Selama di dalam perjalanan, tampak sesekali laki-laki asing itu menyunggingkan senyumannya. Bahkan, lelaki itu juga melirik sinis pada Bella melalui kaca spion. Ia tidak ingin apa yang telah ia lakukan hngga sejauh ini, nantinya akan menjadi berantakan karena ulah dari perempuan yang telah berhasil ia culik. Mendengar suara Bella yang seperti tengah berteriak, membuat lelaki asing itu langsung menolehkan kepalanya. Melihat korbannya tampak seperti ingin memberontak, membuat si penculik semakin menambah kecepatan laju mobilnya. Bahkan, pria itu tidak mempedulikan jalanan yang rusak, dirinya tetap melaju dengan kecepatan tinggi. “Sebentar lagi kita akan sampai,” lirih lelaki itu. Tak memerlukan waktu lama, akhirnya mobil pun berhenti di depan sebuah rumah dengan nuansa kayu. Rumah yang

