KIARA

1112 Words
Hari ini hari ke – 10 puasa, itu berarti sudah 10 hari sejak bunda meminta aku dan Zacki menikah. Tapi sampai sekarang aku belum dapat kabar apa – apa dari Zacki soal kejelasan pernikahan ini. Aku sudah istikhoroh dan insya Allah aku yakin akan menerima Zacki jadi suamiku, itupun kalau dia menerima perjodohan ini. Perjodohan??? Apakah ini sebuah perjodohan??? Entahlah…. Aku sedikit ragu kalau Zacki mau menerima pernikahan ini. Dari yang kak safira dan Dr. Ray ceritakan soal perempuan yangn Bernama Zahra itu sepertinya Zacki amat sangat mencintainya. Dan pas aku lihat foto yang ditunjukan oleh ka Safira, perempuan itu sangat cantik jauh lebih cantik dari aku. Dia putih, tinggi, buah dadanya membusung walaupun pake kerudung terlihat kalau buah dadanya besar, badannya oke banget deh. Gak kaya aku, kulit sawo matang, d**a rata, tinggi lumayanlah untuk ukuran cewek Indonesia, bentuk tubuh lurus gak ada bahenol – bahenolnya. Hmmmpppp…. Laki – laki Indonesia kan senengnya cewek kulit putih daripada kulit coklat kaya aku. Zacki juga kan orang Indonesia ya tipenya pasti hampir – hampir mirip. Buktinya dia rela menunggu jawaban Zahra sampai 3 tahun. “ Woy… Ngapain lo ngelamun di tempat kerja!” tanya Dr. Ray yang membuyarkan lamunanku. “ Dok… ngagetin dech… kalo aku kena serangan jantung gimana?” kataku kesel dengan bibir ku majukan kedepan 5 cm. “ Lo gak kena serangan jantung tapi kena serangan Cinta” ujarnya sambil menarik hidungku yang mancungnya pas pasan ini. “ Sakit… dok…” kataku sambil mengelus hidungku yang ditarik Dr. Ray. “ Ngapain lagi Tarik – Tarik hidung aku? Bukan muhrim tahu megang – megang” ketusku sambil menyipitkan mataku dan memanyunkan bibirku. “ Gak apa – apa sih bentar lagi kan mau jadi adik ipar.” Ujarnya sambil ketawa melihat ekspresi wajahku yang mungkin lucu. “ Siapa yang mau nikah sama adik dokter? Aku gak mau dinikahin karena terpaksa.” Jawabku sambil mengambil status – status pasien yang harus diisi oleh Dr. Ray. “ Kan waktu itu lo bilang gak mau pacaran pengennya langsung nikah, masa udah ada yang ngelamar kamu tolak? Nanti jadi perawan tua loh kalau nolak jodoh yang sudah datang.” Aku mengernyitkan dahiku, bingung, kan tidak ada yang melamar aku. “ Kapan ada yang ngelamar aku? Aku ga ngerasa nolak lamaran orang.” Tanyaku dengan alis terangkat sebelah. “ Sabtu ini Lo Libur kan? Gue bakal ke rumah Lo buat ngelamar Lo untuk Zacki.” Ujarnya sambil mengambil berkas status yang aku pegang dan memukulkan pulpennya ke keningku. Tak lama HP ku bunyi dan kulihat ternyata Ayah yang nelpon, aku angkat telponnya dan ayah menyuruhku untuk pulang jumat ini karena ada acara lamaran hari sabtunya. Beliau mengatakan bahwa hari minggu kemarin ada 2 orang laki – laki datang meminta ijin untuk melamar putrinya sabtu besok. Dan Ayah juga mengatakan kalau beliau sudah setuju dengan laki – laki pilihanku. Siap yang memilih, aku bahkan tidak bisa memilih, aku hanya diminta untuk menerima. Mudah – mudahan ini memang jodoh yang Allah kasih untukku… _ _ _ Jumat pagi setelah aku pulang kerja, aku merapikan barang – barang yang akan aku bawa pulang ke Bogor. Entah kenapa jantungku berdebar, detakannya begitu cepat. Apa aku nervouse??? Memikirkan acara lamaran besok. Aku masih memikirkan Zacki… Apkah dia serius mau menikah denganku? Apakah dia sudah bisa melupakan Zahra? Ataukah dia hanya ingin menyenangkan ibunya saja dengan menuruti kemaunnya Aku membaringkan tubuhku yang Lelah ini diatas Kasur dan memejamkan mata aku ingin istirahat sejenak sebelum pulang ke Bogor. Jujur badanku masih Lelah setelah begadang dua malam ini karena pasien bersalin yang sedang ramai. Aku terlelap entah berapa jam, terbangun karena mendengar ketukan pintu kamar dengan suara berisik Riri diluar kamar. “ Ada apa Ri, kamu ganggu aja loh?” tanyaku seraya membuka pintu kamar “ Ini udah jam satu cantik, katanya kamu mau pulang” jawabnya mengingatkanku. “ Astagfirullahaladzim… jam 1?” aku langsung mandi dan sholat dzuhur kemudian bergegas pulang. Riri mengantarkanku ke terminal, aku berencana pulang naik bis saja karena lagi males panas2an naik motor, apalagi sedang puasa begini. “ Makasih ya Ri udah nganterin aku! Jaga motorku baik – baik” kataku seraya pamit pada riri dan langsung naik ke dalam Bis. Sesampainya di bogor, adiku setia menjemputku di terminal. Dia masih pake seragam kuliah, mungkin baru pulang kuliah juga. Aku minta jemput karena ke desa tempat aku tinggal tidak ada angkutan umum masuk. Paling harus naik Ojol. “ Assalamualaikum… “ ucapku saat sampai di rumah yang kebetulan sudah ramai saudara – saudara kumpul. “ Walaikumsalam… “ Jawab orang tua dan saudara -saudaraku yang lain “ Calon pengantinnya udah nyampe” kata bibiku seraya menyambutku. “ Apaan sih Bi… Lamaran ja belum udah dibilang Catin” sahutku ___ Hari lamaran pun datang, perasaanku sudah tidak karuan menanti keluarga Kak Zacki. Rencananya lamaran dilaksanakn pukul 10.00Wib. dan itu berarti tinggal 30 menit lagi tapi aku belum juga mendengar suara rombongan Kak Zacki datang. Hari ini rencananya juga membicarakan tanggal pernikahan dan segala macem tentang pernikahan. Aku sudah mondar – mandir di dalam kamar tak enak rasa sampai akhirnya ku dengar suara mobil terparkir di halaman rumah. Aku segera mengintip dari jendela, dan benar itu rombongannya kak Zacki datang. Disana terlihat ada Bunda, kak Safira, Dr. Ray dan kedua orang tua kak safira. Dan baru turun dari mobil ada Kak Zacki yang menggunakan batik lengan Panjang berwarna biru muda dipadukan dengan hitam, celana bahan warna hitam. Sedangkan yang lainnya aku belum kenal. ‘ Oh…. Tampannya calon suamiku’ Calon suami yang baru ku kenal 3 minggu ini Calon suami yang begitu dingin terhadapku saat aku pertama kali bertemu dengannya Semoga kita memang berjodoh ya Muhammad Zacki At Thoriq Selama proses lamaran aku dilarang keluar oleh keluargaku, katanya aku harus tunggu di kamar saja serahkan semuanya sama orang tua. Sedikit ku mendengar dari luar kamar Dr. Ray sedang menyampaikan tujuannya, kemudian ayah menyambut baik niat dari keluarga Zacki dan menerima lamaran mereka. Begitulah inti pembicaraan yang aku dengar. “ Hayo nguping” ibuku tiba – tiba masuk ke kamarku dan membuatku yang sedang menguping di dekat pintu terkejut. “ Ibu masuk kamar ga ketuk dulu!” ketusku sambil mengelus dadaku. “ Ayo keluar kita mau membicarakan tanggal pernikahanmu” ajak ibuku. “ Tadi katanya ceuceu ga boleh keluar harus dikamar aja” sahutku “ itukan tadi, sekarang udah boleh. Ayo cepat!” ibuku menarikku keluar kamar. Saat aku keluar semua mata tertuju padaku. Waduh aku lupa ngaca tadi takutnya riasan yang dibuat bibiku pada wajahku ini berantakan, atau kerudung yang aku pake saat ini berantakan? Makanya semua orang memandangiku sambil senyum – senyum. Kulihat sepintas kak Zacki menatapku tak berkedip, tambah membuatku ga percaya diri dan ingin balik lagi ke kamar dan melihat bayanganku dalam cermin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD