Membuka matanya yang tenang, dengan perlahan Gavin melepaskan jam tangan, jas, dasi, dan kemeja yang ia kenakan. Gavin berjalan santai menuju tempat tidur seraya melepaskan sabuk kulit di pingang celananya. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur dan membangunkan Iris dengan cara mencium bibir Iris hingga wanita itu hampir kehabisan nafas. Iris membuka matanya dengan lingung dan melihat Gavin tengah mengikat kedua tangannya ke atas kepalanya dan menjalinkannya di atas kepala ranjang. Pandangannya masih kabur. Iris menarik-narik tangannya kebingungan. “Gavin, apa-apaan ini?” “Kau sudah mempunyai persiapan yang matang, bukan?” “Persiapan? Persiapan apa?” Iris merasa tidak nyaman dengan kedua tangannya tiap kali ia menarik itu akan terasa sakit. Ia meringis. “Gavin, lepaskan ini.” Gavin ti

