BAB 2 PEMBALASAN

961 Words
POV 3 Sebagai putri tunggal dari keluarga kaya, sejak kecil Larisa memang selau di manja, apa pun kemauannya selalu dituruti oleh abahnya. Larisa juga mendapat semua fasilitas terbaik termasuk pendidikannya. Sejak kecil Larisa bersekolah di sekolah asrama elit dengan kurikulum bertaraf internasional dan mendapatkan pendidikan agama yang ketat. Tapi siapa yang menyangka jika dia malah tumbuh menjadi anak perempuan yang bandel dan keras kepala. Haji Sofyan adalah duda kaya yang terkenal sangat dermawan, disegani dan dihormati banyak orang. Haji Sofyan membesarkan Larisa seorang diri tanpa pernah menikah lagi setelah istrinya meninggal ketika melahirkan putri semata wayangnya itu. Jadi pantas saja jika Larisa sangat dimanja oleh abahnya. Tapi berulang kali, siapa yang menyangka jika di belakang abahnya Larisa sering pergi ke klub malam dan bergaul dengan teman-temannya yang tidak benar. Sudah seumur hidup Larisa dibesarkan sebagai anak tunggal dan tiba-tiba dia baru tahu jika ternyata ia memiliki seorang kakak laki-laki. Larisa sampai harus berulang kali mengingatkan dirinya sendiri jika Tara sekarang adalah kakak laki-lakinya. Satu-satunya pria yang pernah dia cintai sekarang menjadi kakak laki-lakinya. Bayangkan segila apa ketika Larisa harus menerima kenyataan itu dan harus ikut bahagia dengan pernikahan Tara dan Erica. (Kisah Tara dan Erika ada dalam ceritaku yang berjudul SURVIVAL LOVE info ada di fesbuk* jemyadam. Sebagian dari cerita ini memang aku mengambil dari sanan tapi akan ada beberapa penyesuaian baru untuk cerita yang di Innovel, jadi tidak akan sepenuhnya sama untuk latar belakang karakternya) ****** Larisa jadi semakin kacau dan tidak perduli dengan dirinya sendiri. Malam itu Larisa terlihat cukup mabuk setelah bertengkar dengan seorang pemuda yang baru menghampirinya dan dia usir dengan berteriak di antara keramaian pengunjung klub. Diam-diam Nicola memperhatikan wanita itu. Sebenarnya Nick juga tidak menyangka jika akan melihat adik perempuan Tara berada di klub malam seperti ini. Tapi, memangnya siapa yang bisa lupa begitu saja dengan wanita yang pernah mendorong mobilnya sampai terjebur ke sungai dengan sebuah ferrari dan tidak pernah mau minta maaf, terlebih jika wanita itu juga cantik pasti akan semakin sulit dilupakan. Nick berjalan menyela di antara keramaian untuk menghampiri Larisa yang sedang berpesta bersama teman-teman perempuannya. "Tara menyuruhku untuk mencarimu, ternyata kau ada di sini." Nick berlagak cukup akrap agar teman-teman Larisa tidak curiga. "Kenapa kau kemari?" tunjuk Larisa dengan mengangkat gelasnya. "Kau sudah banyak minum ayo pulang, sebelum Tara yang menemukanmu seperti ini." Nick menarik lengan Larisa yang masih rewel, tapi Larisa sudah terlalu mabuk hingga tidak menghiraukan perkataan Nicola yang sebenarnya tidak singkron. Faktanya Tara dan Nicola adalah musuh bebuyutan sejak memperebutkan Erica yang sekarang sudah menjadi istri Tara, 'lantas kira-kira karena apa tiba-tiba Nicola berlagak baik dan mau mengantarkan adik perempuannya pulang?' Setelah drama kecil dan bumbu kelicikannya akhirnya Nick berhasil membawa Larisa pulang bersamanya. Larisa sudah terlalu mabuk jadi sama sekali tidak sadar dengan siapa yang membawanya pulang. Bahkan dia balas merangkul leher Nicola ketika pria itu menarik pinggangnya. Nick langsung membawa Larisa pergi ke sebuah hotel. Wanita itu sama sekali tidak protes ketika Nick beberapa kali menciumnya dan baru mulai mengeluh ribut ketika Nick ingi melepas pakaiannya. "Apa yang kau lakukan!" Larisa menepis tangan Nichola dengan bibirnya yang terus merancu. "Diam lah, biar kulonggarkan pakaianmu." "Aku tidak suka dingin," Larisa menggeleng seperti anak kecil kemudian cemberut. "Kau sudah besar, akan menyenangkan jika kita sama-sama melepas pakaian." "Tidak, aku tidak mau!" Larisa makin cemberut hingga bibirnya menekuk, tapi Larisa cantik dan mustahil jika Nick tidak tergoda untuk menciumnya lagi. Nick langsung mencekal dagu Larisa dan melumat bibir wanita yang terus mengomel itu dengan manis. Ternyata rasanya memang lebih ketika sedikit di tekan dan di paksa. Nick sampai melenguh dan jadi semakin tidak sabar untuk membaringkan tubuh wanita itu dan menikmati bagian yang lainnya. Selama ini hanya Tara yang pernah mencium Larisa dan itu pun sudah dulu sekali saat mereka masih remaja. Larisa memang sangat keras mencintai Tara hingga tidak pernah mengijinkan siapapun menyentuhnya sedikitpun. Tapi kali ini Larisa sudah terlalu mabuk untuk menyadari bencana apa yang akan terjadi padanya. Nick adalah pria b******k dia juga masih menaruh dendam pada Tara yang telah merebut Erica darinya. Nick pikir ini akan impas untuk membalasnya. Nick segera mendorong tubuh Larisa dan mulai melucuti pakainya dengan paksa meskipun wanita itu masih rewel. "Jangan lepas kancing bajuku itu tidak boleh," Larisa terus merancu. "Tidak apa-apa kita hanya berdua." Nicola terus bergerak tanpa ingin membuang waktu karena dia juga sudah tidak sabar. Larisa sama sekali tidak buruk sampai Nick harus menghela napasnya berulang kali utuk menahan diri sejenak. Larisa sedang menggeliat risau karena Nick sudah tidak menyisakan apapun di tubuhnya. Kulit halusnya menjadi kering karena AC di kamar hotel yang sangat dingin. Nick menyapukan lidah ke atas puncak gumpalan lembut di d*danya yang merinding, mencicipinya sejenak dan menikmati reaksinya yang menyenangkan. Larisa terlihat cantik lembut dan polos seperti bayi, Nick bisa menikmati wanita itu sepuasnya dan membalas sakit hatinya pada Tara.Tara juga harus tahu senikmat apa adik perempuannya ketika dia buat menggeliat di atas ranjang. Nick segera mengambil ponsel dari saku celananya dan menghidupkan kamera. Nick merekam beberapa video dan mengambil beberapa foto untuk dia simpan. Nick cukup puas karena wanita itu memiliki reaksi yang cantik saat di cumbu. Nick ikut b*******h dan segera buru-buru melepas kancing celananya sendiri, Nick cuma sempat menurunkannya sampai ke lutut karena ingin segera buru-buru menikam wanita itu. "Apa itu?" Larisa masih sempat bertanya ketika melihat Nicola merentangkan kakinya, tapi otak Larisa sudah tidak berjalan dengan benar. Larisa hanya terdengar seperti anak kecil yang penasaran melihat sesuatu yang baru Nick keluarkan dari celananya tapi tetap tidak sepenuhnya paham jika Nicola akan mengunakan bagian tubuhnya itu untuk menyiksa wanita. "Kau juga akan menyukainya," desis Nick sambil menarik pinggul Larisa untuk dia dekatkan padanya. Larisa mulai menggeleng-geleng, maksudnya dia tidak mau diajak bermain seperti itu, dia tidak suka didesak, tapi konsentrasi alkohol di kepalanya membuat semua rintihannya jadi tidak berguna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD