BAB 5 PERMUSUHAN TARA DAN NICOLA

1189 Words
Tara dan Nicola adalah dua orang yang tidak pernah akur sejak mereka memperebutkan Erica. Sialnya kali ini Erica meminta pada Nicola untuk menjemput Tara di bandara. Erica berjanji akan memaafkan Nicola asal dia bisa membuktikan untuk menjemput Tara di bandara dan mengantarkannya sampai ke rumah ibunya tanpa berkelahi. Tara pergi ke Jakarta untuk menemui ibunya yang merupakan bibi dari Nicola. Tara memang belum pernah datang ke rumah ibunya jadi dia harus di jemput. Begitu keluar dari pintu kedatangan Tara juga langsung terkejut karena yang menjemputnya adalah Nicola. "Kenapa kau!" heran Tara yang sudah langsung mau mengabaikannya. "Hanya aku yang tahu di mana rumah ibumu, kecuali kau mau minta di antar oleh adik iparmu." Nick sengaja menawarkan pilihan yang sama sekali tidak lebih baik dari dirinya. Nick tahu Hubungan Tara dan iparnya juga tidak begitu akur. Tapi yang paling mengkhawatirkan adalah posisi Nicola sendiri jika Tara sampai tahu dia sudah meniduri adik perempuannya. Tara adalah pemuda tinggi besar yang lebih suka menyelesaikan masalah dengan otot dibanding otaknya. Sudah bisa dipastikan mereka akan berkelahi dan Nick tidak akan pernah mendapat maaf dari Erica. "Cepat jalan!" Tara langsung masuk ke kursi belakang dan menganggap Nick benar-benar cuma seperti sopir. Tidak ada yang bicara sama sekali sepanjang perjalanan itu. Tara cuma langsung balas menatapnya dari kaca spion tiap kali Nick iseng ingin melihatnya di belakang. Selalu Nick yang mengalah untuk berpaling lebih dulu karena tahu pria itu bukan orang yang akan mengalah dengan ego sekecil apapun. Begitu sampai di kediaman nyonya Marisa mereka langsung disambut oleh pengurus rumah yang masih bengong melihat pemuda tinggi besar yang ikut datang bersama Nicola. "Dimana bibi?" tanya Nick . "Nyonya masih di kamarnya baru saja selesai di terapi, dan masih harus beristirahat," jelas pengurus rumah itu sambil berjalan mengikuti Nicola yang sudah naik ke lantai dua di mana kamar nyonya Marisa berada. "Aku akan menunggu di sini antarkan dia ke kamar bibi." "Tapi nyonya masih harus beristirahat." Pengurus rumah itu terlihat takut-takut ketika bicara pada Nicola yang sudah duduk di sofa. "Sudah antarkan saja, bibi tidak akan marah padamu." Akhirnya Tara pergi bersama pengurus rumah bibinya untuk diantar ke kamar ibunya. Nick juga terkejut ketika kemarin baru tahu jika Tara adalah putra dari bibinya. Tara juga akan mewarisi kekayaan bibinya yang sama sekali tidak sedikit. Nick masih menunggu sampai Tara kembali keluar dari kamar ibunya. Nick juga ikut menyimak saat kemudian Tara langsung menelpon Larisa. "Apa kau bisa membawa abah kemari?" kata Tara pada Larisa yang tidak tahu jika kakaknya sedang bersama Nicola. "Aku tidak tahu apa abah mau," jawab Larisa dari ujung telepon yang lain. "Tolong bujuk dia, Larisa. Karena sepertinya hanya abah yang bisa bicara dengan ibuku." "Baiklah, akan kucoba." Setelah menelepon Larisa, Tara berpaling melihat Nick yang masih duduk di sofa, ada secangkir minuman panas di depannya yang belum selesai dia minum. "Apa Tuan Muda juga mau saya buatkan kopi?" tanya pelayan nyonya Marisa begitu melihat Tara. "Ya, jangan dikasih gula." "Baiklah tunggu sebentar, Tuan." "Panggil saja aku Tara." "Tuan Tara." "Tara ,saja," ralat Tara yang benar-benar tidak nyaman dengan julukan yang diberikan wanita paruh baya itu padanya. Tadi Nick memang sudah mengatakan pada pengurus rumah nyonya Marisa jika pemuda yang datang bersamanya itu adalah putra dari nyonyanya. Wajar jika sekarang pelayan itu gugup, selain baru tahu jika nyonya mereka punya putra ternyata putra nyonya Marisa juga sangat tampan. Benar-benar tampan dengan tubuh tinggi besar dan juga ramah. Tara ikut duduk di sofa berjauhan dengan Nick. Nick terlihat sibuk dengan layar ponselnya, Tara juga tidak terlalu menghiraukan Nicola karena dia masih gelisah menunggu kabar dari Larisa. Taklama terdengar suara pesan masuk dari Larisa dan Tara langsung buru-buru membukanya. [kami akan berangkat besok dengan penerbangan pagi] Seketika Tara merasa lega, dan mengucapkan terimakasih pada pelayan yang baru mengantar minuman untuknya. "Terimakasih, Bibi." Pelayan itu bahkan sampai tersipu membalas senyum ramah Tara. Tapi Tara masih tidak bicara dengan Nicola, berterimakasih pun juga tidak meskipun Nick sudah menjemput dan mengantarnya dari bandara. Perang dingin di antara pria ternyata emang bisa lebih mengerikan, karen bisa meledak sewaktu-waktu dan menciptakan bencana. Setelah menghabiskan minumannya Nick langsung berpamitan pergi pada pelayan nyonya Marisa bukan pada Tara. "Katakan saja pada bibi, besok aku akan kemari," pesan Nick sebelum pergi dan menyambar kunci mobilnya dari atas meja. Intinya Nick sudah tahu jika Larisa akan datang dan Nick tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, dia juga akan datang lagi. Nick memang sama sekali belum melihat Larisa setelah wanita itu mengusirnya pergi dari kamar hotel waktu itu. ***** Larisa ikut pergi untuk menemani abahnya dan sama sekali tidak tahu jika dirinya akan kembali bertemu lagi dengan Nicola. Tara yang menjemput mereka di bandara dan langsung mengajak mereka ke rumah nyonya Marisa. Tara dan Larisa adalah saudara satu ayah, nyonya Marisa adalah istri pertama abahnya dan ini adalah pertemuan pertama mantan suami istri itu setelah sekian puluh tahun jadi rasanya agak mengharukan bisa ikut menjadi saksi pertemuan mereka. (kisahnya ada di SURVIVAL LOVE 2 versi TARA di GN) Sementara abah mereka masih bicara dengan mantan istrinya, Larisa menunggu di luar bersama Tara dan tak berapa lama tiba-tiba Nicola datang. Seketika Larisa langsung berpaling pada kakak laki-lakinya. Tentu Larisa sangat terkejut tapi dia juga tidak mau menunjukkan keterkejutannya di depan Tara. Larisa berusaha mengacuhkan Nicola meskipun dalam hati Larisa masih ingin mencakar wajah tampan pria brengs*k itu. Nick meletakkan kotak yang ia bawa di atas meja tepat di depan Tara. "Berikan kepada perawatnya, itu semua obat untuk ibumu." "Kami akan membawanya," kata Tara ketika mendongak pada Nick dengan rahang berkedut. "Apa maksudmu?" heran Nicola ketika berdiri di depan Tara yang masih saja menatapnya dengan dingin. "Aku akan mengajak ibu pulang bersamaku, " kata Tara. "Apa kau serius sudah memikirkan semua resikonya dengan membawa ibumu?" Nick sepertinya tidak setuju karena melihat kondisi nyonya Marisa. Sebenarnya Nick datang untuk mengantar semua obat untuk nyonya Marisa yang baru dia ambil dari rumah sakit. Seharusnya nyonya Marisa memang harus dirawat di rumah sakit tapi ia bersikeras untuk tinggal di rumah karena dia tidak mau menghabiskan sisa harinya yang mengenaskan sendirian di rumah sakit. Nyonya Marisa menderita kangker stadium 4 bahkan usianya diprediksi sudah tidak lama lagi, karena itu dia ingin berkumpul dengan semua keluarganya terutama dengan putranya Tara. "Aku sudah membicarakan semuanya dengan Erica dan kami akan menyiapkan semuanya di sana kau tidak perlu khawatir," Tara tidak perlu menjelaskan karena Erica seorang dokter dia tahu bagaiman harus mengurus ibunya. "Kau benar-benar tidak masuk akal!" Nick langsung berpaling kesal dan sempat melihat sekilas pada Larisa yang juga masih menolak untuk sekedar menatapnya sejenak saja. Nick juga heran kenapa dia masih terus berharap wanita itu mau melihatnya. Nick duduk dengan kesal karen dia juga mencemaskan bibinya. Tiba-tiba seorang pelayan memanggil Tara untuk menemui ibunya yang ingin bicara penting. Jadi tinggal Nicola dan Larisa yang tertinggal di ruangan itu. Setelah hanya tinggal mereka berdua Nick mulai memberanikan diri untuk mengajak Larisa bicara. "Maafkan aku." Nick coba mengalah untuk membuka pembicaran. "Kau tidak perlu minta maaf, karena aku bahkan tidak memperhitungkanmu dalam hidupku!" tegas Larisa dengan tatapan keji. Jangan salahkan Larisa karena sebenarnya Nick jauh lebih keji andai saja Larisa bisa mengingatnya. Tapi sayangnya Larisa memang tidak mengingat apa-apa ketika Nicola menyetubuhinya seperti bajing*an tidak beradap.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD