Aulia mengerang kesakitan seraya memegang kakinya yang berdarah. Azizah menarik beling yang masih menempel di kaki putri sambungnya itu. “Aauucchh ... Astaghfirullah ....” Aulia terpekik. “Maafkan ibuk ya ... kaca itu memang harus dibuang dari kaki Aulia.” “I—iya, Buk. Makasih.” Soni mengambil sapu dan mulai menyapukan pecahan beling-beling itu dan memasukkannya ke dalam baskom plastik. “Kak, biar aku saja. Tolong bantu Aulia mengobati luka-lukanya.” Azizah mengambil alih sapu yang ada di tangan Soni. Soni mengangguk seraya memberikan sapu itu kepada Azizah. Kini, pria itu memegangi lengan putrinya dan menuntun Aulia menuju ruang tamu. “Duduk dulu, biar papa ambilkan obat.” Aulia hanya diam seraya meringis menahan rasa sakit di kakinya. Darah segar masih mengucur deras dari telap

