Bagian 20 Kami menuju ruang tengah, tapi kosong, kami tidak menemukan keberadaan mereka. Mama mendekati pintu kamar Rini, memutar kenop pintu dengan pelan, tapi Rini tidak ada juga di dalamnya. Terakhir yang belum kami periksa adalah kamarku, dan ternyata …. Dua sejoli itu sedang tertidur pulas, tidur satu selimut berdua sambil berpelukan. Astagfirullah … remuk sudah rasanya hati ini melihat mereka tidur satu selimut sambil berpelukan seperti itu. Bohong jika kukatakan kalau aku tidak sakit hati. Tetapi, sebisa mungkin, kutahan bulir bening yang hendak keluar. Akan kupastikan bahwa air mataku tidak akan keluar lagi. Meskipun hati ini serasa disayat-sayat, tapi aku harus kuat. Air mataku terlalu berharga, tidak boleh terbuang sia-sia untuk menangisi pengkhian seperti mereka. Derasnya h

