Tumbuh bersama

437 Words
Hari-hari Riska awalnya berjalan wajar.Mungkin saat itu karena baru memiliki Riska seorang sehingga orang tuanya menjadikannya yang utama,kasih sayang dan perhatian tercurah untuk Riska seorang. Riska tumbuh dengan ceria banyak anak tetangga yang seumuran dengannya tapi kebanyakan anak laki-laki.Meskipun begitu Riska menyukai berteman dengan anak laki-laki karena menurutnya anak laki-laki tidak cepat tersinggung sehingga cepat marah dan mutung saat bermain. Riska menyukai anak kecil.Tiap melihat anak kecil yang di gendong ibunya selalu meminta berhenti,agar Riska dapat mencium bayi tersebut.Karena seringnya Riska melakukan hal itu,ibu bayi bilang pada Riska,"nanti pulang bilang ibu dan ayah bikinin adek gitu ya". Berhubungan Riska suka dengan saran ibu bayi tersebut Riska pulang dan bilang pada ibunya,sesuai yang di sarankan Ibu bayi tadi. "Ibu,ibu,aku pengen adik kecil,bikinin adek ya?"ucap Riska Ibu Riska hanya menanggapinya dengan senyuman. 3 tahun kemudian ibu Riska melahirkan bayi perempuan diberi nama Rizky Ayudia Permana yang cantik,wajahnya yang bulat,pipi gembul yang menggemaskan.Riska pun menyayangi adiknya,tiap adiknya tidur di peluk dan diciumi.Saat posyandu Rizky menangis pun Riska ikutan menangis karena kasihan pada adiknya,padahal Rizky hanya ditimbang dan dikasih vitamin. Di usia Rizky menginjak balita,entah karena sebab apa ada-ada saja Rizky mengalami sakit kulit,entah alergi apa emang kulitnya yang sensitif mengalami sakit dan sudah menjalani pengobatan di berbagai tempat. Sejak saat itu kedua orang tua Riska kurang memperhatikan Riska, sehingga waktu dan perhatian tercurah untuk adiknya Rizky karena sakit.Kemanapun orang tuanya pergi Riska tak pernah diajak,Riska selalu di suruh bermain dengan teman tetangga dekat. Seiring berjalannya waktu Alhamdulillah Rizky sembuh dari sakit kulitnya.Mungkin karena sudah terbiasa perhatian pada Rizky,kedua orang tuanya tetap memperlakukan seperti saat Rizky sakit, perhatian dan kasih sayang tercurah untuk Rizky.Apapun keinginan Rizky selalu dipenuhi orang tuanya tanpa mereka melihat bagaimana dengan Riska. Awalnya Riska tak menghiraukan hal itu karena teralihkan dengan permainan bersama teman seusianya.Tapi lambat laun Riska merasakan kasih sayang orang tua yang berbeda.Mau protes tidak berani entar dikira iri,tidak protes terasa anak tetangga yang di abaikan yang dititipkan padahal kenyataannya sama-sama anak kandung.Kadang Riska sempat berfikir apakah dia bukan anak kandung orang tuanya?Karena dia merasa perlakuan orang tuanya yang berbeda antara dia dengan adiknya. Ibunya yang seorang ibu rumah tangga mungkin merasa keuangannya mengalami kekurangan sehingga sering marah-marah pada Riska yang jadi sasaran.Sejak memasuki SD Riska sudah dituntut tiap sebelum berangkat sekolah untuk menyapu dan mencuci pakaian sendiri.Membersihkan kamar juga harus dilakukan sendiri. Saat hari libur sekolah bangun kesiangan saja sudah pasti kena marah.Saat ibunya masak pun Riska tak diizinkan bermain,padahal teman-temannya pada asik bermain di halaman.Riska disuruh memperhatikan dan membantu memotong sayuran. Sore harinya pun Riska dituntut untuk menyiapkan makan malam.Setiap hari Riska menjalani kegiatan tersebut,sehingga Riska merasa masa bermain tak sebebas teman seusianya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD