Kak Mei pun tertarik dan ikut bekerja sama dengan baik. Dia mundur beberapa langkah karena takut aku tidak punya cukup ruang. Lalu, Kak Mei menepuk sisi tempat tidur dan memberiku isyarat untuk pergi ke sana. Aku langsung menuju ke tempat tidur dan mulai berhadapan dengan Kak Mei. Kubalas perbuatannya tadi. Aku langsung mempersiapkan tubuhnya dengan lihai. Kak Mei yang terkejut bolak-balik mengangkat kepalanya sambil menatap tak percaya. Dia tampak sedikit gugup ketika aku menatapnya. Aku tersenyum dan terus melancarkan seranganku. Tiba-tiba, Kak Mei mundur ke belakang dan menahanku supaya tidak bisa memasuki tubuhnya. Apa maumu sebenarnya? Awalnya, kau terus merayu aku yang enggan untuk melakukannya, dan ketika aku akan benar-benar melakukannya, kau kemudian mengelak dariku. Kesal, ak