Suara lift yang langsung menuju ke ruang suite berdenting.
Rahardja berperawakan tinggi dan gagah, masih tampak tampan di usianya yang ke delapan puluh tahun.
Rambutnya putih keabuan panjang dan diikat dilehernya, begitupun alisnya berwarna putih keabuan. Memakai kaca mata dan menggunakan tongkat untuk menunjangnya berjalan.
Dilehernya melilit syal rajut yang hangat. Mengenakan sweater biru tua dan jaket hitam. Pembawaannya bersahaja, namun membuat sungkan siapapun yang melihatnya.
Bramantyo dan Alisha terpana melihat Rahardja Kusuma. Bramantyo merasakan sesuatu yang tidak biasa namun familiar. Sementara Alisha tidak menyangka, seorang pelukis yang di kaguminya selama ini adalah kakeknya sendiri.
Mendadak Alisha berlutut dan tangisnya pecah, membuat semua orang terkejut dan bingung
