PART 2

1468 Words
*** ~ 'Kau benar-benar p*****r tidak tau malu, Kay' 'Ku ingatkan sekali lagi, jangan pernah kau menampakkan tampang murahanmu itu di depanku lagi' "Haahhhhh" Kayla, ia kembali menghela napas panjangnya, ketika lagi-lagi ia mengingat kalimat yang begitu menyakiti hatinya. Kalimat yang dengan seketika menghancurkan hatinya dan perasaannya. Tak jarang Kayla mengingat akan masa lalunya, bukan karena ia tak bisa melupakan lalu ingin kembali. Tidak, bukan seperti itu artian sebenarnya. Hanya saja, Kayla seakan sangat sulit untuk melupakan. Bahkan ia pun sering bermimpi buruk tentang pria masalalunya. Kayla memang sudah lama tidak bertemu dengan pria itu, namun Kayla masih dapat mendengar kabarnya lewat wanita yang saat ini telah berstatus menjadi tunangan pria itu. Pria itu sudan bertunangan. Pria itu memang benar-benar sudah melupakannya. Dia sudah bahagia, sementara dirinya masih bertahan dalam rasa cintanya. Rasa yang semakin lama terasa semakin menyakitkan. Meski terluka, meski dia telah dicampakan, Kayla masih memiliki rasa yang sama untuknya. Kayla berusaha melupakan, namun ia selalu gagal dan mungkin saja sulit untuk berhasil. Bahkan Kayla sering kali mengingat ucapan terakhir pria masa lalunya yang begitu sangat melukai harga dirinya. Bahkan ia tak diberi kesempatan untuk sekedar menjelaskan. Hingga akhirnya Kayla memilih pasrah pada keadaan, bertepatan dengan itu perusahaan ayahnya mendadak bangkrut. Sampai ia memutuskan untuk pergi meninggalkan kota London dan menetap di tanah kelahiran ibunya, Jakarta Indonesia hingga saat ini. London, adalah kota yang begitu banyak menyimpan kenangan manisnya bersama pria yang sangat Kayla cintai. Pria satu-satunya yang Kayla inginkan. Disana, dimana saat mereka masih menjalin kasih, begitu banyak impian dan cita-cita keduanya yang ingin mereka gapai bersama. Dimana pria itu menunjukan keseriusannya. Pria itu ingin segera mempersuntingnya. Rasanya, Kayla begitu sangat bahagia, wanita itu seakan tak menginginkan apa pun lagi selain bersama pria yang sangat dicintainya. Pria yang selama bersamanya, dia selalu menjaga Kayla dengan sangat baik. Pria itu tak akan pernah membiarkannya terluka sedikit pun. Kayla dapat melihat cinta yang besar dimata prianya saat itu. Namun siapa sangka, jika pria itu tidak dapat mempercayainya. “Aku bisa menjelaskannya, Chell. Ini semua tidak seperti apa yang kau pikirkan,.” “Aku sudah melihatnya, Kay. Tak ada alasan untuk ku bisa kembali mempercayaimu. Kau memang penghianat. Kau memang w************n. Kau berjanji jika akan menjaganya untuk suamimu kelak, namun apa yang kau lakukan sekarang? Kau menjajakan tubuhmu pada banyak pria. Kau benar-benar menjijikan, Kayla. “Aku membencimu. Aku sangat membenci wanita p*****r seperti mu. Pergilah, karena aku tidak ingin melihat wajah murahanmu, Kay,.” “Kau benar-benar p*****r tidak tau malu, Kay” “Ku ingatkan sekali lagi, jangan pernah kau menampakkan tampang murahanmu itu di depanku lagi” Sekelebat bayangan masalalu sering kali menghampirinya di waktu tertentu. Dan hal itu seakan kembali membuatnya merasakan sakit diuluh hatinya. Kalimat pria yang sangat dicintai sungguh membuat Kayla tak lagi punya alas untuk tetap tinggal. . ... Beberapa saat kemudian, setelah Kayla menyelesaikan tugas yang diperintahkan oleh Tuannya,ia pun bersiap untuk segera membuatkan dua cangkir kopi untuk sang Tuan besarnya dan juga tamu pria itu. Yah, Daren memerintahkannya berbagaimacam tugas. Setelah pria itu tahu jika istrinya sudah kembali, Daren sempat merasa kesal dengan Kayla, namun berkat Khesya yang membantunya, Kayla bisa lolos dari amukan Tuannya, Daren. Kayla mengakui jika dirinya memang salah, ia membiarkan istri Tuannya pergi begitu saja, sementara Daren sudah berpesan kepadanya untuk menjaga Khesya yang pada saat itu menang masih terlelap. Namun beberapa saat setelah itu, Khesya keluar dengan raut yang nampak cemas. Wanita itu memohon kepada Kayla, agar bisa membantunya dan tidak mengabari Daren. Awalnya Kayla menolak, namun setelah mendengar penjelasan dari Khesya membuat Kayla mengiyahkan. Kayla bertanggung jawab atas Khesya yang memilih pulang tanpa sepengetahuan Daren. Kayla sudah dapat menebak jika Daren pasti akan sangat marah dengannya. Kayla hanya dapat berdoa dalam hati, semoga saja, Daren tidak memecatnya dan Kayla akan kehilangan pekerjaan satu-satunya. Namun syukurnya, Khesya telah membantunya, dan Kayla pun selamat dari amukan Daren. Daren sudah menjelaskan kepadanya jika akan ada tamu yang akan mengunjungi pria itu sebentar lagi, dan Kayla diperintahkan untuk membuat minuman untuk tamu Tuannya. ... Beberapa saat kemudian, kini Kayla sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan Boss-nya dengan nampan yang berisi dua cangkir kopi disana. Entah kenapa ia mendadak gugup, tak seperti biasanya jika ia hendak menyajikan minuman untuk tamu Boss-nya. Namun kali ini sangatlah berbeda. Apalagi degup jantung nya yang sangat tak bersahabat. 'Hahhhh, ayo Kay, jangan membiarkan Boss-mu menunggu lama' Ia terus berperang batin. Pada akhirnya ia pun mengetuk pintu ruangan tersebut. setelah ia dapat mendengar isyarat dari dalam pun ia menekan knop pintu itu dan mendorongnya pelan. Ceklek… "Permisi Tuan" Kayla melangkah pelan mendekat kearah Boss-nya yang sedang duduk di atas sofa khusus di sana dengan seorang pria yang duduk membelakangi Kayla. Kayla membungkuk dan menyajikan kopi yang ia bawa untuk Boss-nya dan tamunya tanpa ia melihat sedikit pun pada pria yang sudah menatapnya lekat. Kayla kembali menegakkan badannya hendak permisi. "Silakan diminum Tuan, Kalau begitu saya permisi " “Terimakasih, Kay,.” Ucap Daren Ia hendak pamit pada Boss-nya dengan senyum sopan dan sebagai tanda ia menghormati tamu Boss-nya, ia pun hendak menolehkan wajahnya hendak menatap pada pria yang sudah sejak tadi menatapnya lekat. Deg… Kayla mendadak kaku, degup jantung kian cepat, saat ini ia sudah berkeringat dingin dengan bibir yang kian memucat. dan itu tak lepas dari pengamatan sang Boss, Daren Margatama. "Apa kau baik-baik saja, Kay?" tanya Daren. Tanpa menoleh ke arah Boss-nya Kayla menjawab dengan gugup. "S-saya baik-baik s-aja Tuan, kalau begitu saya permisi" ucap Kayla sedikit terbata Setelah itu ia langsung membalikkan tubuhnya hendak melangkah menuju pintu keluar disana. Sungguh ia sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi ruang tersebut mendadak pengap. Ia sesak Ia mendudukkan b****g nya diatas kursi kerjanya, dengan lutut yang sudah melemas, jari jemarinya mendadak dingin, sementara keningnya penuh dengan keringat. sungguh ini diluar dugaan nya. 'Kenapa aku harus kembali bertemu dengannya?' batin Kay penuh sesal Dadanya sesak, matanya memerah, namun ia cepat-cepat mengusap sudut matanya yang berair. Ia tak ingin menarik perhatian siapapun dengan melihatnya menangis. ... Setelah beberapa saat, terdengar suara pintu terbuka dan disana terlihat Daren yang keluar bersama dengan pria yang sangat tidak Kayla harapkan kehadirannya Permasalahan dalam hidupnya sudah sangat pelik, entah akan bagaimana setelah pria itu kembali menemukannya. Namun Kayla berharap kalau pria itu enggan berurusan dengannya, maka itu akan jauh lebih baik menurut Kayla. Langkah kaki disana terdengar kian mendekat, Kayla mendongak dan seketika pandangannya bertemu dengan pandangan tajam pria itu. Ia susah menelan salivanya, ia mendadak tercekat, seakan ada sesuatu yang menghambat di tenggorokannya. "Kay, berkas yang aku minta tadi pagi, besok sudah harus siap" Ucap Daren mengingatkan "Baik Tuan" jawab Kayla senormal dan setenang mungkin. Sedangkan pria itu, ia masih betah dengan tatapan tajam nya. tatapan itu seakan menghunus jantung Kayla. Namun wanita itu mencoba untuk berpura-pura tidak peduli. Setelah dua pria tampan nan gagah itu menghilang dari pandangan Kayla, ia mendadak lega dan ia menarik botol air mineral nya disana lalu meneguk nya hingga tandas. . . … The Alexander's Corporation CEO Room's,. Seorang pria di sana masih betah dalam lamunannya, ia duduk di kursi kebesarannya, bersandar nyaman disana dengan wajah menghadap ke atas dan mata yang terpejam, tanda saat ini ia sedang memikirkan sesuatu. Sedang di depannya yang hanya berbatasan meja kerja pria itu, disana juga seorang pria sedang duduk menunggu perintah dari Tuannya. Namun ia enggan membuka suara, ia tahu tabiat Tuan-nya jika sudah seperti itu maka jangan coba-coba mengganggunya jika masih ingin melihat hari esok. Yah seperti itulah kira-kira Setelah beberapa saat dirasa cukup, ia membuka pejaman matanya dan membenarkan posisi duduknya menjadi tegak. ia menatap pria di depannya dengan pandangan tajam, seketika pria itu meneguk salivanya susah paya. "Jack, aku menginginkan informasi selengkap-lengkapnya" Ia menjeda kalimatnya, sedangkan pria yang dipanggil Jack itu masih diam mendengarkan tanpa berniat menyela sebelum selesai. "Besok pagi sudah harus ada di ruangan ku" masih dengan tatapan tajamnya "Aku tak menerima alasan apapun jika kau gagal" Glek... Seketika pria yang bernama Jack itu susah meneguk salivanya, namun ia akan berusaha mengerjakan dengan baik tugas dari Tuannya. Karena selama ini ia belum pernah sekali pun mengecewakan Tuannya. Apalagi urusan kali ini terlihat sangat penting sekali. Jadi ia tak boleh melakukan kesalahan sedikit pun, pikir pria itu. "Baik Tuan, besok pagi anda akan segera menerimanya" Marchell yang mendengar itu, ia mengangkat kedua sudut bibirnya untuk menciptakan senyuman tipis disana. Ia memang sangat mempercayai tangan kanannya ini, kinerja yang sangat luar biasa bahkan tak pernah mengecewakannya, pikir pria yang bernama Marchell itu Yah...Dia adalah Marchell Alexander's, CEO dari The Alexander's Corporation. Pria yang terkenal beringas dan kejam. Ia begitu sempurna, berwujud Malaikat namun berhati iblis. Begitulah gambaran dari orang-orang yang mengenalnya. Hahhhhh, sungguh mengerikan 'Sebentar lagi Baby, sebentar lagi kau akan kembali dalam genggaman ku' 'Akan aku pastikan kali ini, kau tak akan mampu untuk pergi' 'Bahkan, meskipun itu adalah keinginan mu sendiri' 'Kayla Angelina Smith, get ready' ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD