Dua Puluh Sembilan

1127 Words

Matahari mengintip malu-malu, melalui celah gorden yang tersibak ditiup angin. Sepasang manusia yang baru saja mengesahkan pernikahan mereka semalaman membuat ke duanya merasa lelah. Brenda bangun, tersenyum malu. Tubuhnya terasa remuk. Namun, dia harus bangkit untuk kembali mandi dan menyiapkan sarapan. Tak ada alasan untuk bermalas-malasan di tempat tidur, pagi ini dia harus menjalankan kewajiban sebagai istri, salah satunya menyiapkan sarapan. Brenda tersenyum dengan pipi merona. Satu yang diketahui Brenda, Aryo adalah laki-laki tangguh yang tidak bisa dijelaskan. Dia begitu mahir menerbangkan Brenda ke atas awan dan memberi kenikmatan halal yang telah mereka cicipi. "Sudah bangun?" Aryo ikut terganggu dan membuka matanya. Selepas shalat subuh, mereka memutuskan untuk "tidur" kembal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD