Ramdan menyadari satu hal. Bahwa selama ini ternyata Nia berjalan menuju kehancuran dirinya sendiri. Jika Nia tidak lagi membenci Fateh bukan tidak mungkin ia akan menyusul Juliet bukan? Ramdan siap dengan segala hal yang harus ia hadapi. Toh ia sudah terbiasa dengan semua ini. Dengan keadaan adik perempuannya yang sampai sekarang hanya dirinya saja yang tau.
Sang Sultan lebih memilih untuk menghadapi belasan kepribadian sekaligus dari pada menyerahkan adiknya pada pria yang belum tentu tulus padanya. Sebagai seorang Abang ia tidak menyukai mendapati adiknya menangis. Tapi lihat ketidak berdayaannya. Aini menangis karena pria yang akan menjadi suaminya Nia hari ini dan Nia pun sudah meraung. Tidak ingin ada tangisan lagi di kemudian hari, Ramdan tau apa yang harus ia lakukan.
Satu tanga
