“Jadi kamu datang kesini cuman buat ketemu sama pacarmu?” “Ssttt… jangan keras-keras, Kak,” bisik Clarissa pelan. Gadis anggun itu buru-buru merapatkan duduknya dengan satu tangan menempel di bibir agar kakak iparnya tidak berbicara keras-keras. Bahaya jika terdengar oleh anak buah Gabriel dan juga orang kepercayaan, Faruk. Di saat Clarisa terdiam dengan pikirannya akan laki-laki yang diceritakan, lain halnya dengan Gilly yang menghembuskan nafas beratnya ketika menghamburkan pandanganya pada ruangan megah dan mewah itu, ruangan tunggu. Keenam anak buah sang suami berjaga ketat. Setelah keduanya selesai sarapan pagi, sembari menunggu Faruk berbicara dengan resepsionis—memastikan kamar yang akan dipakainya siap. Gilly dan Clarisa terlibat obrolan serius maksud kedatangan adik iparnya ke

