Hujan sudah tidak turun dan batasan cakrawala kembali terlihat cerah. Semburat jingga di ufuk barat pun bisa terlihat, menyempurnakan keindahan di kala Sang Surya beranjak menuju peraduan. Namun, cerahnya suasana waktu itu, hanya bisa dinikmati sesaat saja, sebab gelap mulai datang dan malam pun kini sudah menggeser kedudukan senja. Serupa dengan terbenamnya mentari dan terganti oleh kelam, seperti itulah yang kini tengah melingkupi hati Sukma. Semua bahagia yang pernah dirasakannya hidup bersama Aryan yang dia kenal sebagai Danu, terasa sangat singkat dan kini justru kepedihanlah yang datang mengusik segala ketenangan jiwa. Hari itu, meski malam sudah tiba, tetapi Sukma masih berdiam diri di kamar. Air mata kesedihan bahkan belum surut, terus mengalir membasahi wajahnya. "Aku tidak bol

