Perbincangan mereka berhenti setelah Iris melihat raut wajah puas Minah. Ia kembali ke kamar dan melihat Gavin sudah selesai mandi. Dia hanya mengenakan jubah mandi dan bersandar di kepala ranjang sambil membaca buku. “Bagaimana?" Tanya Gavin. “Dia sangat tidak sabar pindah.” Iris tertawa pelan sebelum masuk ke kamar mandi. Beberapa saat kemudian, Iris sudah menggunakan gaun tidur bewarna putih dengan tali spaghetti dan panjangnya hingga semata kaki. Dia mengenakan perawatan wajahnya dengan cepat sebelum menyusul Gavin di tempat tidur. Gavin menyimpan buku bacaannya di nakas samping lalu membawa Iris ke dalam pelukannya. “Bagaimana jika kita menjadikan Juminah sebagai pelayan utama di rumah kita nanti?” Iris mendongak dengan cepat. “Bolehkah?” “Jika kamu setuju, itu akan terdengar he

