"Selamat pagi."
Ani mengerjap saat silau dari cahaya mentari yang menyinari kamar menerpa indera penglihatannya, diiringi dengan sebuah sapaan hangat yang menyapa gendang telinganya.
Sebuah kecupan mendarat tepat di bibir Ani.
Raut wajah Ani berubah kecut saat otaknya sudah mampu mencerna kejadian yang baru saja ia alami. Ani berbalik memunggungi Reza, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Ingat! Ani masih marah pada Reza.
Ani kesal karena semalam Reza pulang, tidak menemaninya tidur sampai ia benar-benar terlelap.
Reza tersenyum, tahu kalau Ani pasti marah padanya akibat kejadian kemarin. Reza merapatkan tubuhnya pada Ani, menyibak selimut Ani lalu menjadikan tangan kanannya sebagai bantalan kepala Ani, sedangkan tangan kirinya yang memeluk erat pinggang Ani.
"Masih marah, hm?"
