"Sial!" makian penuh kekesalan itu mengalun keras, menggema di seluruh lorong paviliun yang sunyi. "Brak!" Tendangan demi tendangan Alex berikan pada pintu kayu yang ada di depannya seolah memerintahkan orang di dalam sana untuk membuka pintu untuknya. "b******k!" nafas pria itu memburu dengan amarah yang menguasai. 'Pasti ada kunci cadangan untuk kamar ini.' bathin Alex yakin karena di rumah ini hanya kamar utama milik Alex-lah yang dilarang memiliki kunci cadangan. Dan si pemegang kunci pasti menyimpan kunci cadangan itu. Tanpa banyak berpikir, Alex langsung mencari keberadaan Karim yang pastinya pria itu sudah berada di dalam kamarnya karena hari sudah cukup larut. "Dok!Dok!Dok!" Tangan besar itu terkepal, menggedor-gedor pintu didepannya dengan tak sabar sebelum akhirnya si pen

