1

1478 Words
“Adelard Kenzo Rasendriya“ bisik Xavier di telinga kiri bayi laki-laki yang masih berwarna merah dengan senyuman senang dan air mata harunya. “makasih sayang, I love you” ucap Xavier mencium Selena yang tidak memakai apa-apa hanya di tutup menggunakan selimut rumah sakit. “love you too suamiku” jawab Selena dengan senyuman lemasnya. “where’s my lil brother mama?” tanya Aydin setelah membuka pintu kamar rumah sakit dengan pakaian sekolah yang sudah berantakan dan keringat menempel di dahinya. “santai Dek” saut Xavier yang duduk di atas brankar dengan memeluk tubuh Selena. “papa kenapa di situ? Kasian mama kesempitan tau” omel Aydin mendekati Xavier lalu menarik kaos yang di pakai oleh papanya itu. “ehhh…papa jatuh nanti, sabar dong. Anak siapa sih” jawab Xavier dengan wajah sok kesalnya, lalu turun dari brankar Selena untuk mendekati box bayi untuk melihat anaknya yang baru lahir. “sini sayang, mama kangen banget sama anak mama yang satu ini” minta Selena menepuk tempat di sebelahnya. “bisa naik nggak dek?” tanya Xavier kepada Aydin. “papa, jangan panggil Aydin adek lagi. Aydin udah jadi kakak sekarang, jadi panggilnya kak Aydin oke?!” ucap Aydin dengan wajah tengilnya lalu melanjutkan usahanya untuk bisa naik ke atas brankar Selena. “tapikan Aydin anak ke empat, jadi ya tetep di panggil adek” jawab Xavier dengan senyuman jailnya. “mamaaa” rengek Aydin memeluk tubuh Selena untuk meminta pembelaan. “jadi mulai sekarang Adek mau di panggil apa? Kak Aydin?” tanya Selena yang diangguki oleh Aydin dengan semangat. “Dedek mana mama? Kak Aydin mau liat” ucap Aydin sambil membelai pipi chubby Selena. “lagi tidur, itu sama papa” jawab Selena sambil menunjuk Xavier yang menggendong bayi laki-laki dengan tangan besarnya. “Aydin mau peluk, mama” minta Aydin. “mandi terus ganti baju dulu baru boleh peluk dedeknya” pinta Selena yang diangguki oleh Aydin. “sini sayang dedeknya aku susuin, kamu temenin Aydin mandi” minta Selena yang diangguki oleh Xavier. “dedek nya lucu papa, kayak Aydin hehehe” ucap Aydin ketika melihat wajah adiknya yang Selena gendong. “kayak papa dong, masa kayak kamu” sela Xavier sambil mengangkat tubuh Aydin untuk di gendongnya. “kan Aydin anak papa, jadi adeknya mirip Aydin. Papa udah tua, nggak lucu lagi.” jawab Aydin dengan tengilnya. Selena yang mendengar hanya bisa tertawa mendengar pertengkaran antara suami dan anaknya. “udah sana pah mandiin dulu anaknya” perintah Selena yang diangguki oleh Xavier lalu berjalan menuju kamar mandi. Drrttt…drrttt… Suara getaran hp Xavier menyadarkan Selena dari lamunannya yang sedang menatap bayi mungilnya. Kak Kanzie ❤ 1 is calling… Setelah melihat nama si penelfon Selena langsung mengangkatnya. “halo sayangnya mama” sapa Selena sambil menyusui baby nya. “lohh…papa mana ma?” tanya Kanzie di ujung sana dengan Aslan yang menempel di sebelahnya ingin tahu “papa lagi mandiin Aydin, ada apa sayang?” tanya Selena lagi dengan halus. “nggak, cuman mau ngasih tau kalo pulang sekolah Kanzie ,Aslan sama Deva mau kesana. Mama sama papa ada nitip sesuatu nggak?” jawab Kanzie dari ujung sana dengan halus.  “mama nitip martabak dong kak, tolong cariin ya” minta Selena, meskipun dia tau tidak dianjurkan untuk ibu yang baru melahirkan secara normal untuk memakan coklat karena kalau kebanyakan akan membuat bayi rewel susah tidur dan makanan berminyak serta berlemak dapat menyebabkan gangguan pencernaan, perut terasa terbakar, dan bergas. tapi yaa mau bagaimana lagi. “emanganya mama udah boleh makan martabak?” tanya Kanzie bingung, bisa diamuk dia nanti oleh papanya kalau sampai memebelikan mamanya makanan yang dipantang untuk dimakan. Sudah cukup dulu dia diamuk oleh papanya karena menuruti kemauan Selena yang ngidam asinan nanas. “siapa mau pesen martabak?” tanya Xavier yang baru selesai memandikan Aydin. “kamu mau pesen martabak?” tanya Xavier dengan mata curiganya. “siapa yang telfon?” tanya Xavier lagi, Kanzie yang ada di ujung sana sudah ketar-krtir takut kena semprot, meskipun papanya itu jarang marah tapi kalau sudah menyangkut mama dan kesehatan keluarga papanya akan berubah menjadi orang yang sensitif. “Kanzie sayang” jawab Selena yang diangguki oleh Xavier. “kamu mau pesen martabak? Kan kamu udah tau nggak boleh makan martabak, dokter baru aja ngasih tau loh tadi. Kalo kamu makan salah yang ngerasain bukan kamu aja tapi baby nya juga” omel Xavier sambil menghanduki Aydin. “iyaa, maaf sayang” ucap Selena dengan cemberut. “nggak jadi pesen martabak kak, mama nitip cogan aja” jawab Selena memancing war. “sayaaang” “mamaaa” tegur Xavier dan Kanzie secara bersamaan membuat Selena tertawa. “bercanda kok, kenapa pada sensitif gini siih” ucap Selena dengan jailnya. “mama naggak jadi nitip biar papa aja yang keluar beliin mama camilan, kakak sama adek-adek cepet kesini ya, mama udah kangen dari pagi nggak ketemu” minta Selena membuat Kanzie yang ada di ujung sana tersenyum senang. “iya mamaa, Kanzie matiin ya I love you” pamit Kanzie lalu mematikan sambungan-nya setelah mendengar jawaban dari Selena. “Aydin udah mandi ma, sekarang mau peluk dedek” ucap Aydin langsung mendudukkan tubuhnya di sebelah Selena. “bentar, mama turun dulu biar kak Aydin enak” ucap Selena menaruh bayinya di brankar dan langsung dibantu turun oleh Xavier dengan. “sayang tiduran disini aja, anak-anak aku yang urusin.” ucap Xavier menuntun Selena untuk tiduran di sofa bed. “makasih sayang” ucap Selena dengan tersenyum. “papaa Aydin mau peluk dedek nya” ucap Aydin senang sambil mengelus bayi kecil yang tertidur di depannya. “sabar dong kakak Aydin” jawab Xaveir dengan nada yang sedikit mengejek. Selena yang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini hanya diam saja menikmati kebisingan yang terjadi. “pegangnya gini ya” ucap Xavier menaruh Baby Kenzo di pangkuan Aydin yang langsung di peluk olehnya seperti memeluk guling. “kepalanya kak ati-ati” ucap Selena yang mengawasi. “mama nanti kalo dedek jatuh gimana? Aydin nggak bisa maa” rengek Aydin yang takut setelah Baby Kenzo ada di pelukannya. “nggak jatuh kok, percaya sama mama. Kan Aydin kakak nya dedek , mama sama papa percaya” ucap Selena dengen tersenyum meyakinkan. Xavier yang berdiri di sebelah Aydin langsung menepuk kepalanya. “sayang” panggil Selena, Xavier yang merasa terpanggil langsung berjalan menuju tempat Selena. “kenapa sayang? Kamu butuh sesuatu?” tanya Xavier halus memegang kepala Selena bagian belakang lalu mengelusnya. “mau ke kamar mandi, anterin” minta Selena sambil memeluk pinggang Xavier. “mau ganti pembalut sekalian? Udah lewat tiga jam loh” ucap Xavier yang diangguki oleh Selena. “aku gendong” ucap Xavier yang langsung menggendong Selena ala bridal style dan membawanya ke dalam kamar mandi. “sayang, kamu keluar aja biar aku yang cuci pembalutnya” usir Selena karena merasa tidak enak dengan Xavier yang sedari malam mengurusnya, bahkan hal sekecil memakai pembalut di CD nya pun dilakukan oleh Xavier. “udah tugas aku melayani kamu sayang” ucap Xavier mencium dahi Selena lalu pergi mencuci pembalut bekas Selena pakai. Ini adalah tanggung jawabnya sebagai suami dan dia menikmati semua hal yang dia lakukan untuk istri tercintanya. “sayang, udah apa belom?” tanya Selena yang masih duduk di atas closet. “udah kok, sini pake dulu” ucap Xavier memberikan CD yang sudah tertempel pembalut kepada Selena. “udah sayang” ucap Selena, setelah membenarkan baju rumah sakit yang dia pakai. “mau gendong?” tanya Xavier merangkul pinggang Selena. “gendong” jawab Selena manja dengan memegang pundak Xavier. “bayi ngelairin bayi” ejek Xavier menggoda Selena lalu menggendong tubuhnya untuk keluar dari kamar mandi. “mamaa… dedek kok nggak bangun-bangun?” tanya Aydin yang masih diam memangku Kenzo dengan pose yang sama sejak tadi. “kalo capek kasih ke papa dedeknya” ucap Selena yang sudah duduk di sofa dengan Xavier yang duduk di sebelahnnya. “capek mama, tapi kalo di kasih ke papa nanti Aydin nggak bisa pegang lagi” jawab Aydin polos, membuat Selena dan Xavier saling menatap dengan dahi yang mengerut bingung. “kok gitu?kata siapa?” tanya Xavier bingung. “kata Aydin, kan baru aja bilang” jawab Aydin polos membuat Xavier mengulum bibirnya kesal. “yaudah sini papa yang gendong, nanti kalau udah nggak capek papa kasih ke dedek nya ke Aydin lagi” ucap Xavier berdiri mendekati Aydin untuk mengambil Kenzo. “papa nggak boleh bohong ya, Aydin mau istirahat nanti dedeknya kembaliin ke Aydin lagi” peringat Aydin dengan mata galaknya. “iya sayang, curiagaan mulu sama papa perasaan.” ucap Xavier menatap Aydin sebentar lalu berbalik menuju Selena yang istirahat di atas sofa. “tadi udah minm s**u kok pah, tidurin aja si dedek bentar lagi kakak-kakak nya kesini pasti di uyel-uyel” ucap Selena yang diangguki oleh Xavier dan langsung menaruh bayi kecilnya di Box bayi. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD