Percaya Padaku, Please

1718 Words

Nayla berlari cepat menuju pintu saat terdengar deru mobil memasuki garasi. Ia sudah menunggu kedatangan orang tuanya sejak dua jam yang lalu. Karena pesawat delay, mereka jadi terlambat sampai di Balikpapan. Mereka datang untuk menemaninya melewati ujian kenaikan kelas yang akan dilaksanakan besok. "Ummi!" seru Nayla sangat girang. Ia langsung menubruk Ningsih dan memeluknya erat-erat. Rindu sekali! "Nayla kangen banget," bisik Nayla. Ningsih tersenyum, ia mengusap lembut punggung Nayla. "Sama, Ummi juga kangeeeen banget." Sesaat kemudian, pelukan mereka terurai, saling menatap dengan pandangan haru. Tanpa bisa dicegah butiran-butiran bening mulai berjatuhan bergulir ke pipi. Mereka menangis haru dan bahagia. "Ih, jadi pada nangis, ayo, masuk." Bagas tertawa kecil melihat istri dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD