Bab 22

1431 Words
39 Hari Sebelum Persidangan Rosaline menatap Farel yang memaksa masuk ke dalam ruangannya. Kenapa pria ini selalu saja melakukan sesuatu yang membuat hari Rosaline jadi bertambah buruk? Tidak, sebenarnya Rosaline selalu merasa senang ketika dia menatap Farel. Tapi keadaan yang ada di antara mereka, itulah yang membuat Rosaline selalu bersedih. Rosaline tidak bisa menunjukkan tangisan kesedihannya di depan Farel, oleh sebab itulah Rosaline selalu memilih untuk berlaku kasar pada pria itu. Rosaline selalu marah-marah ketika Farel datang, iya.. semua itu hanya untuk menutupi kesedihan yang ada di dalam matanya. Rosaline dan Farel sudah sama-sama tahu tentang apa yang akan terjadi di dalam hubungan mereka berdua. Rosaline hanya ingin membiasakan dirinya untuk hidup tanpa Farel. Iya, hanya itu saja yang ingin dia lakukan. Sayangnya Farel tidak pernah membiarkan Rosaline melakukan semua itu. Rosaline mencoba untuk melupakan Farel, tapi yang terjadi malam sebaliknya. Setiap kali Rosaline memikirkan Farel, pria itu selalu saja datang kepadanya. “Keluarlah dari ruanganku karena aku sedang punya banyak sekali pekerjaan..” Kata Rosaline sambil menatap Farel dengan pandangan marah. Rosaline sama sekali tidak bisa melakukan apapun untuk mengusir Farel. Tidak, sekalipun sudah diusir, Farel akan tetap berada di sini tanpa mau mendengarkan apa yang dia katakan. Sudahlah, seharusnya Rosaline tidak berusaha terlalu keras. “Ada sesuatu yang harus aku katakan padamu. Ini sangat penting..” Kata Farel sambil duduk di sofa yang ada di sudut ruangan. Rosaline tidak ingin membicarakan apapun dengan Farel. Tidak, hanya dengan menatap matanya saja Rosaline bisa langsung menangisi takdir mereka berdua. Rosaline tidak akan sanggup kalau harus mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Farel. “Aku sedang sangat sibuk. Tolong jangan mengganggu diriku saat ini..” Kata Rosaline dengan pelan. Biasanya Farel tidak pernah melakukan apapun ketika mereka sedang berada di kantor. Biasanya Farel hanya akan menemuinya ketika mereka ada di luar. Tapi kenapa Farel datang ke ruangannya sekarang? Bagaimana kalau ada yang melihat ketika Farel datang ke sini? “Ada sesuatu yang penting—” “Katakan ada apa? Aku sedang sangat sibuk, jangan membuang waktuku dengan percuma..” Kata Rosaline dengan cepat. Sebenarnya Rosaline sama sekali tidak berbohong. Rosaline memang sedang memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini. Rosaline bahkan sudah berencana untuk tidak mengambil istirahat saat makan siang, Rosaline juga akan lembur hingga malam karena memang dia harus menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini juga. “Ini tentang Feli dan Ken. Karena semua masalah ini, Ken berencana untuk membatalkan pernikahannya. Adikmu itu tidak akan menikah tanpa restu darimu, Rosaline..” Mendengar apa yang dikatakan oleh Farel membuat Rosaline langsung menghentikan semua pekerjaannya. Ken akan membatalkan pernikahannya hanya karena dia belum mendapatkan restu dari Rosaline? Benar, Rosaline memang menggunakan alasan yang sangat konyol untuk melarang adiknya menikah. Jujur saja Rosaline sangat menyesali apa yang dia katakan saat itu. Mau sampai kapanpun Ken dan Feli tidak akan menikah kalau mereka menuruti apa yang dikatakan oleh Rosaline. Sampai kapan dua anak itu akan menunggu Rosaline sementara Rosaline sendiri sama sekali tidak memiliki rencana untuk menikah? Iya, jika beberapa hari belakangan ini Farel sering mengatakan kalau sesekali Rosaline harus bersikap egois agar dia juga bisa bahagia, maka sebenarnya pria itu salah. Selama ini Rosaline sudah egois. Selama ini Rosaline sudah banyak merepotkan adiknya sendiri. Rosaline mempersulit keadaan Ken dengan sebuah kalimat tidak jelas yang dia ucapkan secara asal-asalan. Rosaline menghembuskan napasnya dengan pelan. Semua ini membuatnya benar-benar merasa sangat bimbang dengan apa yang harus dia lakukan. Rosaline tidak suka kalau melihat Ken dan Feli tersiksa karena dirinya. Kedua adiknya itu sama sekali tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di antara Rosaline dan Farel. Semua duka yang sekarang sedang dirasakan oleh Rosaline, semua itu memang konsekuensi atas apa yang dia lakukan sendiri. Bukankah akan tidak adil kalau Rosaline malah melibatkan Ken dan Feli dalam keadaan ini? “Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Tanya Rosaline sambil menatap Farel dengan pandangan kosong. Kalau Rosaline dan Farel sakit hati, semua itu bukanlah salah Ken dan Feli. Rosaline bertanggung jawab atas lukanya sendiri. Begitu juga dengan Farel yang bertanggung jawab atas lukanya sendiri. Sejak awal menjalin hubungan dengan Farel, Rosaline sebenarnya sudah tahu apa yang akan dia dapatkan. Masalahnya, Ken dan Feli sudah sangat lama menjalin hubungan asmara, kedua adiknya itu sudah menunjukkan kalau pada akhirnya, hubungan mereka akan berakhir di pelaminan. Ken dan Feli menjalin hubungan yang serius karena mereka memang ingin menikah suatu saat nanti. Sementara itu, ketika Rosaline dan Farel menjalin hubungan, mereka sama sekali tidak mengharapkan apapun. Rosaline tidak pernah berharap kalau dia akan menikah atau bisa hidup bersama dengan Farel sampai mereka tua. Tidak, sejak awal memang tidak ada harapan seperti itu. Baik Rosaline maupun Farel sudah sama-sama tahu akan apa yang terjadi di masa depan. Sekarang memang saatnya untuk mengakhiri segalanya. Tidak akan ada yang bisa memenangkan mereka di dalam pertandingan ini. Kalau ada pasangan yang pantang menang, mereka adalah Ken dan Feli. Rosaline melihat sendiri bagaimana hubungan Ken dan Feli bertumbuh menjadi semakin kuat. Baik Ken maupun Feli, mereka adalah pribadi yang saling mengerti satu dengan lainnya. “Sampai kapanpun aku akan selalu mengatakan jika kamu memiliki dua pilihan, Rosaline. Kalau memang kamu ingin membatalkan pernikahan mereka, sudah.. katakan saja apa yang sebenarnya terjadi. Pernikahan Ken dan Feli pasti tidak akan pernah berlangsung. Tapi jika kamu tidak ingin menghancurkan mereka, lepaskan saja semuanya. Jangan halangi mereka..” Kata Farel dengan pelan. Rosaline selalu berusaha untuk menahan air matanya sendiri. Tidak, bukan ini yang dia inginkan. Ken memang selalu menjadi adik yang baik untuknya. Semuanya, semua hal yang diinginkan oleh Rosaline, Ken akan selalu mengusahakannya. Lalu sekarang, sekarang adiknya itu ingin berbahagia. Ken ingin hidup bahagia bersama dengan Feli, kenapa Rosaline harus menghalanginya dengan sebuah alasan gila yang sama sekali tidak masuk akal? Kenapa Rosaline bisa tega melakukan semua ini? “Aku melepaskanmu, Farel..” Kata Rosaline dengan pelan. Benar, memang beginilah kisah mereka akan berakhir. Mungkin sampai kapanpun Rosaline tidak akan pernah bisa melupakan kisah mereka. Sampai kapanpu, Farel akan selalu menjadi orang yang menempati posisi tertinggi di dalam hatinya. Tapi sampai kapanpun mereka juga tidak akan pernah bisa saling memiliki. Untuk setiap momen indah yang mereka bagi bersama, mungkin sekarang mereka harus benar-benar menyelesaikannya. Tidak akan pernah ada kesempatan untuk kisah mereka berdua yang selalu dikalahkan oleh takdir. “Rosaline..” Rosaline mengusap air matanya yang terlanjur turun ketika dia mendengar suara Farel. Kali ini mereka memang berbicara secara baik-baik karena sebenarnya tidak pernah ada cara lain yang bisa mereka lakukan untuk menyelesaikan semua ini. Farel selalu berusaha berbicara dengan Rosaline tapi Rosaline selalu berusaha menghindari Farel. Baiklah, sekarang Rosaline tidak ingin menghindar lagi. Semuanya selesai saat ini juga.. Sekarang mereka akan mencoba menerima semua yang sudah terjadi, menerima fakta jika kisah mereka tidak akan pernah diakui oleh dunia. “Kita selesai.. Biarkan Feli dan Ken menikah. Aku yang akan berbicara pada Ken..” Kata Rosaline sambil kembali mengusap air matanya. Bagaimana.. Bagaimana cara agar dia tidak menangis ketika sedang berhadapan dengan Ken? “Rosaline..” “Bukankah ini yang ingin kamu pastikan? Kamu ingin agar Feli tidak bersedih, bukan? Sama seperti dirimu, aku juga ingin Ken tetap bahagia. Jadi mari lakukan semua ini..” Kata Rosaline sambil tetap menatap Farel. Sama seperti Rosaline, Farel juga terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini. Tidak masalah, mereka memang harus sama-sama berkorban karena memang inilah jalan takdir mereka berdua. Mungkin setelah ini akan ada kisah lain yang menunggu mereka berdua. Satu kisah yang bisa saja berakhir dengan bahagia sekalipun tidak saling bersama. “Kita memang tidak seharusnya jatuh cinta seperti ini, Rosaline. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa menghentikan hatiku sendiri. Baiklah, aku juga melepaskanmu, Rosaline..” Sekalipun Rosaline sudah tahu apa yang akan dikatakan oleh Farel, tapi ketika mendengar suara pria itu secara langsung, entah kenapa hatinya terasa jauh lebih sakit. Ada sesuatu yang dipaksa untuk dilepaskan sekalipun Rosaline sendiri tidak pernah ingin melepaskan. Benar, ada orang yang pernah berkata pada Rosaline jika menempatkan seseorang di dalam hati sama seperti sedang membuat tato. Akan terasa jauh lebih menyakitkan ketika mencoba menghapusnya dibanding saat mendapatkannya. Rosaline sudah terlanjur membiarkan Farel berada di dalam hatinya. Sekarang dia harus mencoba menghapus Farel bagaimanapun caranya. Mereka harus tetap hidup dengan cara yang layak sekalipun hati mereka sama-sama sedang hancur. Kehidupan akan terus berjalan, tidak akan ada yang mau menunggu Rosaline dan Farel yang sedang patah hati. Tidak masalah, apapun yang terjadi mereka harus tetap berdiri dengan tegak dan menghadapi semua rasa sakit ini. Tangan mereka mungkin tidak akan bisa saling bergandengan lagi, lengan Farel juga tidak akan terbuka untuk pelukan Rosaline, tapi sampai kapanpun.. kisah ini akan selalu bertahta di dalam hati Rosaline. Hanya kisahnya saja, tidak dengan tokohnya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD