15

1315 Words

DEVAN POV Sudah berbulan-bulan sejak Abby pergi dan aku masih belum berani menemuinya seperti perintah Damian dan Dave. Entahlah. Aku belum tahu apa yang akan kukatakan jika aku menemuinya. Kata maaf? Kata cinta? Apa itu masih berarti untuknya? Namun, lebih dari segalanya, adalah aku takut. Aku takut dia tidak mau memaafkanku. Jadi sekarang beginilah aku. Bekerja, bekerja, dan bekerja. Hanya itu. Aku mulai jarang bertemu sahabat-sahabatku. Aku mulai sering tidur di apartemenku yang gedungnya ada di sebelah kantorku. Dan aku mulai menjadi patung bisu. Bekerja tidak kenal waktu, bicara seperlunya, melamun, pulang ke apartemen, dan tidur. Aku seperti tidak berjiwa. Sejak kepergian kakakku ke Amerika, keadaan malah lebih parah lagi. Aku sengaja tidak pulang dari kantor. Tidur di kamar yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD