“Apa yang dia katakan?” tanya Gabriel pada Faruk. Wajah orang kepercayaannya itu mendadak pias seiring pertanyaan yang dilontarkan Gabriel. Aura gelap di bawah sana begitu menakutkan, padahal jarak dia dan tuannya itu cukup jauh. Namun, laki-laki itu seolah tak tuli mendengarkan pembicaraannya bersama Tony yang cukup pelan di panggilan tersebut. “Hm…” Faruk kebingungan harus menjawab apa, berdusta pun rasanya tidak mampu menyelamatkan Tony dan kedua anak buahnya atas kesalahan yang telah mereka perbuat. “Apa kau akan tetap diam dan aku harus menunggu jawabanmu itu, hm?” Pertanyaan Gabriel membuat Faruk tersadar. Dia tersenyum tipis kemudian menarik nafasnya. Gabriel langsung naik, dia bukan tipe orang yang sabar menunggu. Diambilnya ponsel tersebut untuk berbicara langsung dengan sala

