Tiba-tiba Ada Dia

1178 Words

Sesuai kesepakatan, Chaca, Gisa, dan Jenny sudah tiba di depan rumah Nayla sore itu. Mereka membawa berbagai makanan untuk menemani acara mereka nanti. Nayla muncul di depan pintu, mereka langsung berpelukan dan kembali berteriak-teriak histeris, seakan dunia ini hanya milik mereka saja. “Gisa, kamu jangan sedih, ya, sekarang belum masuk tiga besar, mungkin tahun depan kamu bisa ambil peluang itu,” ujar Nayla memeluk erat Gisa, memberi motivasi pada sahabatnya satu itu yang memperoleh peringkat ke-14 mewakili mata pelajaran Kimia. “Nggak apa-apa, Beb, ya Allah, aku tetap bersyukur bisa masuk olimpiade. Aku juga senang sekali kamu bisa masuk tiga besar. Selamat, selamat.” Gisa mengusap-usap punggung Nayla penuh rasa sayang. Mereka bertiga kembali berangkulan, tersenyum sekaligus menangi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD