Sudah hampir satu jam Mona menunggu Bara. Wanita itu tampak berkali-kali melihat jam dinding yang tergantung di atas televisi. Dirinya sempat merasa bingung, karena lelaki yang dia tunggu masih bertahan di dalam kamar hingga saat ini.
“Kenapa dia lama sekali? Apa obatnya terlalu sedikit hingga reaksinya lambat?” tanya Mona bertubi-tubi pada dirinya sendiri.
Pandangan wanita itu juga tampak tidak lepas dari kamar yang ditempati oleh Bara. Bahkan, sepertinya matanya sejak tadi tidak lepas menatap pintu yang bercat krem tersebut.
Tanpa wanita itu tahu, di dalam kamar tampak Bara sedang tertidur karena rasa kantuk yang menyerangnya. Gelas yang berisi minuman dingin dari Mona juga sudah terlihat kosong.
Tadi setelah menerima minuman dari Mona, Bara langsung menutup pintu kamar dan tak lup
