Bab 3

1261 Words
40 Hari Sebelum Persidangan.. Rosaline membuka matanya dengan pelan ketika dia mendengar suara nyaring dari ponselnya. Ah sial! Kepalanya benar-benar pusing karena dua baru tidur kurang dari dua jam. Rosaline menggerakkan badannya yang terasa sangat pegal karena semalaman dia terus terjaga untuk mempelajari satu kasus yang cukup rumit. Bahkan Rosaline sampai tertidur di kursi kerjanya. Tinggal di apartemen seperti ini membuat Rosaline jadi harus hidup mandiri tanpa satupun pelayan yang akan membantunya. Sangat berbeda dengan rumah orang tuanya yang dipenuhi oleh banyak sekali pelayan, Rosaline tidak perlu melakukan apapun karena sudah ada banyak sekali pelayan yang akan membantunya. Sayangnya, kalau terus tinggal di sana, Rosaline bisa gila dengan tekanan yang diberikan oleh Ibunya. Pada akhirnya Rosaline memilih untuk meninggalkan Ken di rumah itu. Iya, Rosaline sangat tahu kalau Ken pasti mengalami banyak sekali kesulitan karena harus melakukan banyak pekerjaan di waktu yang bersamaan. Kadang Rosaline memang sering merasa iri dengan keadaan adiknya. Ken seorang laki-laki, anak itu selalu mendapatkan perhatian penuh dari Ibu mereka. Entahlah, sampai sekarang Rosaline belum menemukan apa perbedaan antara dirinya dan Ken, tapi Ibunya sepertinya memiliki pandangan yang berbeda. Sebagai seorang wanita, Ibunya bukannya ingin membantu Rosaline untuk menjadi salah satu pengacara wanita terbaik, tapi Ibunya malah sering membuat Rosaline merasa tidak percaya diri karena di negeri ini masih terlalu jarang ada seorang pengacara wanita yang hebat. Sudahlah, Rosaline tidak bisa menyalahkan Ibunya atas apa yang dia alami. Seharusnya Rosaline terlahir sebagai seorang laki-laki. “Kamu akhirnya terbangun juga setelah semalaman memilih untuk tidur di meja kerjamu..” Rosaline menolehkan kepalanya dan mendapati seorang pria yang sangat dia kenali sedang duduk di sofa ruang tamu apartemen ini. Kenapa pria itu tidak pergi menjauhi Rosaline saja untuk beberapa waktu ke depan? Rosaline merasa sangat tersiksa dengan keadaan mereka saat ini. Kalaupun mereka memaksakan ingin bersama, semua orang akan berusaha memisahkan mereka. Tidak, tidak ada jalan untuk kisah mereka. Lagi-lagi Rosaline harus mengakui kekalahannya di depan Ken, adiknya sendiri. Ah, seharusnya Rosaline terlahir sebagai seorang laki-laki. “Pergilah, jangan menggangguku hari ini..” Rosaline berbicara dengan pelan lalu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu apartemennya agar seorang tamu yang tidak diundang itu bisa segera pergi keluar dari tempat ini. Tidak, Rosaline memang tidak benar-benar ingin pria itu pergi dari tempat ini. Rosaline ingin mereka tetap berada di sini seperti yang sebelumnya mereka lakukan. Bahkan, sebenarnya Rosaline pindah ke apartemen hanya agar mereka bisa terus bertemu tanpa ketahuan oleh orang lain. Rosaline menggunakan alasan jika dia ingin belajar hidup mandiri dan ingin menenangkan dirinya sejenak karena dia terlalu sering berdebat dengan Ibunya sendiri. Iya, awalnya Rosaline pindah ke apartemen ini karena dia ingin selalu bertemu dengan seorang pria yang dia cintai tapi tidak akan pernah bisa dia miliki. Apakah takdir hidupnya memang harus selalu mengalah dengan Ken? Dalam seluruh waktu di hidupnya, Ken sudah memenangkan semua pertandingan. Ken selalu memenangkan hati orang tua mereka padahal prestasi yang dimiliki oleh Rosaline juga tidak kalah banyak, Ken sangat dicintai oleh semua orang padahal adiknya itu tidak melakukan apapun. Dalam masalah asmara, Ken juga menang karena adiknya itu lebih dulu mempublikasikan hubungannya dengan Felicia. Sementara Rosaline? Apa yang dia dapatkan? Selama ini Rosaline selalu bersabar dan mengalah pada Ken, tapi ketika kehidupan percintaannya harus dihalangi oleh Ken, kenapa rasanya semakin tidak adil? Farel, seorang pria yang sekarang sedang duduk di sofa ruang tamunya, pria itu adalah Kakak kandung Felicia, kekasih adiknya sendiri. Iya, jauh sebelum Rosaline jatuh cinta pada Farel, Ken dan Feli sudah lebih dulu mengumumkan hubungan asmara mereka. Rosaline jelas tidak bisa menjalin hubungan dengan Farel. Pria itu calon saudara ipar adiknya sendiri. Sekali lagi Rosaline harus dikalahkan oleh adiknya sendiri. Padahal, kali ini saja Rosaline benar-benar berharap kalau dia yang menang. Rosaline sudah mengorbankan segala hal untuk Ken, apakah Rosaline juga harus mengorbankan kisah cintanya dengan Farel juga kali ini? “Rosaline..” “Jangan memanggilku seperti itu. Kita tidak punya kesempatan, Farel. Sudah, tinggalkan aku supaya rasa sakitnya tidak terlalu terasa..” Kata Rosaline sambil membuka pintu apartemennya. Rosaline tahu kalau adiknya sudah merencanakan sebuah pesta pernikahan yang sangat mewah bersama dengan Feli. Setelah Ken dan Feli menikah, Rosaline tidak akan bisa melakukan apapun. Saat ini, sebenarnya Rosaline juga sedang berusaha menahan dirinya sendiri. Satu-satunya hal yang menjadi alasan Rosaline bersikap dingin pada Ken adalah semua ini. Rosaline tidak ingin kelepasan mengatakan bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Ken pasti mengira kalau Rosaline marah karena dia tidak ingin Ken menikah lebih dulu dibanding dirinya. Iya, meskipun rasa takut itu memang benar-benar ada karena selama ini masyarakat selalu mengatakan jika seorang Kakak harus menikah lebih dulu kalau tidak ingin mendapat petaka buruk, tapi Rosaline tidak terlalu peduli dengan semua itu. Rosaline memang takut, tapi lebih dari rasa takutnya, rasa sakit di hatinya terasa sangat sesak dan menyayatnya setiap saat. Rosaline sama sekali tidak bisa melakukan apapun karena selama ini Farel memang bekerja di kantor yang sama dengan dirinya. Ayahnya dan Ayahnya Farel membangun sebuah firma hukum ternama yang sekarang dipimpin oleh Ken. Rosaline dan Farel juga ikut bekerja di firma itu karena mereka memiliki posisi yang sama dengan Ken. Semuanya akan semakin sulit. Rosaline tahu kalau selama ini bukan hanya dirinya yang merasa tertekan, Ken juga merasakan hal yang sama. Adiknya itu banyak menanggung beban yang seharusnya ditanggung oleh Rosaline sebagai Kakaknya. Oleh sebab itu, Rosaline berusaha menjauhi Ken untuk beberapa waktu ini, ya.. mungkin sampai Ken dan Feli resmi menikah. Rosaline tidak mau lepas kendali dan mengatakan apa yang terjadi. Dia yakin, ketika Rosaline menceritakan apa yang terjadi, Ken akan langsung membatalkan acara pernikahannya tanpa berpikir panjang. Benar, Ken adalah seorang pria yang selalu mendahulukan kebahagiaan orang lain. Setelah Ayah mereka meninggal, Ken mengambil alih semua tugas sebagai seorang kepala rumah tangga. Adiknya tidak akan membiarkan Rosaline menangis ketika dia sedang tertawa bahagia. Iya, Ken memang tidak pernah egois sedikitpun, Rosaline tahu akan hal itu. Tapi kali ini, Ken memang sangat menginginkan satu hal terbesar dalam hidupnya. Selama in Ken hanya melakukan tugasnya sebagai seorang anak, Ken adalah anak yang sangat penurut. Adiknya itu selalu mengikuti apapun yang diinginkan oleh orang tua mereka. Ketika Ken menginginkan satu hal, apakah Rosaline tega merenggutnya? Lagi, rasa sayang pada adiknya dan rasa kesal pada dirinya. Semua itu kembali membuat Rosaline merasa sangat tersiksa. Apalagi dengan kedatangan pria yang sangat dekat dengan hatinya tersebut. “Rosaline, kita harus bicara..” Farel melangkahkan kakinya dengan pelan sambil mendekati Rosaline. Rosaline memejamkan matanya, saat itu juga air mata menetes dari sudut mata kirinya. Semua ini sangat menyakitkan. Rosaline akan kembali kalah dengan adiknya. Dia tidak akan bisa melakukan apapun saat ini. “Jangan mendekati aku, Farel..” Rosaline memundurkan langkahnya ketika melihat Farel semakin melangkahkan kakinya. Pria itu juga terluka sama seperti Rosaline. Iya, Rosaline sangat mengerti dengan keadaan Farel saat ini. Ketika Feli bisa memilih dia ingin melakukan apa di hidupnya, Farel sama sekali tidak bisa memilih. Pria itu dijatuhi beban berat oleh orang tuanya untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Sama seperti yang terjadi pada Ken. Adiknya itu juga terlihat tidak terlalu tertarik dengan hukum, tapi karena tuntutan orang tua, Ken berusaha melakukan sebaik mungkin. Iya, sejak kecil Ken memang menunjukkan kalau dia memiliki kemampuan di atas rata-rata anak seusianya. Tidak heran kalau Ken menjadi pengacara hebat yang sangat terkenal. Sebenarnya, sejak dulu Rosaline yang ingin melanjutkan pekerjaan keluarganya. Sayangnya, karena Rosaline adalah seorang wanita, semua orang jadi meragukan kemampuannya.  “Tidak ada yang bisa aku bicarakan dengan dirimu. Aku sibuk, Farel. Jangan menggangguku..” Rosaline semakin menunjukkan kalau dirinya merasa tidak nyaman dengan kehadiran Farel. Farel menghembuskan napasnya dengan pelan. Sama seperti hari-hari yang lalu, Farel harus kembali keluar dari apartemen ini sebelum dia bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan. Lalu, keadaan Rosaline juga tidak berbeda jauh. Dia juga kacau, sama seperti Farel yang merasa kebingungan ketika harus memilih antara adiknya atau cintanya sendiri. Kenapa takdir bermain dengan sangat epik di dalam kehidupan mereka berempat?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD