Sisil masih sibuk dengan perkerjaannya. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum pulang nanti. dia tak ingin pulang sementara perkerjaannya belum selesai. Akhirnya pekerjaan Sisil selesai. Sisil merentangkan tangannya, rasa capeknya agak berkurang. Karena kesibukannya Sisil tak menyadari hari telah sore. Sisil menegadahkan kepalanya Melihat kearah jam dinding kantornya.Pukul 16.45, berarti sebentar lagi jam kerjanya akan berakhir dan sebentar lagi aditya akan menjemputnya.Dengan lincah tangan sisil membereskan berkas-berkas yang berserakan di mejanya.Sisil duduk kembali, tangannya merapikan pakaiannya."ayo sil, pulang"teman sisil menegur sisil.
"ayo",sisil menjawab sambil berdiri dan melangkah menuju temannya..
Tiba-tiba ponsel sisil berbunyi dan ternyata Aditya.
"Ya, dit, kamu di mana ?"
"Aku tunggu di depan ya"
"Oke."
sisil tersenyum, setiap ketemu adit ada perasaan bahagia dan senan padahal dia ketemu adit hampir tiap hari karena kantor mereka satu gedung tapi beda lantai. kantor sisil di lantai atas dan kantor adit di lantai bawah. Sisil berdiri didepan lift sambil senyum - senyum , ia merasa seperti remaja yang baru jatuh cinta.Sisil ingat bagaimana awalnya ia bertemu dengan adit. Mereka bertemu di dalam lift ketiga sama - sama hendak kelantai masing - masing.
"Hai, mau lantai berapa, " tanya adit waktu itu.
"lantai 7" jawabku waktu itu
"Oh, ya namaku aditya" kata aditya sambil mengulurkan tangannya
"sisil" sisil menjawab sambil menyambut uluran tangan Aditya.
"Hei, sisil sudah nyampai nich, kok masih begong aja"
Sisil kaget mendengar teguran temannya.
"Oh, ya, sampai jumpa besok ya," Sisil melambai sambil keluar dari lift.
Begitu sampai di depan lobi, ponsel Sisil berbunyi.
" Sil, kama tunggu sebentar ya, soalnya Pak Jefri ada yang ingin di bicarakan"
" tapi lama ngak, kalau lama aku pulang duluan sama teman aja yach"
"ngak lama kok, cuma sebentar doang"
" ya, aku tunggu di lobi ya "
" ok "
Sisil menutup ponselnya. ia berjalan kearah tempat duduk yang ada dilobi itu.
Sisil sedamg mainkan hpnya ketika Aditya memghampirinya.
Aditya seorang cowok berwajah tampan dan tinggi, berkulit gelap. Sisil kaget begitu melihat Aditya Aditya melangkah menuju Sisil.
"maaf ya sudah menunggu"
" ngak apa "
" tapi menunggu kekasihkan menyenangkan" goda Aditya.
Sisil tersenyum manja dan segera berdiri dan berjalan di samping Aditya.
Mereka berjalan menuju tempat parkir.
Sebelum pulang Adit mengajak sisil makan dulu. Tempat favorit mereka adalah nasi goreng abang- abang pingir jalan. Saat itu tempatnya sepi yang ada cuma adit dan beberapa orang di meja ujung. Mereka tidak begitu lama menunggu, akhirnya pesanan nasi goreng komplet datang.
Seorang pelayan membawakan pesan Sisil dan Aditya.
" kamu tidak memesan minuman Sil"
" tidak Dit, aku ingun minum air mineral saja"
" terima kasih mas," ujar Aditya.
pelayan itupun berlalu.
"aku ada kejutan untukmu, sil" kata Aditya sambil mengaduk nasi gorengnya.
sisil menoleh kearah aditya dan menghentikan tangannya mengaduk nasi goreng.
"kejutan apa, dit jangan bikin penasaran" ujar sisil menatap adit dengan penasaran. Ia tak ingin Aditya senang melihat dia kebingungan.
"ayo, kamu pasti penasaran kasih tahu ngak ya, Aditya mengoda sisil. Sisil tersenyum manja."Aku akan melamarmu," teriak aditya.
Sisil pura-pura biasa saja padahal hatinya berbunga-bunga.
"Oh,cuma itu kejutannya,ujar sisil berusaha datar.
"Hello, adyta gemas melihat sikap biasa - biasa saja. Dia heran mengapa sikap sisil hanya datar begitu tidak ada reaksi senang padahal setahu adit wanita paling senang kalau di lamar kekasihnya.
"Tentu saja, aku senang sayang, ujar sisil memegang tangan aditya"aku hanya ingin mengodamu saja lanjut sisil.
"Jadi kamu setuju kalau aku melamar kamu,"?
sisil menganggukan kepalanya dengan pasti
"Tapi kamu belum pernah memperkenalkan aku ke ibu dan ayahmu,"sisil baru sadar kalau selama pacaran mereka belum pernah memperkenalkan ke orang tua mereka masing-masing.
Aditya juga baru tersadar.Memang mereka belum lama pacaran tapi mereka sudah merasa cocok dan adit merasa sudah menemukan wanita idamannya.
"Kita akan saling memperkenalkan ke orang tua kita masing-masing,bagaimana yang penting antara kita sudah saling cocok" Adit berusaha meyakinkan sisil.
"Tapi, kamu maukan menjadi istriku,?" tanya aditya dengan cemas
"Tentu saja Aku, mau"sisil meyakinkan Aditya.
" bagaimana dengan orang tua kita, kita belum pernah saling mengenalkan diri kepada orang tua kita"
" Percayalah mereka pasti akan setuju dengan keputusan kita, kita sudah dewasa, sudah bisa memilihnyang baik dan tidak"
" semoga tak ada yang jadi penghalang niat baik kita ini" Sisil menatap Aditya.
"Kalau begitu kita hanya minta restu kepada orang tua kita dengan orang tua kita masing-masing."
Mereka menikmati nasi goreng pesanan mereka. Sesekali mereka. tampak saling bercanda.
" Dit, bagaimana dengan ibu kamu, beliau kan jauh di Solo"
" ibu pasti akan datang acara kumpul keluarga nanti "
Aditya hanya punya ibu sedangkan ayahnya sudah meninggal sejak dia masih bayi.
" orang tuamu, bagaimana Sil"
" paling kamu akan ketemu dengan ibuku saja soalnya ayahku lagi ada kerjaan, jadi mungkin ngak bisa hadir"
" tapi ayahmu akan merestui kita kan"
" Ayahku, tak pernah memaksakan kehendaknya, mungkin ia akan menyerahkan segala keputusan kepada aku dan ibu"
Aditya memegang tangan Sisil.
" Aku berharap hanya kamu Sil yang menemani sisa hidupku"
" aku juga berharap yang sama Ditl
Mereka saling menatap dan tersenyum, segala harapan terangkai indah dalam angan mereka.
Malam itu mereka berdua menghabiskan waktu jalan - jalan dan berbelanja kebutuha Sisil.
Aditya mengantar Sisil pulang.
Kali ini juga dia tidak bertemu dengan ibu Sisil.
Malam semakin larut tapi Aditya dan Sisil tersenyum bahagia. Mereka merangkai impian indahnya hingga terbawa kealam mimpi.
*******