Bridge of Trust and Betrayal

1317 Words
Mrs. Baker berjalan dengan pandangan terlalu kaku ke depan, ketika ia menapaki koridor menuju dapur di bagian belakang rumahnya. “Mrs. Baker, saya sudah kenyang dan izin pam—“ Suara itu hanya terdengar sayup- sayup di telinga Mrs. Baker, seakan- akan teredam di suatu tempat di luar jendela. Ia sama sekali tidak menghiraukan tolakan sopan Danish atas kue- kuenya, sebab pikirannya tak sedikitpun tertuju pada kue. Ia sendiri sebenarnya tidak berniat menyuguhkan apapun pada siapapun saat itu. Mrs. Baker sampai di dapur. Beberapa saat ia terpaku, namun alih- alih memasuki ruang itu, ia malah berbelok menuju pintu belakang. Ia terus berjalan menapaki taman bunga yang sudah bergumul dengan rumput- rumput setinggi betis –langkahnya pasti menuju pondok kecil di samping rumahnya sendiri. Dengan pelan, wanita itu menggeser selot pintu tanpa suara sedikitpun, lalu membuka pintu gudang perlahan. Sedikit krietan pintu mengagetkan seseorang yang sudah ada di dalam gudang. Seorang pria berkemeja mahal –namun lusuh –yang duduk di lantai kotor dan penuh debu. “Madam?!” serunya terkejut. “A.. ada apa?” Tanpa ampun, Mrs. Baker mendekat lalu membungkuk, menarik kerah baju pria itu dengan kekuatan yang luar biasa. “Kau berbohong!” tuduhnya dengan bisikan yang jelas. Ia tetap menjaga suaranya serendah mungkin agar pemuda yang ada di ruang tamunya itu tak dapat mendengar emosi meluap yang tengah ia tahan. Emosi yang hampir membludak. “Berbohong tentang apa?” pria itu balas berbisik. Ia menaikkan kacamatanya yang miring. Mr. Baker memandang lelaki itu dengan mata menyala, namun ia tak dapat menemukan penjelasan yang terlontar dari orang di hadapannya itu. Akhirnya, wanita itu melepaskan cengkeramannya, membuat si pria jatuh terduduk. “Kau bilang kalau kau hanya melarikan diri karena lelah dengan kekuasaan pria dingin bernama Boschzitto?” tanya Mrs. Baker. Kali ini ia mengeluarkan suara yang cukup jelas. Walau masih pelan, namun terdengar kesengitan di dalamnya. “Kalau cuma melarikan diri, kenapa kau melibatkan anakku di dalamnya?” “Aku tidak ber—apa?” si pria itu terkejut. Sang pria –yang tak lain adalah Aaron Chua—mulai mendapatkan tenaganya kembali untuk berdiri dan berhadap- hadapan dengan wanita kuat yang baru saja menanyainya. “Aku tidak melibatkan siapapun!” sergah Aaron. “Bagaimana mungkin aku melakukan itu! Aku hanya mencari perlindungan sebagaimana yang sudah kau tahu, dan aku bahkan tidak tahu- menahu soal anakmu! Melihatnya saja belum pernah!” “Benar,” sahut Mrs. Baker tak kalah dingin dibandingkan sebelumnya. “Tapi komputer super kuantummu, yang telah kaurakit, membuat anakku juga terlibat di dalamnya. Dan temannya saat ini sedang ada di ruang depan meminta kejelasan padaku.” Mata Mrs. Baker melayang ke arah beberapa barang milik Aaron yang berserakan di lantai, dan pandangannya yang awas segera mengenali sesuatu. “Oh!” kata wanita itu yang secepat kilat mengambil sebuah ponsel dari lantai, tanpa sempat dicegah oleh Aaron Chua. “Selama dua hari ini, Rick bilang padaku via pesan singkat bahwa dia akan ada di rumah dan aku mempercayainya. Tapi anehnya teman Rick baru saja memprotesku karena aku tak pernah mencemaskan Rick selama dua hari ini. Jadi sebenarnya siapa yang mengirimiku pesan- pesan singkat itu?” Tangan Aaron Chua bergetar. “Ma—maafkan aku. Memang ponsel anakmu ada di tanganku.” “Jadi kau sudah tahu betul bahwa Rick adalah anakku.” “Sama sekali tidak!” bantah Aaron. “Aku menemukannya di pinggir jalan di hari aku melakukan pelarian. Aku tidak membawa alat komunikasi apapun, jadi aku menggunakan ponsel ini sementara. Dan kukira tidak ada salahnya membalas pesan- pesan yang masuk ke ponsel ini agar tidak membuat siapapun curiga.” “Dan kau mempelajari gaya pesan anakku.” “Ya.” “Jadi?” tuntut Mrs. Baker. “Aku tidak akan pernah membantu menyembunyikan seseorang bila saja kita tidak memiliki hubungan menarik apapun di masa lalu dan di masa sekarang. Lagipula kukira tidak ada salahnya menyembunyikan orang yang teraniaya dari pengejaran pria dingin, bukan begitu?” Mrs. Baker berjalan ke sudut gudang seraya terus memegangi ponsel anaknya. “Tapi aku tidak bisa melakukan ini jika sudah melibatkan anakku sendiri, bukan? Aku tidak bisa membantu siapapun hanya karena sebuah hubungan menarik lalu mengorbankan Rick, darah dagingku.” Kening Aaron Chua berkeringat dingin. “M-maksudnya?” “Aku akan segera menyerahkanmu pada polisi.” “Jangan!” “Kenapa? Ada teman Rick di depan, dan aku bisa pergi dengannya ke kantor polisi sebagai saksi mata.” Aaron menggeleng. “Kau… kau tidak bisa.” “Sebuah gertakankah?” “Sama sekali tidak.” “Mengapa?” “Karena… saat kau melaporkan aku ke polisi, tentu saja Boschzitto akan segera tahu dimana aku berada. Dan secara tak langsung, dia juga akan mengetahui dirimu, Madam. Dan tak butuh waktu lama baginya untuk tahu tentang anakmu juga. Kalau…” “Jangan teruskan lagi!” kata Mrs. Baker. Ia sudah berbalik menghadap ke arah Aaron, dan hampir saja berteriak jika saja ia tak mampu mengendalikan kesabaran. “Berani- beraninya kau ingin membawa anakku masuk lebih dalam ke lingkungan sialanmu itu? Apa kau ingin mempertaruhkan anakku juga pada si pria dingin Boschzitto?” “Mau bagaimana lagi,” kilah Aaron Chua. “Hubungan menarik kita semenarik hubunganku dengan Don, Madam. Dan bila memang diperlukan, aku memang akan menarik masuk Rick lebih dalam ke sana. Mungkin Don akan senang dan memaafkan pelarianku.” Kali ini Aaron tahu bahwa dia berada di atas angin. Ia amati dengan sudut mata, wajah Mrs. Baker yang begitu khawatir. Wanita paruh baya itu mulai menggigit bibir seraya berpikir. “Kau telah mempermainkan keluargaku.” “Aku tidak mempermainkan dirimu, Madam. Kita hanya sama- sama tidak punya pilihan. Keluargamu yang tak terlihat seakan berada di persembunyian, sedang membantu seorang pria lain untuk ikut bersembunyi. Aku akan membantu semampuku untuk balas budi, jadi jika ada hal- hal yang berhubungan dengan keselamatan Rick yang dapat aku kontrol, maka akan kulakukan.” Mrs. Baker memandang Aaron Chua dengan tatapan bertanya- tanya. “Anda harus mempercayai saya,” tegas Aaron dengan nada yang jauh lebih formal dan meyakinkan. “Saya telah membangun komputer super kuantum itu untuk mendapatkan kembali apa yang ingin saya peroleh. Saya tahu seluk- beluknya. Bila Rick memang terbawa ke lingkungan Don, maka saya memiliki garis besar yang diperlukan.” Lagi- lagi Mrs. Baker hanya diam mendengarkan penjelasan panjang itu. Setelah beberapa waktu, ia pun mengambil barang- barang Aaron lain yang masih berserak, mengumpulkannya dan menaruh di tas Aaron. Pria itu pun tampak bingung. “Ayo,” ajak Mrs. Baker, “Danish yang ada di depan, sudah curiga. Kubantu kau mencari tempat perlindungan lain.” *** Jill tidur di atas kaki depannya dengan gelisah. Kepalanya menoleh ke kanan- dan ke kiri. “Ada apa, Jill?” tanya Danish yang ikut memperhatikan kegelisahan anjingnya. Jill hanya mendengking kecil, seakan ada sesuatu yang mengecewakannya. “Kau tampaknya tidak yakin dengan pencarian kita sekarang,” kata Danish, seakan ia tahu benar jalan pikiran Jill. “Aku juga. Tapi omong- omong, kenapa kue kita lama sekali datangnya?” celetuk Danish. Jill bergerak- gerak gelisah lagi. Danish cukup yakin bahwa Jill juga tengah menantikan seteguk s**u dari si pemilik rumah. Namun dalam sedetik kemudian, tiba- tiba saja Jill berdiri, menggonggong keras. Kedua telinganya juga menegak, seakan menangkap bebunyian aneh. “Hei, jangan ribut Jill!” Golden retriever itu mengabaikan perintah tuannya, alih- alih ia berlari kecil menuju koridor yang dilewati Mrs. Baker sekitar tiga puluh menit yang lalu. “Jill! Hei!” Jill terus berlari tanpa peduli. Ia jauh lebih cepat daripada Danish di belakangnya, dan dalam sekejap ia sudah sampai di dapur. Sekali lagi ia menggonggong keras, memberitahu majikannya akan sesuatu. “Jill tidak sopan!” teriak Danish yang ikut menyusul. Ia sampai di dapur dengan niat memarahi anjingnya sekali lagi, namun niat itu surut tatkala ia menemukan dapur yang kosong melompong. Tak ada Mrs. Baker. Tak ada air yang terjerang. Dan tak ada kue- kue untuk mereka. Danish mengumpat keras seraya mengepalkan tinju. “Kita sudah ditipu, Jill!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD