Wajahku merah mendidih, bagaimana caranya aku bisa menjelaskan hal semacam ini, aku ingin mencari lubang untuk bersembunyi. "Xiaowei, bagaimana kalau kamu beristirahat sebentar sebelum mulai memijat kembali." kata kakak iparku. Tapi aku tidak mendengarkan kata-kata kakak iparku itu. Kedua tanganku dengan kuat menggenggam sepasang gunung kakak iparku dan meremasnya beberapa kali. Wajah kakak iparku sudah berubah, jika sebelumnya masih seperti pijatan, maka yang barusan ini benar-benar seperti aku sedang mengambil keuntungan dari kakak iparku. “Xiaowei, kamu bisa melepaskanku.” Bahkan di dalam suara kakak iparku terdapat sebuah permohonan. Tapi aku tetap tidak menurutinya, dan sekali lagi aku meremasnya beberapa kali. "Xiaowei, aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi aku kakak