Taufan Dwiki menutup lebih dulu sambungan telfon. Kemudian memberi kan kembali pada Cucu menantu nya yang menatap tidak percaya dengan sikap egois pria di depan nya ini. Sungguh, sikap angkuh dan arogan itu sudah mendarah daging di dalam diri pria tua tapi masih terlihat gagah itu. "Saya masih berbaik hati dengan adik kamu!. Kalau saya -". "Jangan harap, Opa bisa melakukan nya pada adik saya!" Sela Khalif dengan Tatapan tajam dan rahang mengeras. "Sedikit saja Opa berani nyentuh adik saya, saya tidak akan segan untuk menghancurkan semua yang Opa miliki. Walau pun Opa adalah Kakek dari istri saya." Lanjut Khalif dengan nada penuh kemarahan. Taufan Dwiki membalas tatapan Khalif dengan tidak kalah tajam. Namun, pria tampan dalam balutan kemeja merah marun itu tidak terlalu memperdulika

