Riska

513 Words
Akan selalu ada hal baru di setiap hari,dan akan ada hal yang terjadi. Begitu juga dengan hal yang dilakukan Riska tiap hari akan selalu salah di mata orang tuanya.Tiap hari hanya caci maki yang ia dapatkan,dia tidak seberani adiknya yang suka kabur-kaburan jika di marahi.Dia hanya bisa diam mendengarkan karena takut. Rasanya Riska seolah seperti di sidang di pengadilan mendengar berbagai cacian yang menyudutkannya,tak mampu untuk membela diri.Jika di jawab takut menimbulkan amarah lagi,dan malah berkepanjangan tidak berhenti di caci maki. Menurutnya ucapan caci makian itu lebih sakit dari tindakan k*******n,karena ucapan bisa sampai ke hati,hingga terasa menusuk sembilu. Kadang setelah di caci maki Riska tak berani untuk makan hingga beberapa hari.Jika hal itu diketahui ibunya akan murka kembali mencaci maki Riska lagi,dan akan ngomel-ngomel berjam jam pada Riska. Ibunya jika sudah marah,jengkel hingga tetangga pun dia bercerita jika Riska begini begitu berulah yang selalu salah di mata ibunya.Jika ada tetangga yang membela,ibunya otomatis akan murka.Makanya para tetangga hanya menanggapinya dengan diam,menyimak apa yang di katakan mengenai Riska. Para tetangga banyak yang menaruh simpati pada Riska,tapi mereka tidak punya wewenang untuk membela Riska dari sikap ibunya. Para tetangga hanya berharap ibu Riska cepat menyadari akan sikapnya yang tak seharusnya itu terjadi apalagi terhadap anaknya.Para tetangga pun menyadari ibu Riska tidak adil dalam memperlakukan anak-anaknya. Riska merasa sendiri, merasa tidak ada yang mengasihi hingga dia sering ke rumah neneknya yang tidak jauh rumahnya.Hanya pada neneknya Riska merasa nyaman,tapi tetap saja Riska tidak pernah mengadukan perlakuan ibunya pada neneknya. Riska merasa jika ibunya saja tidak menyayangi apalagi orang lain,Riska tak berharap banyak. Ibunya yang selalu membanding-bandingkan dengan adiknya,seolah Riska sudah berbuat hal yang terburuk di hingga tak bisa di maafkan.Ibunya selalu mengungkit- ungkit kesalahan Riska,tanpa melihat kemampuan usia pada umumnya. Hubungan Riska dengan ibunya yang tidak harmonis membuat Riska selalu menyendiri, mencari kesibukan dengan merapikan kamar,belajar hingga dia sering mendapatkan juara di kelasnya.Uang saku yang diberikan ibunya sering di tabung. Hal baik yang dimiliki Riska tak bisa membuat bangga orang tuanya,bagi mereka hal itu wajar jadi tak membuat orang tuanya berkesan.Padahal setiap orang punya sisi kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tapi entahlah pola pikir orang tuanya yang tak bisa mengimbangi hal itu.Seolah jika sudah tidak suka maka apapun yang dilakukan Riska selalu salah,hal baik pun tak tampak oleh orang tuanya. Dari segi kasih sayang saja sudah berbeda,apalagi dari fasilitas yang di dapat Riska dalam kehidupan sehari-hari,untuk baju keseharian saja baju Riska dapat dihitung.Dengan jumlah baju yang sedikit maka Riska di haruskan untuk rajin mencuci baju,karena jika tidak kering akan kacau hari berikutnya Riska mau pakai baju apa. Makanya Riska sabar menabung untuk membeli baju.Jika ada acara dengan temanya Riska bingung tak ada baju yang pantas buat jalan bersama teman-temanya. Riska tak pernah diajak orang tuanya untuk belanja atau berlibur rekreasi ke tempat wisata.Miris sekali bukan zaman sekarang banyak tempat wisata tapi belum pernah sekalipun orang tuanya mengajak jalan-jalan.Riska terhitung masa kecil belum bahagia. Riska memang tak mengenal tempat-tempat wisata seperti itu.Sikap dan perlakuan saja tidak harmonis kok mau berharap sampai hal yang mengarah kesana.Sekalipun Riska tak pernah membayangkan akan terjadi seperti pada umunya dimana berlibur sekeluarga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD