27

1311 Words

Di tempat yang berbeda, Dhav sedang duduk di kantin kampus sambil menyeruput kopi susunya yang terasa sangat nikmat apalagi ditemani dengan hayalannya tentang Ira tadi pagi. "Kamu sangat cantik, bohong kalau aku tidak jatuh cinta sama kamu, mau kamu dandan cupu atau dandan formal seperti tadi pagi, rasa cintaku ke kamu tetap sama," ucap Dhav pada dirinya sendiri. Dia kembali membayangkan saat tangan kecil Ira menyentuh perutnya karna kejahilannya, saat membantu Ira membuka pita di leher Ira dan dapat mencium wangi rambut Ira dengan sangat dekat, semua itu sukses membuat debaran di hatinya Dhav makin menggila, dia benar-benar tergila-gila dengan rasa cinta di hatinya untuk Ira. "Apa kamu juga mencintai aku Ira?" tanya Dhav pada dirinya sendiri. "Aku takut kamu tidak cinta sama aku dan k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD