Beberapa hari kemudian
***
"Kemana aja sih kamu baru keliatan hidung mu" Mirna menoel lengan Asyifa.
"he..he...aku disuruh dosen buat praktikum di RS buat ambil sampel. Sorry ga sempat kasih kabar ke kalian." ucap Asyifa lesu sambil selonjoran di karpet kamar Anita.
"Oh ya Syif...sebulan lagi kita bakalan ke Semarang Lo. kita Praktikumnya disana. RS Kariadi dan lainnya." ucap Anita sambil ikut selonjoran.
"Berapa lama emang?" tanya Asyif
" yang Pasti 3 bulan, selebihnya belum ada pemberitahuan." jawab Mirna sambil nyemil keripik yang tadi mereka beli pas pulang dari kampus.
"Aku pikir kalian mau ambil praktikum dekat sini aja. Tau gitu aku bakalan daftar juga praktikum di Semarang" Asyifa mendengus kesal.
"Klo belum terlambat kenapa dirubah aja? Bisa kan bilang dulu ke dosen pembimbing." Asyifa memberi saran
"Belum brangkat juga, pasti masih deh!" imbuh Mirna dengan mulut masih penuh dengan keripik.
"Ah...tapi aku lebih milih RS disini karena kakak Koas kira ada disana." Asyifa menanggapi dengan lesu. Lagi mikir kayaknya pilih teman apa cemceman. He..he...
"Alah...sok sok an bingung! ya pasti milih kakak Koas lah kamu!" Seru Mirna dibarengi dengan tawa Anita.
"Kakak Koasnya pa kabar tuh...jangan jangan dah punya pacar lagi. Apalagi kalo dokter tuh ya biasanya sukanya sama dokter juga. Klo sama kita-kita gini mana level sih." Goda Anita. Tapi ternyata gak mempan tuh buat Asyifa. lantas dia langsung menjawab dengan matanya yang berbinar-binar.
"Kata siapa? kakak Koas ini tuh ramah gak jaim, aku dah punya nomor HP nya. Ha..ha..."
"Alah...tadi sok lemes aja tau nya dah maju selangkah nih."
"Ya iyalah...kesempatan gak boleh terlewat gitu aja." Asyifa bersemangat. " Tapi selama tiga bulan jadi sepi dong hidup aku gak ada kalian."
Yang benar saja, dasar Asyifa. Anita dan Mirna pun melengos sambil mencebik. Mana ada juga hidup dia sepi. Palingan juga dia bakal video call sambil teriak-teriak.
Meski Asyifa lebih dekat dengan Anita itu tidak membuat jarak pertemanan mereka dengan Mirna. Memang Asyifa akan curhat mengenai apapun pada Anita begitu juga sebaliknya. Tapi karena Anita dan Mirna satu kelas lagipula satu kos juga itulah yang membuat intensitas pertemuan Anita dan Mirna lebih banyak ketimbang dengan Asyifa.
Akhir-akhir ini mereka memang sama-sama disibukkan dengan praktikum. Maklumlah semua jurusan kesehatan pasti akan ada praktikum bersama di RS yang bekerjasama dengan kampus mereka ditahun terakhir masa kuliah. Masa kuliah yang penuh belum lagi praktikum baik di laboratorium kampus maupun Rumah Sakit menjadikan mereka yang di jurusan kesehatan tidak bisa mengambil semester pendek.
Hal harus dilalui lagi adalah praktikum Profesi, jika perawat maka akan ada praktikum Ners. Jika dokter akan ada praktikum Koas. begitu juga dengan analis dan kebidanan. Selain ini masih a da banyak lagi Uji kompetensi untuk profesi mereka sampai mereka mendapatkan sertifikat untuk praktek profesi.
Perjalanan yang panjang bukan sebelum mereka benar-benar menjadi profesi yang mereka inginkan itu. Yah...itulah perjuangan belajar di jurusan kesehatan. Banyak suka duka tapi mungkin akan setimpal dengan rasa lega saat keseluruhan proses pembelajaran itu selesai dan mereka menjalani sumpah jabatan.
Sama seperti Yoshi yang saat ini sudah selesai dan dinyatakan lulus ujian praktikum sebelum masuk ke Rumah Sakit untuk menjalani masa Koas. Dan itu artinya 2 hari lagi dia akan berangkat ke Semarang seperti jadwal yang telah ditetapkan kampus.
Yoshi tersenyum lega sambil melangkahkan kakinya menuju balkon lantai tiga. Dia berharap bisa melihat seseorang yang dicarinya. Yoshi sudah berencana akan menemui perempuan itu sebelum berangkat ke Semarang.
sampai didepan pintu lantai tiga dia bertemu dengan Adrian Koas juga hanya saja dia memilih Koas di Solo. Adrian merupakan teman baik Yoshi sekaligus Ketua BEM Fakultas kesehatan yang saat ini sudah berganti kepemimpinan.
"Yos...mau kemana kamu?" tanya Adrian saat melewati pintu masuk.
"Cari angin disitu" jawab Yoshi sambil menunjuk arah balkon. Adrian pun mengikutinya.
Sampai di balkon Yoshi bersandar sambil melihat kearah seberang. Beberapa saat tanpa memperdulikan Adrian yang sedang mengoceh di sebelah. Yoshi baru tersadar setelah Adrian memukul lengannya dengan buku tebal.
"Lihatin apa sih?" Adrian mencoba melihat kearah seberang tempat yang diperhatikan Yoshi tadi. Adrian melihat segerombolan mahasiswa keperawatan yang sedang berbincang disana.
"Ehm....yang mana yang lagi kamu lihatin?"
"Em...dia ga ada disana."
"Masa sih...tapi kenapa sampai ga berkedip kayak gitu?"
"Ah...eh...ya lagi nyari aja dia dimana" Yoshi berusaha mengalihkan pandangannya dari sosok Anita yang ada diseberang sana.
Belum saatnya memberitahu Adrian soal ini. Dia tidak mau Adrian nanti jadi godain dia terus. Karena memang Yoshi sebelumnya tidak tertarik dengan perempuan hanya buku saja yang terus dipantengin.
"Kalau aku sih diantara mereka ada satu yang kenal, pengen sih lebih dekat tapi sepertinya dia sulit didekati." Adrian tersenyum saat menangkap sosok Anita ada diantara mahasiswa itu. Dulu saat sama-sama aktif di BEM Fakultas dia sering mengajak Anita ngobrol tapi karena ditanggapi dengan dingin jiwa playboy Adrian tak mampu menembus Anita.
Yoshi sejenak menebak"apakah Anita?" karena Yoshi memang dulu memang sering melihat mereka sering membahas kegiatan BEM dengan Anita. Semoga bukan Anita. Yoshi berdoa dalam hati.