha....abis kamu tuh lucu mau pulang bingung gatau rumahnya. Gini aja deh ini udah mau magrib, gimana kalo kamu ke kosan ku dulu aja. Nanti biar Daddy kamu jemput ke kosan ku. Gimana? " tawar Azkia. "Yaudah deh dari boleh. Dari pada gue nongkrong depan halte nungguin Daddy yang ga jelas kapan datengnya" "Yaudah ayok. Tapi gapapa kan kalo naik angkot? " "Iya gapapa. Kenapa emangnya?" "Ya udah gapapa. Yuk" ajak Kia sambil naik ke angkot yang menuju kosannya. ***** Baru saja tiba di kosan Kia, Vina mendapat telepon dari ayahnya. Kia menggelengkan kepalanya melihat tingkah Vina yang mencak mencak karena Daddynya telat menjemput. Ia meninggalkan Vina yang tengah asik menelepon, ia beranjak ke dapur. Ia sangat lapar. Ia melihat ke dalam kulkas mencari apa yang bisa ia masak. Tak lama ia mendengar suara ceria Vina dari balik tembok dapurnya. Kia dipaksa untuk ikut makan malam direstoran milik sang ayah. Tak lupa Vina pun memberikan alamat kosannya agar mereka bisa dijemput. Kia menolak. Pasalnya ia tak ingin mengganggu Quality Time Vina dan ayahnya. Tapi Vina memaksa. "He is My Daddy" tunjuk Vina saat melihat seorang pria tampan sedang menunggu keduanya di samping mobil mewahnya. Vina melambaikan tangannya sambil tersenyum masam karena masih kesal sama sang ayah. Hati Kia berdetak dengan cepat. Langkahnya terasa berat. Kedua matanya terpaku pada sosok tampan didepannya. Mulutnya terasa kelu. Ia melihat bagaimana tampannya pria yang tengah memeluk Vina. "Dad,, she is my friend. Namanya Azkia. Panggilannya Kia" ucap Vina saat keduanya bertemu. Kia tak berani memandang wajah tampan ayah temannya itu. "Halo, im Damian. Elvina's Daddy. Nice to meet you Kia" ucap Damian seraya mengulurkan tangannya mengajak bersalaman. Dengan tangan yang bergetar, Kia menyambut tangan hangat Papa sahabatnya itu. "Halo saya Azkia. Temannya Vina. Nice to meet you too, Om" Apakah ini yang dinamakan Cinta pada pandangan pertama?! Ucap Kia dalam hati... TBC... Ciyee ciyee Kia kesengsem Oom Oom duren (duda keren) Iyalah Om Duren gitu loh . With Love Han Yeo Reum
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD