Wedding day

1055 Words
**************** Sebuah taman pribadi milik kediaman Huntara Family yang luas dan didekorasi mewah dengan ribuan bunga, lampu kristal, dan arsitektur megah menjadi saksi bisu malam itu. Musik orkestra mengalun lembut. Tamu-tamu berdatangan dengan gaun dan tuksedo mewah. Kilatan kamera dari para fotografer dan reporter yang meliput acara tak pernah berhenti memotret setiap gerak-gerik semua yang ada di sana. Seorang Host berdiri di atas panggung dengan senyum lebar. Ia bersiap untuk memulai acara penting itu. "Selamat malam hadirin yang berbahagia! Malam ini kita berkumpul di tempat yang indah ini untuk merayakan cinta yang luar biasa antara dua insan yang luar biasa pula. Mari kita sambut dengan meriah, sang mempelai wanita Alexandra Sienna bersama sang ayahanda tercintanya, Bapak Johan Narendra!" seru Host dengan antusias. Tepuk tangan gemuruh. Sorotan lampu mengarah ke arah pintu masuk. Prosesi Pernikahan Di sesi prosesi pernikahan, musik berubah menjadi lebih sakral. Semua mata tertuju pada Sienna yang berjalan anggun didampingi Ayahnya menuju pelaminan. Di altar, Samuel menanti dengan senyum hangat di samping Penghulu. Setelah sampai, Ayah Sienna menyerahkan tangan Sienna kepada Samuel. "Samuel, saya titipkan putri kesayangan saya padamu. Jaga dia, cintai dia, dan bahagiakan dia selalu," ujar Ayah Sienna penuh pengharapan, namun juga tersirat peringatan. Pria paruh baya itu mengisyaratkan bahwa bila menantunya kelak menyakiti putrinya, dia tidak akan tinggal diam. Samuel menerima tangan Sienna dengan mantap. "Terima kasih, Ayah. Saya berjanji akan menjaga dan mencintai Sienna dengan versi terbaik saya," balas Samuel penuh keyakinan. Pria paruh baya itu pun mengangguk, lalu keduanya membalikkan badan menghadap ke pastor. Sang pastor memulai membacakan doa dan nasihat pernikahan dengan khidmat. Sienna dan Samuel mengucapkan janji pernikahan dengan tulus dan penuh emosi. Mereka bertukar cincin berlian yang berkilauan. "Dengan ini, saya nyatakan kalian sah menjadi suami dan istri. Silakan bertukar ciuman," ujar pastor itu sambil tersenyum kecil. Sienna dan Samuel berciuman mesra diiringi tepuk tangan dan sorak sorai para tamu. Resepsi dan Ucapan Selamat Setelah itu, masuk ke acara resepsi dan ucapan selamat. Musik kembali ceria. Sienna dan Samuel berjalan bergandengan tangan menyapa para tamu. Ayah dan Ibu Sienna serta Ayah dan Ibu Samuel menyambut para tamu dengan senyum bahagia. Salah satu sahabat dan sekaligus manajer Sienna, Luna, memeluk Sienna erat sambil menangis terharu. "Sienna, kamu terlihat sangat luar biasa. Aku turut berbahagia sekali," ujarnya penuh ceria. "Terima kasih, Luna. Kamu juga terlihat luar biasa," balas Sienna. Deva, yang berada tak jauh dari mereka, menepuk bahu Samuel. "Bro, akhirnya! Selamat, ya. Semoga langgeng dan bahagia selalu." "Terima kasih, Deva. Senang kamu bisa hadir," jawab Samuel. Host itu kembali mengambil alih mikrofon. "Selanjutnya, mari kita dengarkan kata sambutan dari Ayahanda dari mempelai wanita, Bapak..." Ayah Sienna memberikan pidato singkat yang menyentuh tentang kebahagiaannya melihat putrinya menikah. "Dan kini, mari kita dengarkan pidato dari mempelai pria, Bapak Samuel Edgar Huntara." Samuel memberikan pidato yang mengungkapkan cintanya kepada Sienna dan rasa terima kasihnya kepada semua yang hadir. Setelah itu, acara mulai masuk ke hiburan dan santap malam. Sebuah band ternama mulai memainkan lagu-lagu romantis. Para tamu menikmati hidangan mewah yang disajikan. Sienna dan Samuel berdansa dengan mesra di tengah lantai dansa. Semua mata tertuju pada kedua pengantin baru itu dengan pandangan kagum, bahagia, dan tak sedikit juga yang iri. Sesaat kemudian, langit dihiasi dengan kembang api yang spektakuler, mewarnai malam dengan cahaya yang indah. "Mari kita abadikan momen yang indah ini! Untuk Samuel dan Sienna, semoga cinta kalian terus bersinar seperti bintang-bintang di langit malam ini!" seru Host dengan semangat. Semua tamu bertepuk tangan dan bersorak gembira. Sienna dan Samuel saling menatap dengan senyum bahagia di wajah mereka. Setelah Pesta Mereka menyelesaikan acara hingga larut malam. Kedua mempelai memasuki kamar hotel miliknya setelah acara selesai. "Ahh... badanku rasanya sakit semua," keluh Sienna sambil merebahkan tubuhnya di kasur king size yang telah didekor sedemikian cantiknya. Dia tidak memedulikan dekorasi bunga-bunga indah di atas kasur yang sekarang sudah tak berbentuk lagi ditimpa badannya. Samuel hanya menatap perempuan yang baru saja beberapa jam yang lalu telah sah menjadi istrinya itu sebentar, kemudian pergi ke toilet untuk bersih-bersih. Tak ada apapun lagi setelah itu. Mereka berdua setelah membersihkan badan langsung tidur. Keduanya kelelahan, dan seolah kemesraan tadi hanyalah akting. Kini keduanya terkesan seperti orang asing. Tiga Bulan Kemudian Hari-hari pun terus saja berlalu. Samuel dan Sienna tinggal di apartemen mewah, hanya berdua. Tak ada asisten rumah dan semacamnya. Untuk urusan bersih-bersih, Samuel akan menyewa jasa cleaning service setiap satu minggu sekali karena mereka berdua sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan jarang sekali di rumah. Sekalinya di rumah pun, keduanya hanya akan tidur, mandi, bekerja, dan berhubungan badan selayaknya pasangan suami istri. Samuel selalu sibuk dengan laptopnya, sedangkan Sienna sibuk dengan ponselnya. Setelah bosan, dia akan pergi bersama teman-temannya. Samuel tak pernah memaksa Sienna untuk memberikannya nafkah batin; dia akan melakukannya kalau Sienna juga menginginkannya. Dan tepat tiga bulan kemudian, akhirnya Sienna dinyatakan positif hamil setelah dia pingsan saat menghadiri acara keluarga di kediaman utama Huntara. Semua keluarga tentu saja bahagia mendapatkan kabar itu. Sikap mereka yang tadinya biasa saja, kini jadi perhatian lebih pada Sienna, dan begitu juga dengan Samuel. Sikap pria itu berubah 180 derajat. Ia tidak lagi cuek, menjadi penuh perhatian, dan lebih peka terhadap keberadaan dan perasaan Sienna. Semua yang diinginkan Sienna selalu saja Samuel berikan dan lakukan, walau di luar prediksi BMKG. Contohnya seperti sekarang, dia sangat ingin makan lasagna di negara asalnya. "Ayo, lah! Ini anak kamu, lho, yang mau. Emangnya kamu mau nanti anak ini ileran? Kan nggak etis seorang keturunan Huntara ileran," rengek Sienna sambil bersandar di pundak Samuel yang lagi sibuk menatap ke arah laptop kesayangannya sedari tadi. Samuel akhirnya menoleh ke arah istrinya itu. Yang ditatap kini sedang mengeluarkan jurus andalannya, yaitu Puppy Eyes. "Kamu nggak lihat sekarang jam berapa?" Ujar Samuel sambil menunjuk ke arah jam di ponselnya yang kini menunjukkan pukul 20.00 WIB. "Ya sudah deh, kalau kamu nggak mau. Biar aja anaknya ileran. Bodo amat," kesal Sienna sambil beranjak menjauh dari suaminya itu dan merebahkan dirinya di atas kasur. Samuel hanya menghela napasnya pelan, lalu dia menutup laptopnya dan menyimpan di tempat biasa. Dia berjalan perlahan menghampiri sang istri yang tengah merajuk itu dan mencoba untuk membujuknya. "Ya sudah, ayo kita pergi. Sekarang bersiap gih," ujar Samuel sambil mengelus kepala Sienna. "Beneran?" tanyanya dengan raut wajah ceria, berbeda sekali dengan beberapa menit yang lalu. Samuel hanya mengangguk, lalu Sienna pun dengan semangat bangun dari kasur dan mengajak Samuel untuk packing. Tbc......
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD