Kalau masih punya harga diri, sebagai laki-laki harusnya Dikta merasa terhina dengan sikap dingin dan acuh tak acuh Nara kini. Senormalnya pasangan yang telah menerima saat dilamar, bukankah kelewatan Nara terang-terangan tidak mau mengenakan cincin dari Dikta? Bahkan, malah pakai cincin lain dan bilang, tidak suka model cincin lamaran itu yang terlalu jelek. Heran! kok Dikta tidak tersinggung? Yakin, kalau pria lain pasti langsung ngajak bubar. Tak hanya itu, Nara juga makin mencolok sekali jaga jarak. Dipikir pun tak masuk di nalar, ketika kecelakaan dia sama sekali tak mengabari Dikta. Bahkan, tunangannya mau menjenguk di rumah sakit juga tidak boleh. Padahal harusnya di saat sakit dan trauma seperti itu, kehadiran calon suami yang paling diharapkan. Nyatanya Nara malah sebaliknya. Yan

