BAB - 36

3664 Words
“Atasi saja sendiri! Kau bertanggung jawab pada setiap yang kau ucapkan! Itu tidak ada hubungannya denganku!” balasku dengan berseru-seru pada Rio, sementara Yazkiel, Skrillex, Hanallela, dan Tuan Garfiel fokus memandangi perseteruan di antara kami. “Kau serius? Kau ingin aku yang mengatakannya pada mereka? Baiklah, dengan hati aku akan bertanggung jawab pada setiap yang kuucapkan, dengan cara, membongkar semuanya tentang kita pada mereka.” Kata Goro dengan terkikik-kikik, sengaja menggodaku agar aku menghentikannya, tapi sayangnya aku sama sekali tidak punya niatan untuk menghalanginya, aku tidak peduli kalau rahasia itu diketahui oleh Skrillex, Yazkiel, Hanallela, dan Tuan Garfiel. Aku tidak menjawab, hanya terdiam dengan menggigit bibir bawahku. “Baiklah, kalau kau memang mengizinkanku untuk mengatakannya pada mereka, tapi jangan salahkan aku, ya?” Setelah dengan gaya santainya, Rio berseru dan menjelaskan pada Yazkiel, serta ke semua orang yang hadir di aula, mengenai apa sebenarnya Rio dan diriku ini, dan beberapa menit menjelaskan, akhirnya semua orang mulai mengerti pada hal tersebut. “Jadi begitu, ya,” Skrillex tersenyum lebar mendengarnya. “Wah wah wah, kalian ternyata menarik sekali, ya? Aku yakin dengan ikatan itu, kalian bisa menjadi penyihir hebat di masa depan, bahkan mungkin bisa melampaui kami bertiga. Aku sebagai senior kalian, merasa bangga punya junior-junior hebat seperti kalian.” “Hmmmm? Apa aku salah dengar, ya?” Seketika Rio bersuara dengan gaya mengejeknya seperti biasa. Sepertinya dia ingin menyanggah perkataan yang dikatakan oleh Skrillex. “Bukannya sekarang kami sudah melampaui kalian, ya? Apa kau masih belum menyadarinya, Tuan Skrillex yang terhormat?” “Kau ini bicara apa, Rio? Jangan bergurau seperti itu, aku bisa menangis mendengarnya, loh.” Balas Skrillex dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, menganggap apa yang barusan Rio ucapkan adalah hal yang tidak masuk akal. “Aku memang percaya kalian bisa melampaui kami, tapi bukan di masa sekarang, tapi di masa depan, ketika kami sudah pensiun menjadi seorang penyihir.” “Kalau begitu, kenapa kalian tidak pensiun saja dari sekarang? Bukankah sudah jelas, ya? Kami telah melampaui kalian? Apa kalian masih belum menerimanya?” “TUTUP MULUTMU!” Jengkel pada segala ucapan yang Rio katakan, Yazkiel berteriak dengan sangat kencang, sampai suaranya menggema di aula. “Jaga sikapmu! Aku sudah menahannya dari tadi, tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi sekarang! Kau ini anak kurang ajar! Tidak punya etika! Hormati kami, karena kami adalah senior kalian di sini! Jika kau masih saja bersikap kurang ajar seperti itu pada kami, akan kubunuh kau di sini!” “Yazkiel, jangan gegabah. Kau tidak perlu berlebihan seperti itu, jika kau membunuh mereka, namamu akan tercoreng di dunia sihir, dan kau bisa dihukum oleh para petinggi.  Kau mau itu?” Hanallela bersuara, menyadarkan Yazkiel dari amarahnya yang meluap-luap pada Rio. “Aku juga sama marahnya sepertimu, tapi tidak perlu berlebihan seperti itu, lagipula, mereka hanya para pemula, terkadang ada beberapa pemula yang menganggap diri mereka lebih kuat dari senior-seniornya, tapi sudahlah, tidak perlu diseriuskan. Biarkan saja mereka dengan imajinasinya.” “Imajinasi, ya?” Rio terkekeh-kekeh mendengar apa yang diucapkan oleh Hanallela. “Jadi kau menganggap kalau ini hanya seorang penyihir pemula yang sedang berimajinasi, ya? Hahahahahaha! Menarik! Menarik sekali!” Hanallela sedikit tersinggung dengan omongan Rio. “Berhentilah memancing amarah teman-temanku, kau boleh saja mempermainkanku karena aku bisa mengendalikan amarahku, tapi aku khawatir dua temanku tidak bisa mengendalikan dan kau berakhir tewas di sini, Rio.” Ucap Hanallela dengan menaikan sebelah alisnya, melipat dua tangannya dengan santai dan menghela napas. “Hey, Rio, mengapa tidak kau lanjutkan saja pertarunganmu dengan Yazkiel? Bukankah pertarungan kalian masih belum berakhir? Ayolah? Lanjutkan, aku penasaran siapa yang akan babak belur di akhir pertarungan.” Setelah itu, Yazkiel kembali melanjutkan serangan brutalnya pada Rio, kini dia tidak lagi menggunakan kelelawar-kelelawarnya, tetapi dengan serangan fisik, dia melesat dan mendekat ke hadapan Rio dan mulai melancarkan pukulan-pukulan serta tendangan-tendangan mematikan. Selain itu, Yazkiel juga mengaktifkan sihir penembusannya, aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi saat Rio menyentuh badannya, tangannya malah menembus dan itu sangat menyeramkan. Rasanya seperti melihat Rio sedang bertarung dengan ilusi optik, sebab Yazkiel bisa menyerang Rio, sementara Rio tidak bisa menyentuh Yazkiel. Bukankah itu tidak adil? Pertarungan sengit itu terus berlanjut sampai akhirnya Rio tumbang ke lantai, dengan muka yang babak belur, aku langsung berlari mendekatinya dan memangku kepalanya di paha kakiku, sementara Yazkiel hanya berdiri dengan memandang tubuh Rio yang sudah sangat lemas. “Hey, menyingkirlah dari sana,” Tiba-tiba Yazkiel bersuara, memerintahkanku untuk menyingkir dari Rio, aku menoleh dan terkejut karena vampire itu sekarang sedang mencoba ingin menyerang Rio dengan sihir pamungkasnya. “Kau bisa terbunuh.” “YAZKIEL! BERHENTI!” Tuan Garfiel dan Hanallela berlari dan berteriak pada Yazkiel, sementara Skrillex hanya tersenyum tipis melihatnya. Aku melotot melihatnya, tidak tahu harus bagaimana saat Yazkiel akan menyerang Rio yang sedang tak sadarkan diri dengan sihir pamungkasnya, itu akan membunuh Rio dalam sekejap, dan jika Rio terbunuh, artinya aku juga mati. Aku benar-benar terdiam kaku di sana. Aku tidak bisa berpikir apa-apa sekarang, yang aku tahu hanyalah, sebentar lagi aku dan Rio akan mati di sini, dibunuh oleh Yazkiel yang mengamuk. Akibat perkataan Rio yang mengemukakan tentang rahasia kami, membuat semua orang yang ada di aula terheran dan penasaran pada hal tersebut. Bisa-bisanya Rio membongkar rahasia kami kepada Yazkiel dengan nada yang santai dan setengah bercanda, aku benar-benar kesal padanya sekarang, akibat dari ucapannya, suasana di aula jadi penuh tanda tanya yang dapat membuat orang-orang jadi haus akan penjelasan dari hal tersebut. Bahkan aku bisa melihat kalau Tuan Garfiel saat ini sedang dicecar oleh Skrillex dan Hanallela dengan berbagai pertanyaan mengenai hal itu, sementara Yazkiel menatap tajam ke muka Rio yang merupakan lawannya dengan meminta penjelasan pada apa yang diucapkan musuhnya barusan. Ah, tinggal menunggu waktu sampai semua orang akan bertanya padaku, aku bingung harus bagaimana sekarang, apakah aku jujur saja pada mereka dan menjelaskan tentang fenomena aneh mengenai Rio dan diriku? Atau aku tetap rahasiakan saja pada mereka dan mengatakan kalau Rio hanya sedang mempermainkan Yazkiel sehingga dia mengatakan hal-hal aneh semacam itu? Atau bisa juga aku menjelaskan kalau sebenarnya aku dan Rio adalah saudara sehingga tidak begitu aneh jika mengatakan bahwa darah kami memang merupakan bagian dari diri masing-masing? “Goro! Bisakah kau jelaskan pada mereka, mengenai hal itu? Aku muak melihat mereka semua jadi begitu penasaran pada kita? Menurutmu bagaimana, Goro?” Rio bertanya padaku dari posisinya dengan setengah berteriak, sementara aku menggertakkan gigi saking kesalnya pada sikapnya yang terkesan seenaknya padaku. “Atasi saja sendiri! Kau bertanggung jawab pada setiap yang kau ucapkan! Itu tidak ada hubungannya denganku!” balasku dengan berseru-seru pada Rio, sementara Yazkiel, Skrillex, Hanallela, dan Tuan Garfiel fokus memandangi perseteruan di antara kami. “Kau serius? Kau ingin aku yang mengatakannya pada mereka? Baiklah, dengan hati aku akan bertanggung jawab pada setiap yang kuucapkan, dengan cara, membongkar semuanya tentang kita pada mereka.” Kata Goro dengan terkikik-kikik, sengaja menggodaku agar aku menghentikannya, tapi sayangnya aku sama sekali tidak punya niatan untuk menghalanginya, aku tidak peduli kalau rahasia itu diketahui oleh Skrillex, Yazkiel, Hanallela, dan Tuan Garfiel. Aku tidak menjawab, hanya terdiam dengan menggigit bibir bawahku. “Baiklah, kalau kau memang mengizinkanku untuk mengatakannya pada mereka, tapi jangan salahkan aku, ya?” Setelah dengan gaya santainya, Rio berseru dan menjelaskan pada Yazkiel, serta ke semua orang yang hadir di aula, mengenai apa sebenarnya Rio dan diriku ini, dan beberapa menit menjelaskan, akhirnya semua orang mulai mengerti pada hal tersebut. “Jadi begitu, ya,” Skrillex tersenyum lebar mendengarnya. “Wah wah wah, kalian ternyata menarik sekali, ya? Aku yakin dengan ikatan itu, kalian bisa menjadi penyihir hebat di masa depan, bahkan mungkin bisa melampaui kami bertiga. Aku sebagai senior kalian, merasa bangga punya junior-junior hebat seperti kalian.” “Hmmmm? Apa aku salah dengar, ya?” Seketika Rio bersuara dengan gaya mengejeknya seperti biasa. Sepertinya dia ingin menyanggah perkataan yang dikatakan oleh Skrillex. “Bukannya sekarang kami sudah melampaui kalian, ya? Apa kau masih belum menyadarinya, Tuan Skrillex yang terhormat?” “Kau ini bicara apa, Rio? Jangan bergurau seperti itu, aku bisa menangis mendengarnya, loh.” Balas Skrillex dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, menganggap apa yang barusan Rio ucapkan adalah hal yang tidak masuk akal. “Aku memang percaya kalian bisa melampaui kami, tapi bukan di masa sekarang, tapi di masa depan, ketika kami sudah pensiun menjadi seorang penyihir.” “Kalau begitu, kenapa kalian tidak pensiun saja dari sekarang? Bukankah sudah jelas, ya? Kami telah melampaui kalian? Apa kalian masih belum menerimanya?” “TUTUP MULUTMU!” Jengkel pada segala ucapan yang Rio katakan, Yazkiel berteriak dengan sangat kencang, sampai suaranya menggema di aula. “Jaga sikapmu! Aku sudah menahannya dari tadi, tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi sekarang! Kau ini anak kurang ajar! Tidak punya etika! Hormati kami, karena kami adalah senior kalian di sini! Jika kau masih saja bersikap kurang ajar seperti itu pada kami, akan kubunuh kau di sini!” “Yazkiel, jangan gegabah. Kau tidak perlu berlebihan seperti itu, jika kau membunuh mereka, namamu akan tercoreng di dunia sihir, dan kau bisa dihukum oleh para petinggi.  Kau mau itu?” Hanallela bersuara, menyadarkan Yazkiel dari amarahnya yang meluap-luap pada Rio. “Aku juga sama marahnya sepertimu, tapi tidak perlu berlebihan seperti itu, lagipula, mereka hanya para pemula, terkadang ada beberapa pemula yang menganggap diri mereka lebih kuat dari senior-seniornya, tapi sudahlah, tidak perlu diseriuskan. Biarkan saja mereka dengan imajinasinya.” “Imajinasi, ya?” Rio terkekeh-kekeh mendengar apa yang diucapkan oleh Hanallela. “Jadi kau menganggap kalau ini hanya seorang penyihir pemula yang sedang berimajinasi, ya? Hahahahahaha! Menarik! Menarik sekali!” Hanallela sedikit tersinggung dengan omongan Rio. “Berhentilah memancing amarah teman-temanku, kau boleh saja mempermainkanku karena aku bisa mengendalikan amarahku, tapi aku khawatir dua temanku tidak bisa mengendalikan dan kau berakhir tewas di sini, Rio.” Ucap Hanallela dengan menaikan sebelah alisnya, melipat dua tangannya dengan santai dan menghela napas. “Hey, Rio, mengapa tidak kau lanjutkan saja pertarunganmu dengan Yazkiel? Bukankah pertarungan kalian masih belum berakhir? Ayolah? Lanjutkan, aku penasaran siapa yang akan babak belur di akhir pertarungan.” Setelah itu, Yazkiel kembali melanjutkan serangan brutalnya pada Rio, kini dia tidak lagi menggunakan kelelawar-kelelawarnya, tetapi dengan serangan fisik, dia melesat dan mendekat ke hadapan Rio dan mulai melancarkan pukulan-pukulan serta tendangan-tendangan mematikan. Selain itu, Yazkiel juga mengaktifkan sihir penembusannya, aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi saat Rio menyentuh badannya, tangannya malah menembus dan itu sangat menyeramkan. Rasanya seperti melihat Rio sedang bertarung dengan ilusi optik, sebab Yazkiel bisa menyerang Rio, sementara Rio tidak bisa menyentuh Yazkiel. Bukankah itu tidak adil? Pertarungan sengit itu terus berlanjut sampai akhirnya Rio tumbang ke lantai, dengan muka yang babak belur, aku langsung berlari mendekatinya dan memangku kepalanya di paha kakiku, sementara Yazkiel hanya berdiri dengan memandang tubuh Rio yang sudah sangat lemas. “Hey, menyingkirlah dari sana,” Tiba-tiba Yazkiel bersuara, memerintahkanku untuk menyingkir dari Rio, aku menoleh dan terkejut karena vampire itu sekarang sedang mencoba ingin menyerang Rio dengan sihir pamungkasnya. “Kau bisa terbunuh.” “YAZKIEL! BERHENTI!” Tuan Garfiel dan Hanallela berlari dan berteriak pada Yazkiel, sementara Skrillex hanya tersenyum tipis melihatnya. Aku melotot melihatnya, tidak tahu harus bagaimana saat Yazkiel akan menyerang Rio yang sedang tak sadarkan diri dengan sihir pamungkasnya, itu akan membunuh Rio dalam sekejap, dan jika Rio terbunuh, artinya aku juga mati. Aku benar-benar terdiam kaku di sana. Aku tidak bisa berpikir apa-apa sekarang, yang aku tahu hanyalah, sebentar lagi aku dan Rio akan mati di sini, dibunuh oleh Yazkiel yang mengamuk. Akibat perkataan Rio yang mengemukakan tentang rahasia kami, membuat semua orang yang ada di aula terheran dan penasaran pada hal tersebut. Bisa-bisanya Rio membongkar rahasia kami kepada Yazkiel dengan nada yang santai dan setengah bercanda, aku benar-benar kesal padanya sekarang, akibat dari ucapannya, suasana di aula jadi penuh tanda tanya yang dapat membuat orang-orang jadi haus akan penjelasan dari hal tersebut. Bahkan aku bisa melihat kalau Tuan Garfiel saat ini sedang dicecar oleh Skrillex dan Hanallela dengan berbagai pertanyaan mengenai hal itu, sementara Yazkiel menatap tajam ke muka Rio yang merupakan lawannya dengan meminta penjelasan pada apa yang diucapkan musuhnya barusan. Ah, tinggal menunggu waktu sampai semua orang akan bertanya padaku, aku bingung harus bagaimana sekarang, apakah aku jujur saja pada mereka dan menjelaskan tentang fenomena aneh mengenai Rio dan diriku? Atau aku tetap rahasiakan saja pada mereka dan mengatakan kalau Rio hanya sedang mempermainkan Yazkiel sehingga dia mengatakan hal-hal aneh semacam itu? Atau bisa juga aku menjelaskan kalau sebenarnya aku dan Rio adalah saudara sehingga tidak begitu aneh jika mengatakan bahwa darah kami memang merupakan bagian dari diri masing-masing? “Goro! Bisakah kau jelaskan pada mereka, mengenai hal itu? Aku muak melihat mereka semua jadi begitu penasaran pada kita? Menurutmu bagaimana, Goro?” Rio bertanya padaku dari posisinya dengan setengah berteriak, sementara aku menggertakkan gigi saking kesalnya pada sikapnya yang terkesan seenaknya padaku. “Atasi saja sendiri! Kau bertanggung jawab pada setiap yang kau ucapkan! Itu tidak ada hubungannya denganku!” balasku dengan berseru-seru pada Rio, sementara Yazkiel, Skrillex, Hanallela, dan Tuan Garfiel fokus memandangi perseteruan di antara kami. “Kau serius? Kau ingin aku yang mengatakannya pada mereka? Baiklah, dengan hati aku akan bertanggung jawab pada setiap yang kuucapkan, dengan cara, membongkar semuanya tentang kita pada mereka.” Kata Goro dengan terkikik-kikik, sengaja menggodaku agar aku menghentikannya, tapi sayangnya aku sama sekali tidak punya niatan untuk menghalanginya, aku tidak peduli kalau rahasia itu diketahui oleh Skrillex, Yazkiel, Hanallela, dan Tuan Garfiel. Aku tidak menjawab, hanya terdiam dengan menggigit bibir bawahku. “Baiklah, kalau kau memang mengizinkanku untuk mengatakannya pada mereka, tapi jangan salahkan aku, ya?” Setelah dengan gaya santainya, Rio berseru dan menjelaskan pada Yazkiel, serta ke semua orang yang hadir di aula, mengenai apa sebenarnya Rio dan diriku ini, dan beberapa menit menjelaskan, akhirnya semua orang mulai mengerti pada hal tersebut. “Jadi begitu, ya,” Skrillex tersenyum lebar mendengarnya. “Wah wah wah, kalian ternyata menarik sekali, ya? Aku yakin dengan ikatan itu, kalian bisa menjadi penyihir hebat di masa depan, bahkan mungkin bisa melampaui kami bertiga. Aku sebagai senior kalian, merasa bangga punya junior-junior hebat seperti kalian.” “Hmmmm? Apa aku salah dengar, ya?” Seketika Rio bersuara dengan gaya mengejeknya seperti biasa. Sepertinya dia ingin menyanggah perkataan yang dikatakan oleh Skrillex. “Bukannya sekarang kami sudah melampaui kalian, ya? Apa kau masih belum menyadarinya, Tuan Skrillex yang terhormat?” “Kau ini bicara apa, Rio? Jangan bergurau seperti itu, aku bisa menangis mendengarnya, loh.” Balas Skrillex dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, menganggap apa yang barusan Rio ucapkan adalah hal yang tidak masuk akal. “Aku memang percaya kalian bisa melampaui kami, tapi bukan di masa sekarang, tapi di masa depan, ketika kami sudah pensiun menjadi seorang penyihir.” “Kalau begitu, kenapa kalian tidak pensiun saja dari sekarang? Bukankah sudah jelas, ya? Kami telah melampaui kalian? Apa kalian masih belum menerimanya?” “TUTUP MULUTMU!” Jengkel pada segala ucapan yang Rio katakan, Yazkiel berteriak dengan sangat kencang, sampai suaranya menggema di aula. “Jaga sikapmu! Aku sudah menahannya dari tadi, tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi sekarang! Kau ini anak kurang ajar! Tidak punya etika! Hormati kami, karena kami adalah senior kalian di sini! Jika kau masih saja bersikap kurang ajar seperti itu pada kami, akan kubunuh kau di sini!” “Yazkiel, jangan gegabah. Kau tidak perlu berlebihan seperti itu, jika kau membunuh mereka, namamu akan tercoreng di dunia sihir, dan kau bisa dihukum oleh para petinggi.  Kau mau itu?” Hanallela bersuara, menyadarkan Yazkiel dari amarahnya yang meluap-luap pada Rio. “Aku juga sama marahnya sepertimu, tapi tidak perlu berlebihan seperti itu, lagipula, mereka hanya para pemula, terkadang ada beberapa pemula yang menganggap diri mereka lebih kuat dari senior-seniornya, tapi sudahlah, tidak perlu diseriuskan. Biarkan saja mereka dengan imajinasinya.” “Imajinasi, ya?” Rio terkekeh-kekeh mendengar apa yang diucapkan oleh Hanallela. “Jadi kau menganggap kalau ini hanya seorang penyihir pemula yang sedang berimajinasi, ya? Hahahahahaha! Menarik! Menarik sekali!” Hanallela sedikit tersinggung dengan omongan Rio. “Berhentilah memancing amarah teman-temanku, kau boleh saja mempermainkanku karena aku bisa mengendalikan amarahku, tapi aku khawatir dua temanku tidak bisa mengendalikan dan kau berakhir tewas di sini, Rio.” Ucap Hanallela dengan menaikan sebelah alisnya, melipat dua tangannya dengan santai dan menghela napas. “Hey, Rio, mengapa tidak kau lanjutkan saja pertarunganmu dengan Yazkiel? Bukankah pertarungan kalian masih belum berakhir? Ayolah? Lanjutkan, aku penasaran siapa yang akan babak belur di akhir pertarungan.” Setelah itu, Yazkiel kembali melanjutkan serangan brutalnya pada Rio, kini dia tidak lagi menggunakan kelelawar-kelelawarnya, tetapi dengan serangan fisik, dia melesat dan mendekat ke hadapan Rio dan mulai melancarkan pukulan-pukulan serta tendangan-tendangan mematikan. Selain itu, Yazkiel juga mengaktifkan sihir penembusannya, aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi saat Rio menyentuh badannya, tangannya malah menembus dan itu sangat menyeramkan. Rasanya seperti melihat Rio sedang bertarung dengan ilusi optik, sebab Yazkiel bisa menyerang Rio, sementara Rio tidak bisa menyentuh Yazkiel. Bukankah itu tidak adil? Pertarungan sengit itu terus berlanjut sampai akhirnya Rio tumbang ke lantai, dengan muka yang babak belur, aku langsung berlari mendekatinya dan memangku kepalanya di paha kakiku, sementara Yazkiel hanya berdiri dengan memandang tubuh Rio yang sudah sangat lemas. “Hey, menyingkirlah dari sana,” Tiba-tiba Yazkiel bersuara, memerintahkanku untuk menyingkir dari Rio, aku menoleh dan terkejut karena vampire itu sekarang sedang mencoba ingin menyerang Rio dengan sihir pamungkasnya. “Kau bisa terbunuh.” “YAZKIEL! BERHENTI!” Tuan Garfiel dan Hanallela berlari dan berteriak pada Yazkiel, sementara Skrillex hanya tersenyum tipis melihatnya. Aku melotot melihatnya, tidak tahu harus bagaimana saat Yazkiel akan menyerang Rio yang sedang tak sadarkan diri dengan sihir pamungkasnya, itu akan membunuh Rio dalam sekejap, dan jika Rio terbunuh, artinya aku juga mati. Aku benar-benar terdiam kaku di sana. Aku tidak bisa berpikir apa-apa sekarang, yang aku tahu hanyalah, sebentar lagi aku dan Rio akan mati di sini, dibunuh oleh Yazkiel yang mengamuk. Akibat perkataan Rio yang mengemukakan tentang rahasia kami, membuat semua orang yang ada di aula terheran dan penasaran pada hal tersebut. Bisa-bisanya Rio membongkar rahasia kami kepada Yazkiel dengan nada yang santai dan setengah bercanda, aku benar-benar kesal padanya sekarang, akibat dari ucapannya, suasana di aula jadi penuh tanda tanya yang dapat membuat orang-orang jadi haus akan penjelasan dari hal tersebut. Bahkan aku bisa melihat kalau Tuan Garfiel saat ini sedang dicecar oleh Skrillex dan Hanallela dengan berbagai pertanyaan mengenai hal itu, sementara Yazkiel menatap tajam ke muka Rio yang merupakan lawannya dengan meminta penjelasan pada apa yang diucapkan musuhnya barusan. Ah, tinggal menunggu waktu sampai semua orang akan bertanya padaku, aku bingung harus bagaimana sekarang, apakah aku jujur saja pada mereka dan menjelaskan tentang fenomena aneh mengenai Rio dan diriku? Atau aku tetap rahasiakan saja pada mereka dan mengatakan kalau Rio hanya sedang mempermainkan Yazkiel sehingga dia mengatakan hal-hal aneh semacam itu? Atau bisa juga aku menjelaskan kalau sebenarnya aku dan Rio adalah saudara sehingga tidak begitu aneh jika mengatakan bahwa darah kami memang merupakan bagian dari diri masing-masing? “Goro! Bisakah kau jelaskan pada mereka, mengenai hal itu? Aku muak melihat mereka semua jadi begitu penasaran pada kita? Menurutmu bagaimana, Goro?” Rio bertanya padaku dari posisinya dengan setengah berteriak, sementara aku menggertakkan gigi saking kesalnya pada sikapnya yang terkesan seenaknya padaku. “Atasi saja sendiri! Kau bertanggung jawab pada setiap yang kau ucapkan! Itu tidak ada hubungannya denganku!” balasku dengan berseru-seru pada Rio, sementara Yazkiel, Skrillex, Hanallela, dan Tuan Garfiel fokus memandangi perseteruan di antara kami. “Kau serius? Kau ingin aku yang mengatakannya pada mereka? Baiklah, dengan hati aku akan bertanggung jawab pada setiap yang kuucapkan, dengan cara, membongkar semuanya tentang kita pada mereka.” Kata Goro dengan terkikik-kikik, sengaja menggodaku agar aku menghentikannya, tapi sayangnya aku sama sekali tidak punya niatan untuk menghalanginya, aku tidak peduli kalau rahasia itu diketahui oleh Skrillex, Yazkiel, Hanallela, dan Tuan Garfiel. Aku tidak menjawab, hanya terdiam dengan menggigit bibir bawahku. “Baiklah, kalau kau memang mengizinkanku untuk mengatakannya pada mereka, tapi jangan salahkan aku, ya?” Setelah dengan gaya santainya, Rio berseru dan menjelaskan pada Yazkiel, serta ke semua orang yang hadir di aula, mengenai apa sebenarnya Rio dan diriku ini, dan beberapa menit menjelaskan, akhirnya semua orang mulai mengerti pada hal tersebut. “Jadi begitu, ya,” Skrillex tersenyum lebar mendengarnya. “Wah wah wah, kalian ternyata menarik sekali, ya? Aku yakin dengan ikatan itu, kalian bisa menjadi penyihir hebat di masa depan, bahkan mungkin bisa melampaui kami bertiga. Aku sebagai senior kalian, merasa bangga punya junior-junior hebat seperti kalian.” “Hmmmm? Apa aku salah dengar, ya?” Seketika Rio bersuara dengan gaya mengejeknya seperti biasa. Sepertinya dia ingin menyanggah perkataan yang dikatakan oleh Skrillex. “Bukannya sekarang kami sudah melampaui kalian, ya? Apa kau masih belum menyadarinya, Tuan Skrillex yang terhormat?” “Kau ini bicara apa, Rio? Jangan bergurau seperti itu, aku bisa menangis mendengarnya, loh.” Balas Skrillex dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, menganggap apa yang barusan Rio ucapkan adalah hal yang tidak masuk akal. “Aku memang percaya kalian bisa melampaui kami, tapi bukan di masa sekarang, tapi di masa depan, ketika kami sudah pensiun menjadi seorang penyihir.” “Kalau begitu, kenapa kalian tidak pensiun saja dari sekarang? Bukankah sudah jelas, ya? Kami telah melampaui kalian? Apa kalian masih belum menerimanya?” “TUTUP MULUTMU!” Jengkel pada segala ucapan yang Rio katakan, Yazkiel berteriak dengan sangat kencang, sampai suaranya menggema di aula. “Jaga sikapmu! Aku sudah menahannya dari tadi, tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi sekarang! Kau ini anak kurang ajar! Tidak punya etika! Hormati kami, karena kami adalah senior kalian di sini! Jika kau masih saja bersikap kurang ajar seperti itu pada kami, akan kubunuh kau di sini!” “Yazkiel, jangan gegabah. Kau tidak perlu berlebihan seperti itu, jika kau membunuh mereka, namamu akan tercoreng di dunia sihir, dan kau bisa dihukum oleh para petinggi.  Kau mau itu?” Hanallela bersuara, menyadarkan Yazkiel dari amarahnya yang meluap-luap pada Rio. “Aku juga sama marahnya sepertimu, tapi tidak perlu berlebihan seperti itu, lagipula, mereka hanya para pemula, terkadang ada beberapa pemula yang menganggap diri mereka lebih kuat dari senior-seniornya, tapi sudahlah, tidak perlu diseriuskan. Biarkan saja mereka dengan imajinasinya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD