"Senang jauh dari saya?" Suara Regan terdengar sarkas. Membuat Yaya yang duduk dihadapannya berdecih sinis. "Bukannya Mas yang senang karena bebas berduaan sama Kak Yasmin di rumah?" balas Yaya tak mau kelihatan lemah. Regan memang suaminya, pria yang harus Yaya hormati, tapi Yaya juga tidak bisa terus-terusan menjadi wanita lemah dan bersuka rela ditindas mentalnya. "Jangan jadikan Yasmin sebagai alibimu. Kamu juga sepertinya senang karena bisa bebas bersama Ivan." "Nggak usah bawa-bawa Ivan!" Begitulah, mereka sama-sama keras kepala dan saling mementingkan ego. Regan berdecih. "Ke mana kamu dua hari ini?" "Bukan urusan, Mas." Regan menahan napas, mengontrol dirinya agar tidak kelepasan. Jawaban Yaya sudah keterlaluan, tapi dia harus menjaga tingkah lakunya karena saat ini me

