Violet menoleh ke belakang. Melihat ada Derry di sana, membuatnya membuang napas kasar.
Trias dan Mentari sama terkejutnya dengan Violet. Seorang Derry yang selama ini suka tengil dan juga menyebalkan, sekarang malah berucap aneh dan membuat mereka tercengang dengan pertanyaan yang dilontarkan barusan.
"Maksud Bapak barusan apa itu?" tanya Trias memberanikan diri.
"Orang yang katanya tengah lajang, seperti barusan kamu ceritain itu."
"Bapak ... nguping nih ceritanya?"
"Kurang lebih seperti itu. Tidak sengaja sih awalnya, tapi pas didenger cukup seru, saya lanjut."
"Mati aku!" Violet bergumam dengan mata yang terpejam.
Menatap kedua sahabatnya silih berganti, dan mengharapkan untuk bisa memberikan perlindungan, dan jangan bilang jika dirinya yang saat ini tengah lajang.
Deryy seorang lelaki yang usianya tidak terpaut jauh dari Violet. Memiliki perawakan yang cukup tampan, dengan hidung bangir, dan wajahnya yang terdapat brewok, membuat siapa pun terpesona olehnya.
Tingginya kira-kira 180cm, dengan tubuh tegap dan atletis.
Membuat Trias dan Mentari heran dengan Violet saat menjulukinya dengan sebutan 'Botak' karena itu sangat kontras sekali.
"Jadi siapa yang sedang single sekarang ini?" tanya Derry dengan mata yang mengedip.
Violet dengan cepat menunjuk kedua sahabatnya dengan cepat, agar mereka tidak bisa menyebut namanya.
"Mereka berdua, Pak!"
Derry mengerutkan keningnya heran dengan Violet. Hanya bisa terkekeh pelan mendengarnya, dan tidak habis pikir juga, apa ia begitu menakutkan?
Mentari menyenggol lengan dari Violet yang saat ini terlihat begitu tegang.
Posisi duduk yang membelakangi Derry, membuat keberuntungan tersendiri bagi Violet, dan sangat bersyukur untuk itu.
"Kenapa?" tanya Violet dengan berbisik.
Mentari melihat raut ketakutan pada Violet, dan itu sangat lucu.
"Kamu kenapa kayak ketakutan gitu? Cuman liat Pak Derry doang lagi," goda Mentari yang membuat Violet langsung mencubitnya begitu saja.
Mentari meringis kesakitan saat mendapati tangannya yang kini dicubit kuat oleh Violet. "Sadis bener kamu, Vi. Sakit tau tangan aku," keluh Mentari.
Trias yang melihat kegaduhan dari dua orang sahabatnya tersebut. "Bapak mau tau tidak siapa orang yang masih single?" tanya Trias yang mulai ikutan untuk menggoda Violet.
Derry sebenarnya tahu betul jika Violet lah yang saat ini tengah lajang, dan semua cerita tadi sudah didengarnya cukup baik.
Awalnya Derry pergi ke tempat ini untuk makan. Namun, tidak sengaja mendengar percakapan mereka yang begitu menarik perhatian, dan itu membuatnya mulai menguping seperti tadi.
"Memangnya siapa?" tanya Derry yang mulai beranjak berdiri dan mengambil tempat duduk di antara mereka.
Mentari dan Trias merasa jika Violet pantas untuk mendapatkan Derry. Karena mengingat posisi yang begitu menjanjikan, yaitu sebagai pimpinan di kantor tersebut.
Violet hanya menunduk dengan tangan yang memilin lengan baju kuat. Ingin rasanya untuk segera pergi dari tempat ini, tetapi apa daya.
"Vio-"
"Aku duluan ya, ada urusan yang harus dikelarkan nih," ucap Violet yang memotong Trias yang tengah berbicara.
Violet terburu untuk keluar dari rumah makan ini, saat namanya hendak disebutkan oleh Trias tersebut.
"Mau kemana, Vi?" tanya Derry dengan suara yang terdengar sangat lembut. Berbeda jauh saat di kantor, yang begitu cerewet.
Violet tidak menoleh dan menjawabnya. Dalam benaknya saat ini, hanya ingin pergi sejauh mungkin, tetapi jelas itu tidak akan pernah terjadi.
Dia saja masih bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh Derry, dan di sana untuk penghasilan cukup baik.
Trias dan Mentari kini berpamitan pada Derry yang masih duduk santai di meja. Mereka berniat untuk menyusul Violet, karena takut marah nantinya.
"Pak, kita berdua permisi untuk menyusul Vivi dulu," pamit Trias pada Derry.
Derry hanya mengangguk dan membiarkan mereka untuk pergi. "Silahkan."
Mentari dan Trias segera pergi dari rumah makan tersebut.
"Violet mah biasa banget deh, main pergi gitu aja," dumel Mentari.
Trias menoleh ke arah Mentari. "Sudahlah, kita maklumi saja dia seperti itu. Mungkin tidak nyaman dengan cara kita yang berbicara seperti itu, dan memang kita sangat keterlaluan."
"Bisa jadi."
Violet balik ke dalam kantor, dengan wajah yang cemberut. Bagaimana tidak kesal, sahabatnya malah ingin menyebut nama dirinya di hadapan Derry.
Memalukan saja.
"Ngapain sih mereka berdua nyebutin namaku segala, kan kesannya kek gak laku bet dah." Violet menutupi wajahnya dengan kedua tangan miliknya tersebut.
Violet memilih untuk menghabiskan waktu istirahatnya dengan berdiam di dalam kantor yang sepi, sembari memainkan gawainya untuk berseluncur di sosial media.
Kala melihat foto prewedding yang terposting di dalam akun milik Rezky, membuatnya hanya tersenyum pahit.
'Tidak apa-apa, Vi! Dia bukan yang terbaik untuk kamu.'
Violet selalu meneguhkan hatinya untuk itu.
Melihat orang yang dicintainya tersenyum bahagia, rasanya itu sudah cukup. Jika memaksakan rasa cinta, itu pasti tidak akan ada ujungnya dan bahkan bisa berbuat nekat.
Violet tidak akan melakukan itu, dan atas nama cinta yang dimilikinnya. Cukup bahagia melihat Rekzy tersenyum lebar, meskipun dirinya bukanlah alasan.
"Vivi, kamu kenapa pergi gitu aja sih?"
Violet membuyarkan lamunannya itu yang berisi tentang rasa mengikhlaskan hati.
Di pintu masuk ada dua sahabatnya yang tengah berdiri di sana dengan tatapan yang sulit diartikan, mungkin itu sebuah kekecewaan atau lainnya.
"Kenapa? Kalian udah selesai ngobrol sama Pak Botaknya?" tanya Violet pada Mentari juga Trias itu.
Trias berjalan cepat untuk bisa sampai di meja milik Violet. Ruangan yang penuh sekat, dan berbilik-bilik membuat mereka jalannya berliuk untuk bisa sampai di meja tersebut.
"Kamu kenapa harus pergi sih? Padahal Pak Derry hanya bertanya tadi," kata Trias pada Violet yang menatapnya malas.
Mentari mengambil kursi dan duduk di sana. Ia hanya diam mendengarkan dua orang yang tengah beradu argumen tersebut.
Alih-alih ikutan, Mentari memilih untuk mengangkat panggilan video dari kekasihnya tersebut.
"Jawabannya sih simple banget. Aku hanya malas mendengar ucapan dari Pak Botak itu," ungkap Violet jujur.
"Vi namanya itu Derry, bukan Botak. Kamu mah suka ngaco deh, terus diambil dari mana coba itu?" Trias merasa sedikit geram dengan Violet.
Violet hanya tertawa renyah. Ia sendiri pun lupa kenapa bisa menjuluki Derry tersebut, tetapi memang benar sih sangat kontras dan rasanya sangat tidak masuk akal.
Secara Derry cukup tampan, dan hampir semua wanita terkagum-kagum dengannya. Sayang sekali, Violet sama sekali tidak seperti mereka.
"malah ketawa sih? Ini aku lagi serius nanya, Vivi," geram Trias melihat Violet yang malah menanggapi dengan tertawa.
"Okey, okey! Aku lupa, tapi pasti ada alasan yang dasarinya kok. Kamu kalau suka sama dia, ya ... tinggal bilang lajang, dan kelar."
"Vi, gak semudah itu untu dapetin perhatian dari Derry. Kamu gak melupakan itu kan?"